[9] Kilas Balik (2)

378 45 1
                                    

Bandung, 18 tahun lalu

"Permisi Bu, novel ini apa sudah dikembalikan?" tanya Tara pada petugas perpustakaan. Ia menyerahkan kertas berisi judul novel yang dimaksud, The Lord of The Rings karya J. R. R. Tolkien.

Seorang wanita separuh baya di hadapan Tara kemudian mengetik judul tersebut di keyboard komputer, di depan mejanya.

"Belum ada, diperpanjang lagi dua hari lalu." jawab si petugas.

Tara mendesah, ini sudah tiga kali diperpanjang, gerutunya dalam hati.

"Oiya Bu, apa saya boleh tau siapa yang terakhir pinjam novel itu?" tanya Tara lagi. Terbersit dalam pikirannya untuk sekalian saja mendatangi si peminjam.

Si petugas tampak menimbang permintaan Tara. Ia sudah kenal pada mahasiswa di hadapannya itu, karena sudah menjadi langganan perpustakaan.

"Sebentar saya catat dulu," jawab si petugas, sambil menulis sesuatu di kertas, kemudian menyerahkannya ke Tara.

Tara membaca tulisan di kertas itu, Praya Adhira, sepertinya nama ini tak asing, pikirnya. Ia tahu si peminjam ada di jurusan mana, nomor mahasiswa menunjukkan identitas jurusan.

Tara kemudian buru-buru mendatangi gedung jurusan si peminjam, ia bisa mati penasaran jika tak segera membaca novel lanjutan itu. Sebuah karya lanjutan dari novel yang sebelumnya ia baca, The Hobbit or There and Back Again.

Lokasi yang pertama terbersit dari pikirannya ketika tiba di gedung jurusan si peminjam itu adalah mencari ruang himpunan. Di situ biasanya mahasiswa berkumpul dan tempat mudah mendapatkan informasi, pikirnya.

***

Praya sedang memotong-motong kertas tebal di atas meja potong, di studio kerja jurusannya, ketika sebuah suara menyapanya.

"Ay, ada yang nyariin kamu di teras himpunan," kata Diva, membuat Praya menghentikan kegiatannya.

"Siapa?"

"Gak tau, katanya penting banget."

Praya mengernyit, berusaha menebak siapa yang mencarinya, "Yaudah aku turun dulu, kamu tolong lanjutin ini ya Div," kata Praya kemudian.

"Eh orangnya kaya gimana?" tanya Praya lagi, memastikan.

"Ganteng," jawab Diva sambil tersenyum genit.

Praya mengernyit lagi, "Bukan itu. Maksudnya pake baju apa?"

"Oh, kaos warna abu muda."

Cukup lama menunggu, Tara merasakan seseorang mendekat ke arahnya yang sedang duduk di tepian teras. 

"Siapa ya?" sapa seorang gadis dengan senyum ramah yang rambut panjangnya tergerai bebas.

"Kamu Praya?" Tara balik bertanya, disambut anggukan si gadis.

"Kapan kamu akan kembalikan novel The Lord of the Rings ke perpus?" tanya Tara tanpa basa basi.

Lagi-lagi Praya mengernyitkan kening, berusaha mencerna maksud si pemuda itu. Ia kemudian ingat dengan novel yang belum beres dibacanya.

"Oh, kamu petugas perpus baru?" tanyanya polos.

Kali ini Tara yang mengernyitkan kening, "Bukan." jawabnya, "Aku mau pinjam novel itu."

"Oh, tapi aku belum beres bacanya."

"Tapi kamu udah tiga kali perpanjang, harusnya udah beres."

"Aku belum sempet baca lagi."

Tara terdiam.

"Ah gini aja, gimana kalau kamu balikin dulu ke perpus, biar aku bisa pinjam duluan. Setelah itu kamu bisa pinjam lagi," usul Tara kemudian.

Pernikahan GandaWhere stories live. Discover now