21 | Kapan Berubah?✔️

51.6K 3.5K 29
                                    

Prang!

Vas seharga puluhan juta itu hancur berkeping-keping oleh tangan Arthur yang melemparkannya, ia lempar Vas itu dengan perasaan kesal. Sungguh saat ini Arthur benar-benar di buat kesal dan kesabaran nya tentu sudah habis.

Anna yang merasa dirinya lah yang di salahkan ia menangis di tempat, papanya jika sudah marah menjadi seperti monster di hadapan nya. Bagaimana Arthur bisa marah?

Tubuhnya bergetar ketakutan, Anna terduduk di lantai dengan tangan yang memeluk lutut serta kepala yang ia sembunyikan di lututnya.

"Kapan kamu akan berubah Brianna! Sudah papa peringatkan bukan untuk kamu berubah bagaimana pun caranya? Papa capek juga kalau harus memarahi bahkan membentak kamu untuk kesekian kalinya!" bentak Arthur membuat Anna menangis.

"ARTHUR!"

Pada akhirnya Agatha lah yang berteriak marah dengan semua yang ia lihat malam hari ini Arthur kembali membentak Anna dan ini bukan yang pertama kalinya, bukan masalah vas yang berharga ratusan juta namun sifat monster yang Arthur perlihatkan di depan anak-anak.

"Cukup Arthur... Kamu hanya perlu negur dan bimbing Anna lagi sampai Anna bisa menyelesaikan semuanya, jangan karena nilai kamu jadi marahin bahkan sampai lempar vas sembarangan. Liat gak Anna sampe takut banget dan gemeter kamu gituin? Jangan bisanya cuma bentak tanpa bimbing!" Arthur terdiam di tempatnya.

"Oke aku ngerti mungkin ini emang sifat kamu yang susah banget buat di rubah, coba deh kamu liat lagi dari kamu nya sendiri kamu aja bisa tuh sifat susah untuk di rubah begitupun juga Anna, jangan apapun kamu salahin ke kemampuan mungkin aja kan kemampuan Anna gak di atas rata-rata kaya kamu."

"Mungkin aja kemampuan Anna dapet dari mamanya."

"Liat Rey dia pintar di akademik namun ia tidak pandai dalam hal olahraga bola, tapi dia terus berusaha sampai sekarang bisa jadi ketua tim basket! Anna sama, Anna pandai dalam Melukis dan menyanyi namun kurang dalam Akademik, kalau kamu bisa bimbing bisa bantu Anna dalam hal belajar, Anna bisa berubah bahkan bisa unggul! Semua orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing jangan sampai kamu liat orang dari kekurangan nya aja."

"Aku tanya deh kamu pernah gak hormatin prestasi Anna? Dari menyanyi dan melukis? Pernah gak?" tanya Agatha yang berada di hadapan Arthur. Agatha benar-benar mengomel sekarang ia tidak membiarkan siapapun menyela ucapan nya.

"Bawa Anna sama Storm ke kamar ya bi, jangan di tinggalin biar Rey di sini sama Atha." ujar Agatha mendapat anggukan dari Marisa.

"Pernah gak Arthur?" tanya Agatha sedikit sinis. Arthur menggeleng.

Benar dugaan nya Arthur tidak menghargai dari sisi positifnya ia menilai seseorang dari kekurangan nya saja, wajar memang namun ini sudah keterlaluan Agatha harus turun tangan menyelesaikan masalah yang tidak ringan ini.

"Bunda minta maaf sama kamu bang kalo bunda nyakitin hati abang karena ucapan bunda yang mungkin keterlaluan." Rey mengangguk sementara Arthur terdiam di tempatnya. Benar apa yang di katakan Agatha, ia sadar bahwa tindakan nya ini salah.

"Terus pikirkan apa kesalahan kamu tadi, dengan membentak Anna dan marah sampai banting segala barang itu sama artinya dengan menorehkan luka baru pada hati Anna, pikirkan dari pandangan Anna."

"Aku hukum kamu, Arthur."

"Belum lagi Anna masih banyak luka di hatinya yang belum juga sembuh." runtuh sudah pertahanan Agatha agar tidak menangis, ibu hamil memang berubah mood.

"Tha." sela Arthur dan Agatha mengangkat tangan nya untuk Arthur diam.

"Awww shh." lirih Agatha menahan sakit pada perutnya membuat Arthur dan Rey panik seketika.

BUNDA ATHA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora