0.47

1.8K 238 16
                                    

Hari kelulusan tentu menjadi hari yang di nantikan banyak siswa-siswi sekolah, termasuk sekolah bergengsi JakArt High School. Jennie terlihat duduk di deretan kursi yang sudah di sediakan khusus untuk kelas 12. Meski pengumuman kelulusan sudah di beritahukan sejak kemarin, namun Jennie tetap gugup. Ia tentu menantikan pengumuman siapa saja murid terbaik dari angkatannya. Jennie termasuk murid yang selalu masuk lima besar di kelas.

"Aku akan menuruti semua permintaan Kakak jika Kakak bisa mengalahkan peringkatku."

Jennie mengingatnya, ia bertekad untuk lulus dengan nilai terbaik. Semua demi Yewon. Adiknya ingin melihatnya lulus dengan nilai memuaskan.

Jika aku mendapat nilai terbaik, kau harus menepati janjimu Kim Yewon.

Jennie menatap sekeliling, di deretan bangku khusus tamu undangan, di sana ia bisa melihat kedua orang tua juga kakaknya. Sang Ibu tampak melambai tangan padanya. Jennie membalas dengan senyuman. Acara pembukaan sudah berlangsung sejak tadi. Jennie juga melihat penampilan adik bungsunya yang ikut mengisi acara kelulusan angkatannya.

Dalam hati ia cukup bersyukur, anggota keluarganya hadir di acara kelulusannya. Meski hatinya merasa kurang. Jauh sebelum acara kelulusan di gelar, Jennie berharap keajaiban datang menghampirinya. Ia ingin Yewon datang dan menyaksikannya berdiri di atas panggung dengan piagam penghargaan sebagai salah satu murid terbaik.

Sayangnya harapannya itu adalah hal yang mustahil terjadi.

Sudah satu tahun berjalan, hingga dirinya yang sebentar lagi akan memasuki bangku kuliah, Jennie tak kunjung mendapat kabar apapun tentang Yewon. Semua seolah menghilang begitu saja. Kedua orang tuanya juga tak pernah membahas mengenai Yewon.

Atau kedua orang tuanya memang sengaja menyembunyikan kondisi Yewon?

Jennie juga tidak pernah bertanya. Yang ia tau, Yewon pergi bersama adik Ibu kandungnya untuk berobat.

Rasa takut juga cemas seolah terus menghantui setiap langkahnya. Satu tahun tanpa kabar Yewon. Jika ia egois, mungkin ia akan meninggalkan sekolahnya dan memilih menyusul Yewon. Ia ingin menemani setiap perjuangan adiknya melawan kanker.

Tapi lagi-lagi ia tak bisa melakukannya. Yewon tak akan membiarkannya melakukan hal itu.

"Kau gugup?"

Ia menoleh pada seseorang yang duduk di sebelahnya. Jennie tampak mengangguk menjawab pertanyaan teman prianya itu.

"Apa keluargamu datang?" tanya pria itu kembali. Dan Jennie kembali mengangguk menjawab pertanyaannya.

"Wahh kau beruntung sekali, tidak seperti aku."

"Memangnya keluargamu tidak datang?" Jennie balik bertanya pada Taehyung, teman satu angkatannya.

"Mereka sibuk, tidak akan ada waktu untukku."

Sepertinya mulai sekarang Jennie harus lebih banyak bersyukur. Masih ada yang lebih menyedihkan darinya.

Satu persatu nama di sebutkan. Tiba gilirannya, Jennie beranjak dari duduknya untuk naik ke atas panggung. Kegugupannya terbayar dengan hasil nilai memuaskan yang ia peroleh. Berdiri di jajaran murid-murid dengan nilai terbaik, keluarganya tentu bangga padanya. Dari atas panggung ia melihat kedua orang tua, kakak, dan adiknya tersenyum padanya. Ia juga bisa mendengar teriakan Yeri yang tidak berhenti menyerukan namanya.

"Kerja bagus Kim Jennie."

Jisoo yang berdiri di sebelah Jennie tampak mengacungkan jempol padanya.

"Kerja bagus juga Kim Jisoo."

Keduanya lalu tertawa bersama.

......

HATEWhere stories live. Discover now