Part 10

1.2K 162 0
                                    

Semua barang sudah di pack oleh Haechan dengan rapi. Gadis itu memasukkan beberapa baju bekas miliknya yang sekiranya masih bagus dan layak untuk di pakai serta alat tulis baru untuk anak-anak di panti. Setelah merapikan kardus dan memberi selotip, Haechan mengangkat kardus tersebut untuk ia taruh di motornya.

"Bisa bawanya Chan?" Tanya Ten Chitta Liana, mama Haechan.

"Mau di iket aja ma di belakang. Ada tali rafia gak?" Ucap Gadis itu setelah menaruh kardus berisi barang yang akan ia sumbangkan di jok belakang.

"Bentar mama ambilin"

Wanita paruh baya itu bergegas masuk ke dalam rumag dan kembali dengan membawa tali rafia yang diminta anaknya.

"Hati-hati ya Chan, suruh aa' ganteng pelan-pelan bawa motornya" Ucap Ten sambil membantu sang anak mengikat kardus di jok motor.

"Ck mama udah ngomong 9 kali dari kemarin. Lagian Sungchan pelan kok bawa motornya paling 80 km/jam" Ujar Haechan dan tentu saja kalimat terakhir ia ucapkan di dalam hati.

"Belum genep 10 kali Chan. Masih mending juga mama daripada papamu Si Jojon itu loh"

Haechan meringis mendengar ucapan sang mama. Benar juga apa yang diucapkan wanita yang melahirkannya itu, papanya bahkan sudah menasehatinya sampai mulut pria itu berbusa.

"Udah ya ma,  ini udah siang takut di tungguin sama yang lain"

"Yaudah, oh iya ini ada uang di kasi papa suruh sumbangin" Ten menyerahkan 3 lembar 100 ribuan kepada putrinya.

"Lagi banyak uang ma?" Ujar Haechan seraya menerima uang yang di serahkan Ten.

"Ada rejeki kemarin bapak abis ngirim barang di lunasin. Walaupun dikit yang penting ikhlas" Ujar wanita itu sambil tersenyum.

"Tenang, entar Echan bakal kerja yang bagus trus punya banyak uang kita nyumbang yang lebih dari ini ma" Gadis itu tersenyum lebar saat mengucapkan hal tersebut.

Ten tersenyum mendengar ucapan anaknya.

"Belajar yang bener biar dapet kerja bagus. Udah sana katanya takut di tungguin"

Haechan mengangguk dan mencium tangan sang mama. Ia sudah pamit dengan sang papa tadi karena papanya akan berkerja jadi sekalian pamit tadi saja.

"Echan berangkat ma"

"Hati-hati"

Haechan mulai melajukan motor kebanggaannya menuju ke rumah Sungchan yang di jadikan tempat kumpul sebelum berangkat ke panti asuhan.

Setelah 15 menit mengendarai motornya, Haechan akhirnya tiba di rumah Sungchan yang bisa di bilang cukup besar. Ayahnya dulu bekerja di bidang pariwisata dan sudah tentu Sungchan kaya.

Yah walaupun ayah pria itu sudah berpulang 1 tahun lalu tepat saat Sungchan memasuki bangku SMA. Tapi bisnis mereka tetap berjalan dengan baik karena di atur oleh kakak Sungchan, Minho Levin Naradeva.

"Ey yo wassap gessss" Ujar Haechan heboh sambil mengangkat kardus miliknya.

"Berisik lo item" Ujar Hendery sinis.

"Lo mah gitu, lama gak ketemu makin nyebelin" protes Hechan sambil menaruh kardus miliknya di mobil pick up milik Yonatha Andy Pramanda, teman SMP Haechan dulu. Tentu saja di sopiri oleh kaka Sungchan yang menjadi sukarelawan.

"Hey ayang beb, lama gak ketemu makin imut aja" Kali ini Yeonjun yang datang dan langsung merangkul Haechan.

"Ihhh jauh jauh sana alergi sama crocodile gue" Haechan melepas rangkulan Yeonjun dan memilih menghampiri Renjun, Jaemin, dan Jungwoo, Chantika, dan beberapa teman perempuannya yang kebetulan sedang berkumpul.

My Beloved Mr.D ✔️Where stories live. Discover now