TIGA BELAS

161 20 1
                                    

Happy reading!

"Gue gak habis pikir sama lo ya Nay!" Ucap Intan kepada Abinaya sambil berkacak pinggang.

"Iya sorry Tan, gue lupa buat ngabarin Lo dulu," ucap Abinaya merasa bersalah. Seharusnya, ia bilang terlebih dahulu kepada Intan, bahwa ia tidak bisa jalan bersamanya.

"Minta maaf sih gampang, tapi Lo pikir aja, gue udah dandan dari pagi, terus acaranya gak jadi? Apalagi lo gak ngasih gue kabar dulu!"

"Iya, kan gue lupa Intan."

"Emang Lo habis ngapain kemarin?" Tanya Intan, sekarang ia merubah posisinya menjadi melipatkan tangan di depan dada.

"Gue habis bantu-bantu Bunda buat beresin rumah," ucap Abinaya berbohong, jelas-jelas kemarin ia jalan bersama Rafael, tetapi tidak mungkin ia memberi tahu sahabatnya ini, bisa-bisa ia di interogasi habis-habisan.

Mulut Intan refleks membulat," emang mau ada acara apa?"

"Enggak ada sih, cuma ya emang udah waktunya di bersihin aja, banyak banget barang-barang yang udah gak ke pake soalnya."

Setelah itu, datanglah guru mapel Fisika, yaitu Bu Sketsa Tahbiasa, Panggil saja 'Bu Sketsa'. Aneh? Jelas aneh memang. Tetapi siswa siswi SMA Dharma Bhakti malah mengganti nama panggilannya dengan sebutan 'Bu Siksa'. Menurut mereka, nama panggilan itu sangat cocok untuk beliau, guru yang mengajar pelajaran Fisika, dan yang selalu memberikan tugas-tugas dadakan tanpa memberi tahu terlebih dahulu.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Siksa.

"Pagi Bu," jawab murid-murid yang ada di sana.

"Sebelum memulai pelajaran, alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu sesuai kepercayaan masing-masing,"

Setelah selesai berdo'a, Bu Siksa kembali bersuara, "hari ini kita ulangan harian bab 3," ucapnya, membuat murid XII IPA 3 protes tak terima dengan apa yang di ucapkan oleh Bu Siksa, kecuali Abinaya.

"Bu, kenapa sih, ngasih tugasnya suka banget dadakan?" Tanya Geo, salah satu siswa XII IPA 3.

"Kan ibu sudah bilang, ibu itu sengaja memberikan tugas dengan cara ini, supaya ibu tau siapa yang benar-benar belajar di rumahnya."

"Rumah itu tempatnya istirahat Bu, bukan tempat belajar," celetuk siswa yang bernama Angga.

"Diam kamu! Atau ibu tambah lagi soalnya?!" Ucap Bu Siksa, membuat siswa-siswi yang ada di sana bungkam seketika.

•••

Setelah jam istirahat ke satu berbunyi, semua siswa-siswi SMA Dharma Bhakti berhamburan menuju kantin untuk memberi makan peliharaannya yang ada di dalam perut.

"Sumpah itu Bu Siksae bener-bener nyiksa banget! bikin gue pusing tujuh keliling aja," ucap Intan kepada Abinaya, samb mengibaskan tangan di depan wajahnya, seolah-olah kepalanya sudah terbakar.

Abinaya menoleh, ketika mendengar keluhan Intan, "makannya, di rumah juga Lo harus belajar, ya minimal 30 menitan lah, itu juga udah cukup."

"What?! 30 menit Lo sebut minimal? Gila kali Lo! Ucap Intan sambil ternganga lebar.

"Terserah Lo aja si, yang penting belajar, di baca aja udah cukup."

ABINAYA [ON GOING]Where stories live. Discover now