Survei pt2

445 38 7
                                    

Setelah melanjutkan perjalanan selama 15 menit lamanya, akhirnya mereka semua sampai di gapura pedesaan. Mereka semua menghembuskan nafas lega karena sebentar lagi akan melepas penat.

Ternyata benar, setelah melewati area persawahan yang membentang luas, tak lama mereka sampai di depan sebuah rumah dengan plang "Kepala Desa Bpk. Wicaksono".

Mereka semua menghentikan mesin motor dan mulai melangkah mendekati pintu rumah yang telah terbuka lebar. Disambut senyum hangat, Pak Kades bersama istrinya keluar dengan banyak makanan dan minuman.

"Selamat Datang di Dusun kami," ucap Pak Kades ramah.

Yang lain mengangguk senang. Akhirnya pembimbingpun mengenalkan KomPol kepada Pak Kades. Beliau menitipkan KomPol selama 40 hari untuk KKN di dusun ini.

Pak Kades yang memang sudah tau maksud kedatangan mereka, hanya tersenyum senang.

"Saya punya 3 anak. Anak pertama dan kedua laki-laki. Sementara anak ketiga perempuan. Anak pertama saya merantau ke Jakarta, merintis karir. Anak kedua saya seorang petani, tapi dia juga sedang menjalankan bisnisnya. Anak ketiga saya masih SMA, sebentar lagi pulang," jelas Pak Kades.

"Monggo dimakan dan diminum, Mas. Silahkan. Oh iya, nanti tinggalnya nda di sini. Tapi di rumah anak kedua saya. Dia kan sudah sarjana juga, jadi mungkin bisa membantu adek-adek sekalian ini," ucap Pak Kades senang.

Setelah perkenalan dan basa-basi yang cukup panjang, akhirnya Pak Kades mengantarkan mereka berkeliling. Menunjukkan tempat-tempat 'unik' di dusun mereka.

Pertama, mereka dibawa ke rumah anak mereka. Solar sempat bertanya kenapa rumah Pak Kades dan anaknya terpisah. Dan Pak Kades menjawab,

"Rumah ini milik anak kedua saya. Dia bangun rumah ini dengan uangnya sendiri. Jadi saya nda ada hak untuk mengatur dia mau tinggal dimana," ucap Pak Kades.

Jeongguk hanya manggut mengerti. Wajar sih, kan rumah ini dibangun pake uang anaknya, bukan uang bapaknya.

"Sek yo, saya panggilkan," ucap Pak Kades.

Pak Kades neriakin nama Bagus sambil ngetok pintu beberapa kali. Sampe akhirnya, sosok pria dengan kaos merah kebesaran dan celana panjang gombrong berwarna putih keluar.

Rambutnya keribo acak-acakan berwarna kecokelatan. Bahkan Bambam dan Mingyu hampir ngakak pas pertama ngeliat.

'Badannya kurus banget,' batin Jeongguk.

"Nyuwun pangapunten ingkang seageng-agengipun," ucapnya.

Suaranya berat, dalam dan serak. Ciri khas orang bangun tidur.

"Saya jadi nda sopan dengan penampilan seperti ini," sambungnya lagi.

"Nda papa, Mas Bagus. Maaf jadi mengganggu istirahat Mas Bagus," ucap pembimbing.

Pria itu tersenyum dan beralih ngeliat bapaknya.

"Pak, biar Bagus saja yang mengantar mereka. Bapak pulang saja," ucap Bagus halus.

Pak Kades mengangguk setuju dan berpamitan, karena ia juga masih ada keperluan lain. Dan iya yakin, anaknya bisa diandalkan.

"Monggo masuk dulu, Mas. Mau minum apa?" tanyanya basa-basi.

Serentak menjawab bahwa mereka sudah dijamu di rumah Pak Kades. Maka dari itu, Taehyung Bagus Putra Wicaksono mengajak KomPol dan pembimbingnya untuk melihat keadaan rumahnya.

Karena rumahnya akan menjadi tempat tinggal anak-anak yang KKN ini.

"Disini ada 4 kamar, Mas. 2 kamar bisa dipakai untuk perempuan dan laki-laki. InsyaAllah cukup. Kamarnya luas. Nanti nda usah bawa kasur juga, saya saja yang siapkan," jelas Taehyung.

"Yang pintu jati itu kamar saya dan kamar satu lagi itu ruang kerja saya," lanjutnya.

"Ada mesin cuci. Sengaja saya siapkan. Juga ada setrika dan AC di ruang tengah, tapi jarang dipakai karena disini udaranya sudah cukup dingin. Tapi kalau mau dipakai, nda papa, Mas dan Mbak. Saya juga tidur harus pakai AC karena kulit saya sensitif, nda kuat kena panas lama-lama," jelas Taehyung.

"Kalau kamar mandi, Mas?" tanya Jaehyun.

Taehyung tersenyum manis sekali. "Ada kok, Mas. Kamar mandi ada 2. Jadi Mas Mbak nda usah repot ke Masjid untuk mandi,"

Dan penjelasan Taehyung mampu membuat semuanya lega. Bersyukur sekali karena mereka nda perlu repot keluar rumah untuk mandi.

Setelah berkeliling rumahnya, Taehyung membawa KomPol ke Sekolah Dasar, lalu ke Sekolah Menengah Pertama, kemudian Sekolah Menengah Atas. Kecuali Pembimbing mereka yang telah kembali ke rumah Pak Kades untuk menunggu kelompok KKN lain.

Kemudian, Taehyung membawa mereka ke Masjid.

"Nah, di halaman masjid tuh biasanya diadakan paud bagi anak-anak, sekalian mereka mengaji. Jadi sudah sepaket, mengaji dan belajar," ucapnya.

Yang utama, mereka dibawa ke area persawahan dan ladang. Rerumputan yang tinggi memanglah menghalangi pandangan mereka. Mereka juga yakin bisa tersesat jika saja tak ada Taehyung disini.

"Ini ladang jagung. Dan di sebelah sana ladang tebu,"

Dan ternyata, mayoritas laki-laki masih mandi di sungai. Sedangkan yang perempuan, menggunakan bilik kamar mandi yang ada di samping Masjid. Bersih, Juwi meyakini itu.

"Mas, kalau di belakang sana itu apa?" tanya Juwi kepo.










"Di belakang sana kuburan pohon bambu, Mbak,"
















TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KKN (Kuliah, Kerja, Nikah) Lokal || ✓VKookV (BL)Where stories live. Discover now