Laura'07

438 44 2
                                    

Keesokan harinya

Laura dan Elvan sekarang sedang berjalan di koridor yang mulai ramai, karna sekarang menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit. Saat sedang asik-asiknya bercanda dengan Laura, ada yang memanggilnya dan memeluknya dari belakang

"EL!!!"

Hap.

"I Miss You." Lirih gadis yang memeluk Elvan dengan mata berkaca-kaca.

Deg

Suara ini, suara yang selama satu tahun ini ia rindukan. Tapi itu dulu, sebelum hubungan keduanya putus.

Dengan cepat Elvan melepaskan pelukan itu dengan kasar, sehingga membuat gadis yang sedang memeluknya mundur beberapa langkah.

Laura yang melihat adegan itu dari awal hanya diam mematung. Ia berpikir...

Apakah itu mantannya?

Apakah itu cinta pertamanya Elvan?

Kalo benar cinta pertamanya Elvan, terus gimana pertunangannya dengan Elvan?

Apakah harus kandas ditengah jalan?

Apakah hubungannya dengan Elvan akan dihantui dengan keberadaan cinta pertama Elvan kayak yang ia baca di novel-novel?

Apakah nanti nasibnya kayak si pemeran utama yang akan dicampakkan sang pacar demi cinta pertamanya yang telah mengkhianatinya??

"NGGAK!!!!!!!!!" Suara Laura yang menggelegar mampu membuat semua siswa siswi yang mengerubungi nya mampu terlonjak kaget.

"Elvan Lo nggak akan ninggalin gue kan, terus balikkan sama mantan Lo?" Tanya Laura menggebu-gebu sambil mengguncang bahu Elvan.

Elvan yang kaget akan teriakan Laura hanya bengong tanpa menjawab pertanyaan Laura.

"ELVAN JAWAB, MALAH BENGONG!!" Teriakan membahana Laura ditelinga Elvan.

Elvan yang diteriaki melonjak kaget dan tersadar dari keterkejutannya. Dan mengusap dadanya dengan sabar menghadapi tingkah laku tunangannya.

"Apa Ra?" Ucap Elvan lembut sambil tersenyum masam.

"Elvan Lo nggak akan ninggalin gue kan, terus balikkan sama mantan Lo itu?" Tanya ulang Laura.

"Emang Lo tau kalo dia mantan gue?" Tanya Elvan balik.

Laura yang ditanyai balik pun menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal sambil nyengir.

"Ya nggak sih. Tapi insting gue menyatakan kalo dia itu mantan Lo dan cinta pertama. Dan lo kayaknya masih ada rasa cinta sama dia walupun seujung upil." Cerocos Laura tanpa henti.

"Emang aku mantan dan cinta pertamanya Elvan. Emang kamu siapanya Elvan?" Jawab dan tanya gadis itu yang tak lain adalah Amira Claretta.

"Ehem. Perkenalkan nama gue Laura Levia Agatha Christie. Tunangannya Elvan."

Amira yang mendengar itu pun kaget dan tak percaya, semudah itukah Elvan melupakannya.

Dengan senyum manisnya Amira menjabat tangan Laura dan memperkenalkan dirinya.

"Amira Claretta. Cinta pertamanya Elvan." Ucap Amira seraya menekankan kata cinta pertamanya.

"Elvan emangnya Lo masih cinta ya sama dia?" Laura mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Elvan yang sedari tadi terus menatapnya dengan intens. Laura yang baru sadae kalo sedari tadi Elvan terus menatapnya menjadi salah tingkah.

"Enggak, kan gue cintanya sama Lo." Jawab Elvan seraya tersenyum manis sambil menatap Laura tanpa memperdulikan Amira yang sedari tadi terus menatapnya penuh kerinduan yang mendalam.

Deg

Laura yang mendengar kalimat Elvan pun, merasakan jantungnya berdegup kencang.

Sedangkan Amira yang mendengar kalimat Elvan pun perasaannya campur aduk, antara sedih, sakit, kecewa dan menyesal.

Sedih karena Elvan dapat melupakannya dengan cepat. Sakit karena Elvan udah punya tunangan dan kelihatannya sangat mencintai tunangannya. Kecewa pada dirinya sendiri karena telah mengkhianati Elvan. Dan menyesal karena dia tidak mendengarkan perkataan Elvan untuk tidak sekolah di luar negeri.

Seandainya dia tidak bersekolah di luar negeri pasti hubungannya dengan Elvan akan baik-baik saja.

"Elvan." Panggil Amira lirih.

Elvan hanya melirik sekilas pada mantannya itu, lalu meninggalkan kerumunan dengan menggandeng tangan Laura lembut. Tanpa menghiraukan panggilan Amira.

Hatinya masih sakit atas penghianatan yang dilakukan Amira padanya setahun yang lalu.

Dia akan membalas perbuatan Amira dengan menunjukkan kemesraannya dengan Laura.

Biar dia merasakan apa yang dulu ia rasakan.

Saat sampai dikelas.

"Lo masih ada rasa sama mantan Lo?" Tanya Laura menghadap ke arah Evan.

"Kalo gue masih ada rasa sama dia mana mungkin gue mau tunangan sama Lo."

"Iya juga sih." Laura manggut-manggut.

"Kayaknya dia masih cinta deh sama Lo." Ucap Laura cemberut.

"Bakal ada bibit-bibit pelakor nih." Gumamnya kemudian.

Meskipun Laura belum memiliki perasaan pada Elvan. Tapi tetep aja sekarang statusnya dan Elvan adalah tunangan. Dan dia tidak akan tinggal diam jika miliknya di usik orang lain. Apalagi itu masalalu nya Elvan

Laura takut nasibnya kayak di Wattpad yang si cowok belum selesai dengan masalalu nya dan ketika masalalu nya kembali, si cowok kembali sama masalalu nya dan meninggalkan cewek yang udah nemenin si cowok selama si cowok terpuruk akibat masalalu nya.

Laura yang hanya membayangkan saja udah emosi. Apalagi kalau beneran.

"Tapi gue nya udah ngga cinta tuh sama dia. Gimana dong ." Ucap Elvan sambil menatap Laura intens.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LAURA Where stories live. Discover now