P R O L O G

238 51 17
                                    

"Kita pindah ke Jakarta. Kamu akan sekolah di sana."

Aku mendongak cepat. Terkejut. Setara dengan desiran di dalam dada dan delikan mata saat menatap wajah Tante Rara. Pandangan kami berada pada satu garis lurus meskipun posisi wanita tiga puluh lima tahun itu lebih rendah dariku. Ia duduk di kursi rodanya, dengan airmuka tegas yang sama sekali tidak bisa kulunakkan sejak marahnya ia satu hari yang lalu.

Aku menggeleng tanda tidak setuju. "Enggak, aku gak mau pindah dari sini."

Tante Rara diam, masih dengan wajah penuh amarah teredamnya itu.

"Tante, aku udah bilang kalau aku bener-bener ngga sengaja bikin anak itu tertembak. Aku bahkan udah minta maaf ke orang tuanya."

"Ini sudah yang kedua kalinya. Tante udah peringatin kamu, PISTOL ITU BUKAN UNTUK MAINAN!" Nada tinggi pada kalimat terakhir, dan suara wanita yang sangat aku hormati itu benar-benar membuatku tertunduk. Sebagian karena menyesal, sebagian lagi karena takterima disalahkan.

Namun, bukan sebab disalahkan aku merasakan tubuhku disekap. Aku teringat pada satu tempat yang selama ini menjadi muaraku untuk mengenang seseorang. Tanganku mengepal dalam diam, wajahku barangkali memerah. Lantas entah bagaimana caranya, aku merasa sangat menyedihkan.

"Makam Mama ada di sini, di Sumatera. Kalau aku pindah ke Jakarta, siapa yang akan mengurus makam Mama? Siapa yang setiap Jum'at akan berziarah untuk Mama?"

Sejujurnya, aku terbata-bata menungkapkan kalimat itu. Air mata membendung di kelopak mata, lebih banyak ketimbang saat aku menangis meminta maaf di hadapan Tante Rara. Rasanya sesak. Aku mulai membayangkan hari-hari tanpa nyawa di dalam jiwaku bakal menjadi sesuatu yang menyiksa. Akan tetapi, Tante Rara tetap tegas pada keputusannya. Meskipun aku bisa melihat ia tersedu, mengusap air matanya, menunduk, kemudian memutar kursi rodanya untuk menjauh dari pandanganku. Ia masuk ke dalam kamar. Tanpa menanggapiku, dan tanpa siapa pun yang mampu memeluk tubuhnya.


Lanjut?
Ada yang penasaran dengan chapter selanjutnya?

Ini pertama kali Thorjid nulis tema remaja. Genrenya Young Adult dong. Ada romansa, misteri, laga, juga drama keluarga. Insyaallah paket komplit.
Do'akan saya rajin update 🤭

Something No TellWhere stories live. Discover now