"gimana kondisi anak saya?"
"anda bisa ikut saya ke ruangan" ucap Dokter itu lalu berjalan.
Farah mengikuti dokter tersebut sedangkan Rangga ia memilih masuk ke ruangan adik nya dan duduk di samping brankar Tasya.
Di tatap wajah adik nya yg terlihat pucat, kedua sudut bibir yg memar. Rangga menghapus darah kering di bibir adiknya. Ingin sekali ia menghajar pria tua itu, tapi ia sadar, bagaimana pun itu ayah nya.
"jadi begini bu, anak anda pendarahan cukup parah. Terjadi benturan yg sangat kuat di dinding rahim nya, membuat perut nya sakit. Tapi, bayi nya baik baik saja. Saya harap kejadian ini jangan sampai terulang lagi. Saya lihat sebelum nya anak ibu juga pernah pendarahan tapi tidak parah. Saat ini kondisi bayi nya sangat lemah bu, saya saran kan agar anak ibu di rawat inap untuk beberapa hari kedepan" jelas dokter.
"tapi tidak ada luka serius kan dok?"
"sejauh ini belum ada bu. Tapi jika kedajian ini terulang lagi, itu bisa menyebabkan hal fatal, mungkin bayi nya akan keguguran"
Rangga mengambil ponsel nya dan menelfon Rafa.
Ke rumah sakit sekarang
Siapa yg sakit bang?
Tasya, cepet lo ke sini, nanti gue sharelock
Tap-
Tut
Rangga memutus kan sambungannya dan kembali duduk di tempat semula. Tak lama Farah datang, Rangga bangkit dari duduk nya dan mempersilahkan Farah duduk.
"gimana bu?" tanya Rangga.
Farah menjelaskan semua ucapan dokter.
"bu, mending ibu pulang aja. Biar Rangga yg jagain Tasya, takutnya ayah malah makin marah sama ibu. Rangga gak mau ibu di kasarin lagi sama ayah, pulang ya bu?" bujuk Rangga untuk kesekian kali nya.
Farah yg sudah jengah pun bangkit dari duduk nya "jagain yg bener adikmu, kabarin ibu kalo ada apa apa"
"hmm" dehem Rangga.
Setelah nya Farah pulang menggunakan taxi. Tinggalah Rangga dan Tasya yg berada di ruangan itu.
Sudah dua jam Rangga menunggu Rafa, tapi tidak datang juga. Membuat nya mengumpat kasar.
Rangga terjaga saat melihat Tasya membuka mata nya perlahan.
"anak Tasya? Anak Tasya gimana bang?" panik Tasya.
"anak lo baik baik aja"
Tasya mengelus perut nya dan ternyata benar, perut masih membucit walau belum kentara.
Tasya melihat ke arah Rangga "ibu?"
"pulang" jawab Rangga.
Tasya hanya menganggukkan kepalanya, tangannya meraba sudut bibir yg terasa nyeri "sh.." ringis nya.
Airmata nya kembali menetes saat mengingat kejadian tadi. Ia menggigit bibir bawah nya seraya menunduk.
Rangga menghela nafas nya "gue mau pergi ke caffe dulu, tadi gue udah telfon Rafa, nanti juga dia sampe" ujar Rangga seraya bangkit dari duduk nya dan pergi keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL | MY HUSBAND IS A DEVIL [SELESAI]
Random"gue bukan Manda- hmmptt" Ucapan Tasya terhenti saat Rafa mencium bibir nya dengan kasar. Tasya sudah berontak dan satu tangan nya berhasil lolos. Plakk! "ANJING LO RAF!" bantak Tasya. Sungguh Tasya sangat takut dengan Rafa yg sekarang, Rafa tidak p...