6 - oh my!

445 33 49
                                    


cerita ini dari dan teruntuk KodzuJoy_!

"Orangtuaku mau ketemu sama kamu minggu ini."

"Oh?"

"Mending reservasi makan malem di hotel punya mamaku ato ketemuan di rumah, Sora-chan?"

"...tunggu, apa?"

Tidak disangka oleh Soraru bahwa ia akan menemui calon mertuanya begitu cepat.
Apa Soraru sudah siap?

°

Pertemuan direncanakan sebanyak dua kali di akhir pekan yang sama.
Yang pertama merupakan makan malam di hotel milik Nyonya Aikawa.
Yang kedua adalah kunjungan ke rumah Mafu tanpa memberitahu waktu kedatangan yang jelas.
Dan sungguh, demi apapun Soraru merasa belum siap.

Reservasi makan malam sudah disiapkan.
Baju kasual-formal buatan Naruse yang dipesan khusus oleh Mafu kembali digunakan.
Riasan? Soraru tampil natural setelah menyerahkannya pada Shima.
Sisa waktu digunakan Soraru untuk memastikan ia mempelajari table manner dengan tepat sembari menunggu Mafu bersiap.

"Soraru, mereka ngga sekaku itu kok... tenang aja, ya?"

"Tapi ngga ada salahnya buat belajar, 'kan? Lagian ini pertama kalinya buat Soraru..."

Mafu terenyuh dengan usaha pasangannya supaya tampil sempurna di depan orangtuanya.
Yah, sebenarnya malam ini adalah penilaian perdana untuk Soraru, jadi wajar saja kalau gugup.

Sepanjang perjalanan dan bila ada kesempatan, Mafu terus 'menempel' pada Soraru.
Harap-harap pelukan bisa membantu kepercayaan diri si surai biru meningkat demi menghadapi orangtuanya nanti.

"Udah Mafu-san, kita udah nyampe kok masih sempet-sempetnya meluk, sih..."

"Sempetin lah. 'Kan calon masa depan?"

Untung Soraru sudah kebal dengan gombalan kering milik si albino ini.

°

Walau tempat yang direservasi adalah lantai teratas dengan pemandangan malam yang indah, suasana terasa berat disekitar keempatnya.
Kini Soraru dan Mafu sudah duduk bersama dengan kedua calon mertua – orangtua Mafu.

Rapi, elegan, tatapan tegas, tipikal orang kaya penuh wibawa dan berkelas dimiliki oleh ayah dan ibu pasangannya.
Setelah curi-curi pandang beberapa kali pada keduanya, Soraru merasa Mafu mewarisi masing-masing setengah dari ibu maupun ayahnya dalam hal rupa.
Seimbang dan sempurna, pikir Soraru.

"Jadi, kamu Soraru? Calonnya Mafu?"

Keheningan itu pecah dengan suara tegas dari ayah si albino.
Soraru lantas langsung duduk tegap sambil menatap ke arah ayah dan ibu Mafu, tangan saling menggenggam di bawah meja saking kepalang gugup.

"I-iya, saya Soraru–"

"Kamu kerja apa? Masih sekolah? Orangtua kamu?"

Apa waktu itu Mafu bohong soal orangtuanya yang langsung menerima dirinya dengan melihat fotonya saja?
Rasanya Soraru mau lari dari tempat ini sekarang juga.

"Pa, 'kan semua hal itu udah pernah aku jelasin... terus jangan kasih pertanyaan berderet gitu, ini baru temu pertama, lho?"

"Iya ih, pa. Kita kesini buat kenalan, bukan buat interogasi!"

"Eh, maaf... kebiasaan kerja kebawa sampe sini... maaf ya, Soraru-kun."

Yang disebut namanya hanya mengangguk dan memberikan senyuman kecil.
Kebiasaan kerja? Memangnya ayah si albino ini CEO merangkap HRD?

milk tea °Where stories live. Discover now