Part-16

11.5K 1.2K 917
                                    

Freya terdiam akibat sentakan Fino. Sebelum akhirnya dia tersenyum tipis. Entah apa maksud dari senyuman itu.

Sementara Fino tengah berusaha mengontrol diri untuk tidak melampiaskan amarahnya pada Freya. Laki-laki itu tidak mau hubungan akan merenggang karena ulah nya.

"Kalo aku balikin pertanyaan kamu gimana?"

"Maksudnya?" kata Fino balik

Freya mendengus geli, "iya,kalo aku bilang capek kamu percaya? Jujur aku bahkan jauh lebih capek dari kamu kak"

"Aku capek maafin kamu setiap buat kesalahan. Lalu ujung-ujungnya,aku yang mengalah. Aku juga yang berusaha tenang di saat kamu marah. Aku selalu ngertiin itu. Apa itu masih kurang kak?"

Fino tergelak sembari menundukkan kepalanya. Seketika dia merasa bersalah atas ucapannya. Sebab omongan Freya selalu bisa membuatnya bungkam.

"Jawab kak! Apa itu masih kurang? Kalo iya aku harus gimana? Bilang sama aku. Biar aku semakin ngertiin kamu"

Untuk kali ini Freya masih bisa berbicara menggunakan nada lembut. Dia hanya ingin menghadapi kesalahan Fino dengan kalem. Bukan dengan emosi.

"Ok fine aku emang salah. Tapi disini kamu juga salah. Setidaknya kamu juga minta maaf!" balas Fino enggan di salahkan

"Dimana letak kesalahan aku?" tanya Freya heran

"Jangan lari-lari Tha! Udah berapa kali aku bilang. Kamu lagi hamil anak kita. Tolong jangan buat dia dalam bahaya bisa?!"

"Aku tahu mana yang baik buat anak kita. Jadi berhenti bersikap seolah aku yang salah! Padahal udah jelas penyebab aku kayak gini karena kamu!!" balas Freya mulai tersulut emosi

"Dan nyatanya kamu hampir nyelakain anak kita!!" Fino menendang kursi di samping menyalurkan emosinya. Hingga Freya tersentak kaget lalu memejamkan mata.

"Aku juga udah minta maaf Tha! Dasarnya kamu aja yang sok gak mau maafin. Dan aku juga gak sadar waktu itu karena aku cemburu liat kamu meluk Devan!!" sambung Fino membuat Freya tersenyum kecut

Sedetik kemudian Fino berteriak frustasi. Tanpa sadar memukul tembok di belakangnya. Nafas laki-laki itu naik turun pertanda dirinya benar-benar emosi.

"Keluar! Aku mau sendiri" usir Freya mutlak

"Gak ada yang keluar! Kita selesain ini sampai selesai"

"Kita sama-sama lagi emosi mending jangan sekarang. Aku takut--"

"TERUS KAPAN HAH? DISINI AKU CUMA MAU MAAF DARI KAMU,THA!" bentak Fino dengan kilatan mata penuh amarah

Freya geleng-geleng kepala hingga terkejut akan bentakan suaminya. Jujur dia takut melihat kilatan mata Fino.

"Aku tahu aku salah. Dan aku juga udah minta maaf. Hanya memberi kata maaf Tha! Apa sesulit itu hah?!"

Freya berusaha menahan air mata untuk tidak turun. Sekuat tenaga dia membuang rasa takutnya demi membalas omongan Fino.

"Terus mau kakak apa sekarang?" tanya Freya bergetar sembari memegang perutnya

"Maafin aku dan lupain masalah ini! Anggap aja kejadian tadi gak pernah terjadi"

"Kalo aku enggak mau gimana?"

Fino mulai tersulut emosi kembali, "jangan pancing emosi aku,Tha. Cukup lupain masalah ini dan hubungan kita kembali membaik!"

"Ck aku tetep gak mau maafin kamu. Karena aku kecewa punya suami brengsek kayak kamu!!" desis Freya tak main-main

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang