17

60 49 22
                                    

Setelah mengetahui jika Elyna di culik, ia langsung memerintahkan kepada Leo dan yang lainnya untuk ke lokasi dimana Elyna di culik dan ia akan menyusul nantinya.

Leo, Jevan, Yuna, dan beberapa anak buah Deysy sudah berada di depan sebuah gudang. Terlihat tidak ada penjagaan apapun, bahkan mereka tak melihat tanda-tanda manusia di sana, walaupun begitu mereka tetap waspada.

"Kita masuk sekarang? Atau nunggu Deysy?"tanya Jevan.

"Buat apa nunggu dia, dia ada pun gak akan berguna"ucap Yuna.

"Kita masuk sekarang, Deysy nyuruh kita masuk duluan"jawab Leo.

Mereka pun masuk ke gudang itu lewat satu-satunya pintu di sana, bahkan gudang itu tidak memiliki jendela sama sekali. Dua orang bawahan membuka pintu, Leo dan yang lainnya masuk perlahan. Tetapi mereka tidak melihat siapa pun, disana hanya terdapat sebuah kursi di tengah dan sebuah handphone milik Elyna.

"Kayaknya kita di jebak"ucap Leo, setelah memeriksa handphone Elyna.

"Fiks, Deysy sengaja ngejebak kita buat jadi umpannya"celetuk Yuna.

"Lo bisa gak sih gak terus-terusan nyalahin Deysy!!! Dia juga gak nyangka ini jebakan, lagian kalaupun Deysy jadiin kita umpan, kita udah gak baik-baik aja sekarang!"ucap Jevan dengan nada tinggi kepada Yuna.

"Ck, udah Jevan jan emosi"ucap Leo menenangkan Jevan yang terlihat emosi.

"Gimana gue gak emosi coba, dari kita masih di apart dia terus-terusan nyalahin Deysy. Pengang kuping gue!!"

Di saat mereka sedang beradu argumen, pintu gudang tertutup dan di kunci dari luar. Bahkan beberapa bawahan mereka sudah tergeletak tak sadarkan diri, karena asap yang masuk melalui ventilasi.

"Anjir tutup idung, ini asap bisa buat kita pingsan!!!"pekik Yuna.

Mereka berusaha menutupi hidung tetapi terlambat, asap itu sudah mereka hirup. Perlahan mereka kehilangan kesadaran.







*****







Di lain tempat, Elyna berada di dalam mobil dengan tangan dan kaki yang terikat, ia masih tidak sadarkan diri. Mobil itu melaju kencang di jalanan yang sepi, tidak ada yang mengendarai karena mobil itu telah dimodifikasi agar bisa di kendalikan dari jauh.

Tak jauh dari mobil yang melaju kencang itu, sebuah motor sport mengejar. Sang pengendara menancap gas full untuk menyusul mobil itu, mudah baginya untuk menyusul mobil itu. Sang pengendara motor berusaha untuk membangunkan Elyna dengan menggedor kaca mobil.

Dia harus segera mengeluarkan Elyna, karena sebentar lagi jalan akan buntu dan di bawahnya terdapat sebuah laut yang dalam. Para penculik itu tidak akan memutar balik mobil, karena tujuan mereka adalah menenggelamkan mereka berdua.

"ELYNA BANGSAT BANGUN JANCOK!!!!!!!"teriak pengendara motor itu karena sudah kesal Elyna tak kunjung bangun.







*****







Mau siang ataupun malam rumah sakit kota tidak pernah terlihat sepi, seperti sekarang rumah sakit itu masih beroperasi, walaupun tak sesibuk pada siang hari. Tetapi itu cukup untuk seseorang menyelundup masuk, bahkan dengan kepintaran nya orang itu sudah meretas CCTV sebelum memasuki wilayah rumah sakit itu.

Dengan mudah, ia masuk ke dalam sebuah ruangan yang sebenarnya tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang. Orang itu menutup pintu ruangan dengan pelan, dan berjalan menuju seseorang yang masih terbaring tak sadarkan diri.

