Part 8

2.9K 536 184
                                    


Happy to see you again with this chapter! 😭😭

Filter memang selalu menghantui di manapun dan kapanpun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Filter memang selalu menghantui di manapun dan kapanpun







Sejauh ini, ada beberapa hal yang sudah Evanna mengerti. Bersamaan dengan rasa hangat cahaya berwarna kuning cerah yang menyinari langit Ethereal, Evanna akan menyimpulkan beberapa hal. Satu, di belum sepenuhnya mati. Dua, Lief bilang karena benang jiwanya hilang, itu menjadi salah satu alasan kenapa tidak ada seorang pria pun yang mendekatinya sampai usia sekarang. Ini memang terdengar cukup miris, sampai Evanna beranggapan apakah dia pernah berbuat salah sampai mendapatkan nasib sial—ya, agaknya Eva berpikir ia tidak beruntung. Lalu ketiga, benang jiwanya hilang dicuri. Sebenarnya Evanna sedikit tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi—jelas manusia seolah tidak mengerti rahasia apapun tentang hidup. Setidaknya ini adalah beberapa hal yang ia tahu sebelum benar-benar pergi ke Ethereal.

Sekarang, Evanna tengah menapakkan kaki di atas karpet berwarna merah gelap yang empuk. Permukaannya seakan menggodamu untuk mendaratkan telapak tangan dan mengelusnya di sana.

"Kita sudah sampai." Suara Lief yang terdengar di dalam kepala agaknya membuat Eva sedikit terkesiap.

Keduanya masih berbicara dengan telepati itu jelas—bahkan Lief juga sedikit waspada kala ada malaikat maut lain yang lewat di sepanjang koridor asrama.

"Bagus, sebenarnya berada di sini membuatku sedikit was-was," jawab Evanna sembari mendekat ke arah Lief.

Lief tersenyum, seperti biasa matanya akan tersembunyi dengan begitu khas, "Biarkan aku menyimpulkan jika kau akan merasa senang di sini bersamaku."

Dalam beberapa kesempatan Evanna beranggapan jika Lief mungkin bisa menjadi pria populer yang akan dikejar-kejar oleh para gadis manis. Oh, ya ampun. Sekarang Evanna baru menyadari senyuman Lief seakan memiliki mantra magis, pemikat—mengikat. Dan saat pupil coklat Evanna berfokus pada bibir itu, semakin terlihat seberapa Lief seolah memiliki senjata terbaik untuk menjerat hati terulur dan berjalan padanya.

"Kau tidak apa-apa, Eva?" Lief menoel pucuk hidung Evanna dengan jari telunjuknya, lalu kembali terkekeh geli saat mendapati Evanna mengerjab tipis.

"Ti—tidak apa, apa." Gadis itu segera tersenyum, membenarkan sikapnya kendati itu cukup mengejutkan.

Evanna bisa melihat sebuah pintu berwarna sehitam jelaga. Dibingkai indah oleh besi yang ditempa pipih lalu dibentuk sulur yang cantik. Evanna baru menyadari kala ia sedikit melongok kea rah pintu di belakangnya, samping kanan dan kiri. Ada sebuah lambing terbuat dari kuningan yang menggantung, hurufnya aneh dan dahi Evanna mengerut tidak yakin. Itu angka atau huruf?

"Baguslah, aku hanya khawatir kau mungkin terlalu terkejut dengan apa yang kau temui." Lief menarik napas, lalu mengembuskannya cepat. Memegang gagang pintu sembari melipat kedua bibirnya ke dalam. "Karena mungkin kau harus bersiap dengan ini.

String of SoulWhere stories live. Discover now