8. Dia dan Adela

167 28 51
                                    

"Mau cemburu tapi enggak punya hak untuk itu."

~Risa Zazasya~

Risa tidak tahu bahwa malam-malam mengerikan itu akan kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Risa tidak tahu bahwa malam-malam mengerikan itu akan kembali. Malam di mana sang ayah pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan dibalut amarah. Tanpa bertanya pun Risa sudah tahu alasan di balik semua yang terjadi pada ayahnya itu. Sudah pasti dia kalah berjudi, lagi. Lalu seolah tidak mau menahan amarahnya seorang diri pria itu melampiaskan semuanya pada istrinya. Dan seakan belum cukup Risa juga menjadi bagian dari pelampiasan amarahnya itu.

Risa meringis, menahan rasa sakit akan luka yang menghias sudut bibirnya akibat pukulan sang ayah. Gadis malang itu memilih untuk berhenti di depan sebuah warung yang sepertinya sudah tutup sejak tadi. Dia bahkan tidak lagi peduli bahwa ini sudah hampir tengah malam dan tentunya sangat berbahaya bagi seorang gadis untuk berada di luar rumah. Ah, sudahlah! Lagi pula siapa yang akan peduli? Ayahnya langsung tertidur setelah menyiksa ia dan ibunya. Sementara sang ibu sibuk mengurung diri di kamarnya. Alhasil Risa memilih untuk keluar rumah dan berusaha menenangkan diri.

"Sedang apa malam-malam di sini?" Risa menoleh kala mendengar suara itu. Dan dia mendapati seorang gadis cantik dengan pakaian serba hitam. Sepatu hitam, celana hitam, dan hoodie hitam yang membungkus tubuh mungilnya. Gadis itu menuntun sepedanya. Risa memperhatikan sepeda itu dan mendapati bahwa ban belakangnya kempes.

"Lo sendiri ngapain di sini?" Risa balik bertanya. Sejujurnya dia hanya enggan untuk mengatakan bahwa alasannya ada di sini adalah karena ingin menenangkan diri akibat amarah ayahnya.

Gadis itu tersenyum. Tampaknya dia mengerti bahwa Risa enggan mengatakan alasan di balik keberadaannya di tempat ini. "Habis ngantar pesanan orang," jawabnya yang membuat Risa mengangguk. Gadis itu memarkirkan sepedanya di dekat warung itu lalu berdiri di sebelah Risa. Dan Risa menatap gadis itu lekat-lekat. Dia gadis yang sangat cantik. Kulitnya yang putih pucat membuatnya terlihat seperti ... vampire.

"Lo vampire ya?" tanya Risa. Dia menatap lurus pada gadis itu dengan tatapan curiga. Mungkin saja kan dia itu vampire beneran?

Gadis itu tertawa. Indah sekali. "Bukan," katanya.

"Tapi serius deh lo kelihatan kayak vampire. Mana muka lo pucat banget kayak mayat hidup." Risa masih memasang wajah curiga. Biar bagaimanapun dia harus tetap waspada. "Untung enggak ada serigala di dekat sini."

Gadis itu menatap pada langit yang tampak gelap malam ini. "Sekarang bukan purnama. Serigala tidak akan menampakkan diri. Mereka suka bergerak di bawah bayangan purnama," ucapnya yang membuat Risa membulatkan matanya seketika. Astaga, apa gadis ini memang benar-benar vampire?

"Lagi pula kenapa kamu peduli perihal vampire dan serigala? Aku rasa kamu lebih suka kisah Cinderella, iya kan?" Kini gadis itu menatap pada Risa.

Love Me Right Where stories live. Discover now