Part-19

10.1K 1.1K 1.7K
                                    

Freya duduk di sofa sembari meremas ujung dress yang di pakai. Perasaannya tengah di landa bingung dengan keputusan sang ayah.

Danu,selaku ayah Freya menyuruh wanita itu menandatangani surat cerainya dengan Fino. Belum lagi aura intimidasi dari sang ayah membuatnya sedikit takut sekaligus bimbang.

Oh ya,Freya sedang berkumpul bersama keluarganya di ruang tamu. Membahas perceraiannya dengan Fino. Yang sangat di harapkan oleh keluarga Freya. Mereka hanya mau yang terbaik buat Freya.

"Rere butuh waktu yah" cicit Freya menundukkan kepalanya

"Ayah tahu Rere cinta sama Fino. Tapi ayah lakuin ini biar Fino enggak nyakitin Rere lagi. Ayah cuma gak mau Rere terluka lagi gara-gara dia" ujar Danu tegas

Sita mengangguk singkat, "bunda setuju sama ayah. Lebik baik Rere lepasin Fino daripada Rere bertahan dengan laki-laki brengsek kayak dia!"

"Kasih Rere waktu buat ambil keputusan" kata Freya pelan

"Ok kalo itu mau Rere. Ayah kasih waktu tiga hari"

Freya seketika memandang sang ayah, "ayah s-serius?"

Danu manggut-manggut, "ayah harap Rere bisa ambil keputusan terbaiknya. Ayah hanya ingin Rere bahagia kedepannya"

Freya berlari memeluk sang ayah. Danu mengulum senyum mendekap erat tubuh putrinya. Sesekali mencium pucuk kepala Freya.

"Ayah sayang banget sama Rere. Sampai kapanpun ayah gak rela ada yang nyakitin putri kesayangan ayah" tutur Danu lembut

"Rere juga sayang sama ayah. Makasih udah jadi ayah terbaik buat Rere" balas Freya berkaca-kaca.

Sita tersenyum bahagia melihat kedekatan suami dan putrinya. Sebuah momen yang sangat jarang terjadi. Mengingat betapa sibuknya Danu mengenai pekerjaannya.

Di mata Sita dan Danu,Freya tetap putri kecil mereka. Tak peduli mau sedewasa apapun Freya. Keduanya sangat menyayangi Freya melebihi apapun. Begitu juga dengan Bagas.

"Udah mellow nya. Mending kita happy-happy aja. Gak enak banget suasana mellow kayak gini" celetuk Bagas sedikit kesal

Danu sontak melepas pelukan putrinya. Pria paruh baya itu menoleh pada putra bungsu nya. Yang jika di liat seperti sedang kesal.

"Bilang aja kamu iri sama mbak kamu Gas. Hayo ngaku?" ledek Danu mengerlingkan matanya pada Bagas

"Mana ada. Bagas cuma--bodo amat ayah nyebelin" sungut Bagas beranjak pergi dari ruang tamu. Meninggalkan Danu,Sita dan Freya yang menertawakan tingkahnya.

"Dasar anak muda" cibir Sita geleng-geleng kepala

"Biarin bun. Dia begitu karena lagi marahan sama pacarnya" timpal Freya

Danu mengernyit dahi, "adek kamu punya pacar emangnya?"

"Ya punya dong yah. Putramu tampan begitu siapa coba cewek yang gak suka sama dia" jawab Sita menyahut

"Nah dengerin tuh yah. Jadi jangan kaget kalo nanti ayah punya calon mantu lagi" sambung Freya terkikik geli

"Lah iya. Kayaknya ayah bentar lagi punya besan baru" kekeh Danu

"Om tan"

Panggilan lembut milik Arya mengalihkan perhatian Danu,Sita dan Freya. Arya datang dengan sekantong plastik hitam berisikan rujak pesanan Freya. Biasa bumil satu itu tengah ngidam.

"Udah datang bang. Dapet rujaknya?" tanya Freya antusias melihat isi kantong plastik tersebut. Arya mengangguk, "dapet dong. Sana cobain ke buru ngiler nanti"

Fino:After MarriageWhere stories live. Discover now