O8

74 32 20
                                    

Pasangan pria-pria itu kini tengah menikmati sarapan pagi dengan sebuah nasi goreng kimchi dan segelas susu hangat di meja makan.

Hari cukup cerah dengan matahari yang menyengat masuk melewati kaca jendela apartement mewah itu.

Berbanding terbalik dengan cuaca yang cerah, wajah salah satu di antara mereka terlihat begitu suram dengan lingkaran hitam di bawah mata.

Lelaki lain yang duduk berhadapan dengannya menatap begitu iba. Ia sudah mendengar cerita dari sang kekasih mengenai penolakan dari para infestor.

Sebenarnya Yoongi, nama lelaki itu, sudah menawarkan bantuan kepada kekasihnya. Namun sebuah penolakan lah yang ia dapat.

Entah apa yang membuat Namjoon sang kekasih menolaknya begitu saja di saat perusahaan benar benar diambang kehancuran. Tapi yang jelas Namjoon hanya tidak ingin membebani perusahaan yang sebentar lagi akan dipimpin oleh kekasihnya itu.

Alasan yang sedikit klise, ya sebut saja lelaki itu gengsi kepada sang calon mertua. Memang IQ tinggi tidak menjamin seseorang selalu bisa bertindak dengan penuh akal pikiran. Atau kasarnya sedikit bodoh.

"Joon-nie... Kau terima bantuan dariku saja ya, jangan mengambil resiko terlalu besar. " Ucap Yoongi sembari menggenggam tangan kiri kekasihnya yang menganggur di atas meja.

Namjoon menatap wajah khawatir sang kekasih. Ini sudah masuk hari ke dua setelah pertemuan menegangkan di antara dirinya dan mantan kekasih Yoongi.

Sebenarnya ada alasan lain dibalik penolakan yang Namjoon berikan, alasan yang sudah membuat Namjoon merasa terombang ambing di antara harus bertahan dengan hubungan ini, atau melepaskannya demi mempertahankan perusahaan.

Namun sepertinya bukan hal yang baik jika ia mengatakannya kepada Yoongi. Terlebih lagi, pasti nanti akan terjadi perang dingin diantara Yoongi dengan keluarganya jika ia mengatahui satu fakta yang selama ini mereka sembunyikan.

"Maaf aku tidak bisa.. " Jawab Namjoon singkat dan melepas tautan tangan mereka berdua.

Yoongi sedikit tersentak dengan tingkah aneh sang kekasih. Memang selama dua hari terakhir kekasihnya itu selalu berusaha menghindarinya.

Entah apa yang membuat Namjoon terasa sedikit membuat jarak di antara mereka, yang jelas Yoongi pun bingung dibuatnya.

"Aku harus segera ke kantor. Kita berangkat masing masing saja ya, aku pergi duluan. " Ujar Namjoon lalu beranjak dari duduknya setelah menyelesaikan acara sarapan pagi.

Tanpa ada kecupan kecil atau usapan singkat di kepala yang biasa ia berikan. Yoongi merasa kosong. Matanya seketika memanas dengan liquid bening yang menggenang di pelupuk mata.

"Kenapa kau bersikap seperti ini Joon?.. "

------
Flashback

Sepulang dari cafe tempat Namjoon bertemu dengan Taehyung. Kini di sinilah ia berada.

Cafe mewah lainnya yang terletak tak jauh dari tempatnya bertemu dengan Taehyung beberapa saat lalu.

Entah apa yang membuat lelaki jangkung itu tiba tiba diminta untuk bertemu dengan ayah dari sang kekasih alias tuan Min.

Kini ia tengah duduk berhadapan dengan suasana yang terasa tegang, dan lagi lagi di ruang VIP.

"Bagaimana? Kau menyetujui kontraknya atau tidak? " Tanya tuan Min secara tiba tiba. Menatap dingin ke arah Namjoon yang kini tengah meneguk ludah dengan kasar.

Chance with You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang