Chapter 10

196 82 103
                                    

"Ayo pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo pacaran."




Vero menoleh kearah Sanaya.

"Apa?"

Sanaya tidak menatapnya, gadis itu masih menetapkan atensinya kearah sosok diseberang sana.

"Ayo pacaran." Ajaknya tegas.

Manik mataya tidak berpaling kearah Vero, Sananya masih menatap kearah depan sana.

Vero mengernyitkan dahinya bingung. "Kenapa?"

Kali ini Sanaya menoleh. "Ayo kita pacaran bohongan."

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Iya, tapi kenapa? Kasih tahu gue alasan yang logis."

Sanaya terdiam. Gadis itu menunduk, menatap sepasang sepatu hitamnya.

"Nay? Lo nggak apa-apa, kan?" Panggil Vero takut Sanaya tiba-tiba sakit.

Sanaya mendongak. "Yaudah ay-"

"NAYA!" Ucapan Sanaya terpotong.

Disana, sosok yang sedari tadi ditatap oleh Sanaya menyapanya dengan senyum lebar.

Kedua manik mata Sanaya melebar. Dadanya kembang kempis.

Vero disampingnya mengernyitkan dahinya. "Loh, bukannya dia abangnya Jidane, ya? Lo kenal dia?"

Sanaya tidak menjawab.

Lelaki diseberang sana berjalan mendekat dengan senyum manis terpatri diwajahnya.

Sesampainya lelaki itu dihadapan Sanaya. Lelaki itu menatap gadis dihadapannya lamat-lamat.

"Nay, kok chat kakak semalam nggak dibales?"

Sanaya masih membisu. Gadis itu masih menatapnya dalam diam.

Lelaki dihadapannya mengernyit. Kemudian melambaikan tangannya dihadapan wajah Sanaya.

"Nay? Kok kamu diem?"

Sanaya terkejut. "A-ah kenapa Kak Yustaf? Maaf tadi aku nggak denger." Ujarnya kikuk.

Yustaf tersenyum. "Tadi kakak tanya, kamu kenapa semalam nggak bales chat kakak?" Ulangnya.

Melihat senyum itu .... membuat dada Sanaya terasa sesak.

Mengukir senyum miris, Sanaya mendongak. Menatap Yustaf yang tinggi menjulang. "Semalam waktu aku mau bales chat kakak, hapeku mati. Maaf ya." Jawabnya berbohong.

Yustaf tersenyum. Kemudian mengelus pucuk kepala Sanaya.

Plak!

Vero yang sedari tadi memperhatikan interaksi kedua lawan jenis menjadi geram. Lelaki itu menepis kasar lengan Yustaf.

Yustaf menoleh.

"Sori ye bang, cewek gue bukan melon yang bisa lo sentuh tiap hari." Ujar Vero. Dahi lelaki itu menukik tajam menatap Yustaf sengit.

[✔️] Vermilion Class : Hey, You! Come To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang