1O

94 31 17
                                    

"Maafkan aku... "Ujar lelaki yang lebih muda sembari meremat kedua tangannya dengan mata yang memerah menahan tangis.

Sepasang lelaki september yang hanya memiliki selisih umur satu tahun itu kini tengah berada didalam mobil.

Keduanya duduk di kursi belakang dengan seorang supir pribadi yang mengendarai mobil mewah yang mereka tumpangi.

"Untuk apa kau minta maaf? "Tanya lelaki yang lebih tua, menengok ke arah sampingnya di mana sang sekretaris berada.

"A-aku, karena a-aku sudah mengacaukan segalanya. Jika bukan karena ancamannya yang melibatkan diriku. Mungkin k-kau masih bisa bernegosiasi dengannya hyung. "Jawabnya dengan suara yang sedikit bergetar.

Pria itu. Namjoon. Sedikit panik melihat wajah sahabatnya yang merah dengan genangan air mata yang bisa kapan saja tumpah.

Dan benar saja, baru saja akan membalas ucapannya. Jungkook, sang sekretaris sekaligus sahabatnya itu sudah menangis terlebih dahulu.

Namjoon semakin panik, terlebih lagi Jungkook tidak pernah sampai menangis seperti ini.

Apa perkataan dari si 'Kim Taehyung' itu terlalu sensitif untuknya, sehingga Jungkook masih merasa takut juga bersalah dalam waktu yang sama sehingga sulit mengendalikan emosinya.

"Hei, sudahlah! Kau tidak perlu merasa bersalah seperti ini. Lagi pula seandainya pun jika aku masih bisa bernegosiasi dengannya, aku yakin pria itu tidak akan mengabulkannya begitu saja.

Aku juga sudah memikirkannya dengan matang, maka dari itu aku menerima kontrak perjanjiannya. Ya walaupun aku tidak yakin semuanya bisa berjalan sesuai ekspetasiku. "Ucap Namjoon mencoba mengehentikan tangis yang lebih muda.

Tangan kekarnya ia bawa untuk mengusap air mata di pipi tirus sang sahabat, yang membuat Jungkook seketika menegang karena baru pertama kali ini mendapat perhatian manis yang sangat jarang sekali Namjoon lakukan.

Maklum saja, selama kurang lebih sepuluh tahun persahabatan mereka terjalin.

Namjoon terkenal lebih banyak diam dan tidak terlalu suka melakukan skin ship, ya terkecuali dihadapan Yoongi.

Maka dari itu Jungkook sedikit terkejut ditambah dengan jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi.

Jungkook sesegera mungkin menjauhkan wajahnya dari Namjoon, berdehem sekilas sebelum berucap.

"L-lalu.. Sekarang apa yang akan kau lakukan terhadap Yoongi? "Tanya Jungkook mencoba memecahkan kecanggungan pada dirinya sendiri.

Namjoon tampak berpikir sejenak dengan hembuhan napas beras setelahnya.

"Ya apa lagi selain mengakhiri hubunganku dengannya. Bagaimana pun aku sudah terikat oleh kontrak saat ini.

Tapi cepat atau lambat para penipu itu harus segera tertangkap. Dan di saat keadaan perusahaan mulai stabil, dan juga sudah bisa mengembalikan modal dana suntikan yang Taehyung berikan.

Aku akan segera melunasi uangnya, terima atau tak diterima oleh si bajingan itu. Dan akan aku pastikan, Yoongi kembali ke dalam pelukanku di saat itu tiba. "Ujar Namjoon sembari menatap lurus ke arah depan.

Jungkook mendengus kecil memikirkan pemikiran bodohnya beberapa saat lalu.

Bagaimana mungkin perasaan sesaat yang tiba tiba datang tanpa diinginkan itu menyergap hatinya.

Lagi pula mau bagaimana pun Namjoon tidak akan mungkin melepas Yoongi begitu saja, di saat lelaki itu begitu mencintai sosok manis berkulit putih pucat dengan mata kucing yang sangat imut itu.

Chance with You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang