0.36

1.6K 221 38
                                    

Satu minggu berlalu terasa lambat bagi seorang Kim Yewon. Menjalani aktifitas sebagai seorang pelajar dengan tidak bersemangat. Yewon bukan murid pemalas, jika bukan karna Sowon mungkin Yewon akan lebih memilih bolos sekolah.

Jika tidak memiliki kesibukan Sowon akan mengantar dan menjemput Yewon sekolah. Seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.  Dan sudah satu minggu ini Yewon di antar jemput oleh Sowon.

Yewon menghentikan langkahnya tepat di sebelah bangku yang biasa di tempati saudarinya. Bangku itu kosong sejak satu minggu lalu. Yewon menghela nafas. Hari di mana ia mendapat kabar tentang saudarinya yang kembali mengalami serangan asma berat, tak pernah terbayangkan olehnya jika penyakit yang kebanyakan orang menganggapnya sepele justru hampir merenggut nyawa saudarinya.

Hingga hari ini saudarinya itu belum bisa melakukan aktifitas seperti biasa.

Yeri di larikan ke rumah sakit karna asma yang di deritanya kambuh. Dokter mengatakan jika serangan asma yang Yeri alami cukup berat. Bahkan gadis itu sempat di pindahkan ke ruang ICU karna kondisinya kritis. Ini kali kedua setelah sebelumnya Yeri pernah mengalami hal yang sama.

Keadaan itu tentu membuat semua anggota keluarga Kim cemas. Yeri sempat mengalami gagal nafas dan membuat seluruh tim medis kalang kabut di buatnya. Taeyeon yang mendengar kabar itu pun sempat tak sadarkan diri, membuat Jennie hilang kendali dan memaksa masuk ke ruang tindakan dimana Yeri mendapat penanganan. Irene yang notabenenya orang paling tenang di antara yang lain, justru ia menangis histeris melihat sang adik menerima kompresi dada berkali-kali untuk mengembalikan detak jantungnya.

Kondisi yang mengerikan bagi keluarga Kim. Ketakutan jelas hinggap di hati mereka. Sewaktu-waktu kondisi Yeri bisa lebih buruk. Jika begini, mereka semua akan merasa gagal karna tak bisa menjaga bungsu Kim dengan baik.

Selama beberapa hari hanya Yewon yang tetap aktif bersekolah. Jennie memilih meliburkan diri selama Yeri berada di rumah sakit. Gadis itu tak peduli jika akan tertinggal banyak pelajaran. Toh sekolah itu milik keluarganya.

"Yewon, pulang sekolah nanti kita jenguk Yeri ya."

Seorang pria berlesung pipi, pria yang tak lain adalah kekasih Yewon. Jaehyun baru saja datang.

Yewon menatap sejenak pria tampan di hadapannya. Ia pernah sekali mengajak Jaehyun menjenguk Yeri. Hari berikutnya justru Jaehyun yang sering mengajak Yewon untuk datang ke rumah sakit. Padahal tanpa di minta pun Yewon selalu datang ke rumah sakit untuk menemani Yeri.

Jaehyun dan Yeri memang berteman dekat, bahkan mungkin mereka sudah kenal lebih dulu sebelum Yewon mengenal Jaehyun. Mengingat keduanya sama-sama tergolong dari keluarga menengah atas sejak dulu.

Yewon hanya mengangguk menjawab pertanyaan Jaehyun. Keduanya masih menjalin hubungan hingga hari ini. Jaehyun pria yang baik. Meski Yewon pernah menolaknya namun Jaehyun tidak pantang menyerah. Itulah alasan Yewon akhirnya menerima Jaehyun.

Yewon berjalan menuju bangkunya di ikuti Jaehyun. Pria itu memang senang mengikutinya. Bahkan sebelum mereka berpacaran, hobi Jaehyun adalah mengikuti Yewon kemana pun.

"Bagaimana keadaan Yeri sekarang?" tanya Jaehyun seraya menarik kursi lalu duduk di hadapan Yewon.

"Sudah lebih baik dari kemarin, tapi Dokter belum mengizinkannya untuk pulang."

Jaehyun hanya mengangguk.
"Yewon, aku baru tau jika penyakitnya bisa separah itu. Semoga dia baik-baik saja."

Keduanya kembali melanjutkan obrolan hingga bel masuk berbunyi. Entah apakah hanya perasaan Yewon saja, Jaehyun terlihat lebih antusias saat bertemu Yeri.

......

Irene dengan lembut mengusap dada adik bungsunya. Sejak tadi adiknya mengeluh sakit di bagian dada. Irene memaklumi hal itu. Akibat dari tindakan kompresi dada membuat dua tulang rusuk Yeri retak. Sesekali Yeri meringis saat ia tak mampu menahan rasa sakitnya.

HATEWhere stories live. Discover now