12- serangan ghaib

42 10 16
                                    

"menghindar!" Seru Bella.

Semuanya pun menghindari serangan dari makhluk halus yang muncul di rooftoop tersebut tetapi salah satu dari mereka terluka.

"Sshshh, sakit weh! Si hantu nyerang kagak main main rupanya." Ujar Akai meringis memegang lengan bajunya yang robek dan meninggalkan bekas sayatan di lengannya sambil mengomel sendiri mengutuk makhluk halus yang menyerangnya.

"Lebih baik kamu fokus daripada ngomel ngomel gak jelas gitu, ntu hantu kagak bakal peduliin omongan kamu juga." Ucap Ica, menarik tangan Akai untuk membantunya berdiri.

"Iya iya." Akai yang ditimpali oleh Ica tadi hanya membalas dengan cemberut dan menerima uluran tangan Ica.

"Fokus weh! Kek nya hantu nya merasa terganggu karena kita bermain tadi." Tegur Shifa sambil berjaga jaga dan pergi menuju suatu tempat.

"Ini juga gara gara kalian bertiga! Coba aja kalian enggak ngusulin rencana kek ginian pastinya gak bakal kek gini tau!" Ucap Hida kesal.

"Eh enak aja, ini tuh supaya misteri yang kita telusuri selama ini itu jadi gampang terungkap tau." Ujar Bella, membela dirinya dan yang lain tak terima.

"Ini bukan terungkap! Tapi terjebak bel! Sekarang caranya kita dapat informasi dari para hantu ini dan ngembali kan hantu ini ke alamnya gimana? Kamu ada caranya emang?"

"Kita pikirkan itu belakangan aja, yang penting hantu ini harus kita tenangin dulu Hida!"

"Tapi gimana caranya ha!? Tanggung jawab situ!"

"Kau ini kenapa sih jadi menyalahkan aku? Mau tawuran ha!?"

"Ayok! Siapa takut!"

Suasana tambah memanas dengan Hida dan Bella yang mulai berkelahi dan mengabaikan rencana mereka yang ingin mereka lakukan saat berada di rooftoop tadi.

Para makhluk halus juga saling melancarkan serangan menambah kesan pertarungan yang mencekam dan menegangkan.

Ica dan Akai kalang kabut melihat sekeliling nya yang mulai kacau bahkan menimbulkan suara yang sangat berisik sehingga bisa saja membangunkan orang yang sedang tidur.

Lengan kanan Akai masih terasa perih dan angin malam yang terus berhembus menambah rasa ngilu di lukanya yang belum di obati.

Ica melihat sekeliling mencoba mencari celah untuk menghentikan pertarungan dan berjaga jaga jika ada siswa atau guru asrama yang terbangun dari tidurnya.

Ica baru menyadari setelah melihat sekelilingnya bahwa ia tidak melihat Shifa sama sekali, padahal anak itu beberapa menit yang lalu baru saja memberi peringatan kepada mereka semua untuk fokus.

Tapi sekarang Shifa malah tidak ada di sekeliling rooftoop, mencoba ingin menghentikan perkelahian yang mulai mengganas tersebut tapi ia urungkan niatnya saat mendengar suara orang yang sangat familiar di telinganya.

"HIDA! BELLA! BERHENTI BERKELAHI!"

DUK

DUK

"Getokan" benda besi yang mendarat di kepala Hida dan Bella itu berhasil menumbuhkan es krim mangkuk yang kembang kempis seperti balon yang ditiup ditambah toping merah menyala seperti lampu kelap kelip.

"Kalian kenapa kelahi ha!? Ini tuh situasi nya lagi genting! Hida! Kamu kenapa gak bisa berpikir dewasa dan memikirkan rencana untuk menghentikan perkelahian makhluk halus itu!? Bella juga! Kenapa malah ngajak Hida kelahi lagi! Kalian mau ku 'getok' lagi ha!?"

Omelan tanpa titik koma dan seperti seorang rapper yang mereka dapatkan dari Shifa itu hanya Hida dan Bella dengarkan.

Hida dan Bella terus menunduk dan tak berani mendongak kan kepalanya jika Shifa sudah mulai marah ala ala emak rempong seperti ini.

Mysterious Boarding School✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang