Part 3

11.8K 1.5K 649
                                    




Baiklah, mungkin aku sudah menyinggung hal ini di chapter-chapter sebelumnya. Tetapi, aku ingin menegaskan lagi agar tidak ada kesalah pahaman persepsi seiring berkembangnya cerita. String of Soul benar-benar cerita murni imajinasi yang ditujukan untuk hiburan. Sebelumnya, aku sudah melakukan beberapa riset dan peninjauan untuk menyusun cerita fantasi ini. Jadi, kalau semisal ada yang bilang, 'Malaikat Maut bukannya begini, begitu, ya?' dan sebagainya, aku sudah memberikan arahan dan pengertian jika cerita ini murni imajinasi tanpa merujuk pada kepercayaan atau agama apapun, dan aku memang ingin membangun cerita Malaikat Maut versi aku sendiri.

Karena lama gak apdet, part ini panjaaaaang
Jadi, voter ke berapa kalian?

Karena lama gak apdet, part ini panjaaaaangJadi, voter ke berapa kalian?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








            "Kau harus pergi ke Duta Besar Kematian sekarang, Lief. Setidaknya Hoogan harus tahu mengenai hal ini."

            Jika Skuli tidak mendesak dengan ancaman yang menakutkan untuk membuat Lief merasa ngeri dengan sendirinya, tentu ia tidak akan datang secepat ini ke gedung Kedutaan. Lief harus menemui pria tinggi berkulit pucat dan memiliki senyum seperti lelehan bara api—menghangatkan tetapi juga menakutkan secara bersamaan. Dark Hoogan, adalah seseorang yang tidak ingin kau temui dalam rentang waktu yang sering. Tidak, Hoogan bukanlah penjagal hidup yang bisa membinasakan Malaikat Maut dalam sekali gertak. Hanya saja, sosoknya memang sangat dihormati dan memiliki posisi berpengaruh di dalam Kedutaan.

Hanya ada dua kemungkinan seorang Malaikat Maut datang ke gedung Kedutaan. Satu karena mereka mendapatkan pencapaian yang gemilang, dua mendapatkan masalah yang cukup besar sampai tidak bisa mengatasinya sendiri. Iya, Lief memang menggolongkan hal itu pada dua hal itu saja karena kemungkinan gila bisa saja terjadi.

Dalam helaan napas besar dan menyimpan sebelah tangan pada saku celana hitamnya, Lief berjalan menyusuri lorong dengan perasaan campur aduk. Lief menapak di bawah langit-langit berbentuk lengkung yang dihiasi oleh medalion berwarna perak, emas dan hitam, Lief lantas berhenti di sebuah pintu coklat dua sisi yang tinggi. Dia membutuhkan waktu beberapa detik hanya untuk mengumpulkan niat atau sedikit keyakinan sebelum mengetuk pintu itu.

            "Hoogan?" tanya Lief saat pintu coklat itu berkeriut memecah hening, lantas perlahan masuk dalam setelan hitamnya dengan dahi yang sedikit memicing waspada. Karena seperti rumor yang ada, Hoogan itu sedikit—

            "Jadi, ada masalah apa sampai kau mengangguku menyusun beberapa puzzle tulang jangkrik saat ini?" Hoogan tiba-tiba saja muncul dengan mendorong kursi beroda yang ia duduki dari balik rak buku di mana Lief terjingkat bersamaan.

            "Kurasa sangat menyenangkan menyusun tulang jangkrik saat Kedutaan sedang menghadapi beberapa krisis di loby," jawab Lief tidak habis pikir dengan kebiasaan Hoogan yang satu ini. Oh, untuk satu fakta, sebenarnya ia dan Hoogan memang memiliki hubungan yang baik. Hoogan salah satu orang yang memiliki andil cukup besar ketika Lief masih bersekolah di Undertaker sampai dia lulus.

String of SoulWhere stories live. Discover now