"Juan kau masih muda tetapi hidup mu hanya akan sampai disini saja, aku tahu bahwa alat-alat yang menunjang hidup mu ini akan di lepaskan dan otomatis kau akan tiada. Tetapi aku juga tahu bahwa kekasihmu tidak akan membiarkan itu terjadi, Deysy mu akan membawa mu kabur dari sini. Dan itu malapetaka, maka dari itu kau harus tiada sekarang juga"ucap orang itu, perlahan tangannya mengarah pada infus Juan. Di tangannya sudah ada suntikan yang berisi cairan berbahaya.





Tetapi sebelum ia menyuntikkan cairan itu, sebuah tangan mencengkram tangannya dengan erat. Tubuh orang itu terlempar menubruk dinding, orang itu meringis dan melihat siapa orang yang sudah mengganggunya. Mata orang itu melotot takut, tubuhnya terlihat gemetar.







*****







Elyna akhirnya sadar dari pingsan nya, tetapi semuanya terlambat. Mobil itu sudah terjun ke laut lepas, Elyna berusaha melepaskan ikatan pada tangannya tetapi ikatan itu malah semakin kuat. Elyna mulai panik karena air laut sudah memasuki mobil, apalagi kaca mobil di sebelah sopir terbuka lebar membuat air semakin banyak masuk.

Di atas sana, sang pengendara motor memberhentikan motornya. Lalu terjun begitu saja kebawah untuk menolong Elyna, ia dengan cepat berenang menuju mobil itu dan mencoba membuka pintu mobil, ia segera membantu Elyna melepaskan ikatannya. Mobil semakin tenggelam ke dasar, bahkan nafas keduanya semakin pendek.

Orang yang menolong Elyna, menyerah untuk membuka ikatan kaki pada Elyna, ia menarik Elyna keluar dari mobil. Mereka harus cepat ke dasar laut karena udara semakin menipis, walaupun susah karena Elyna yang ia bawa menuju dasar dan juga helm yang masih ia kenakan membuat berat mereka bertambah.

Tetapi sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada mereka, mereka berhasil selamat dan menepi di bibir pantai. Elyna langsung menghirup udara rakus, sedangkan orang yang menolongnya membuka ikatan kaki Elyna. Setelah berhasil, orang itu terduduk lemas di sebelah Elyna.

"Untung aja, tadi itu nyaris"ucap orang itu sambil membuka helmnya.

"Iya, btw than— LAH ANJIR NAYA!!!!!!"







*****







Walaupun ruangan sempit tapi itu tidak berpengaruh pada kedua orang yang sekarang tengah berkelahi, vas bunga terjatuh dari atas nangkas karena sebuah tubuh yang menubruk nangkas itu dengan keras.

Keadaan orang itu sangat mengenaskan dengan wajah yang babak belur, bahkan ia terlihat sudah sangat lemah. Tetapi berbeda dengan lawannya yang baik-baik saja, ia hanya terluka di sudut bibir kirinya.

"Cih orang lemah kayak lo sok-sokan nantang Deysy"ucap lawan orang itu yang tak lain adalah Deysy.

Deysy berjongkok di hadapan orang itu, lalu memegang kepala orang itu.

Krek

Seketika orang itu tiada, dengan leher yang patah, bahkan matanya melotot seram. Deysy berdiri, dengan senyum miringnya. Ia lalu mendekati Juan, dan menggenggam tangannya.

"Everything will be alright"ucap Deysy lembut, lalu tak lama beberapa bawahannya masuk dan mulai membawa Juan pergi dari rumah sakit itu tanpa di ketahui oleh siapa pun. Deysy keluar dari ruangan itu, tidak ada siapapun di sepanjang lorong, semuanya sudah di tangani oleh anak buahnya dan juga beberapa staff rumah sakit yang membantunya membawa kabur Juan.

Sampai kapan pun Deysy tidak akan membiarkan orang-orang yang ia sayangi pergi dari sampingnya.







Tbc.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang