BAB 1

83 27 32
                                    


"Kalau kata hidup Nada dan Aldan; tak kenal maka tak sayang, sudah kenal belum tentu bisa bersama."

• • • •

Happy reading:)


Syahnaz Nada Amora, seorang gadis cantik dengan senyum sangat manis yang bisa saja memikat para hati kaum adam di kampusnya itu. Juga memiliki sejuta daya tarik yang mungkin akan membuat orang penasaran dengan hidup yang gadis itu jalani.

Bagaimana itu tidak? Jika saja dirinya begitu tertutup tentang keluarga dan hidup yang dia jalani hingga membuat orang diluar sana beranggapan bahwa Nada adalah gadis introvert.

Itu semua benar dirinya seperti itu, namun ada satu hal yang tidak di sukai dari seorang Nada yaitu orang yang terlalu mencampuri segala urusan hidupnya. Jika saja dirinya bisa membungkam mulut mereka maka dirinya akan hidup tenang tanpa nyinyiran orang diluar sana.

Sedari tadi Nada hanya termenung di kamarnya itu, ntah apa yang sedang dipikirkannya. Nada sangat suka sekali begitu setiap kali dirinya ada masalah.

Nada kesepian, dirinya tidak mempunyai kakak ataupun adik yang bisa diajak bercerita tentang setiap masalah nya. Sangat tidak mungkin, jika Nada bercerita pada kedua orang tua nya yang selalu sibuk 24 jam dengan urusan kerja.

Nada adalah anak semata wayang dari keluarga Anantara. Mamanya yang bernama Devina Amora dan juga papanya yang bernama Fernando Aganta merupakan orang yang sangat sibuk hingga tidak pernah ada waktu sedikit pun untuk keluarganya. Karena itu mengapa dirinya begitu tertutup, karena gadis itu terbiasa hidup dengan suasana sepi seperti rumah yang sudah menjadi tempat ternyaman untuk berdiam diri.

Nada yang tadi termenung sekarang bangun dari tempatnya membawa tas kecil berisi hp, uang, lalu mengenakan jaket jeans tidak lupa juga dengan topi yang selalu dirinya bawa setiap hendak pergi keluar rumah.

"Bibi, Nada keluar dulu yah Bi." Teriak Nada menuruni anak tangga

"Non Nada teh mau kemana emangnya?"

Dia Bi Ija, bibi yang merawatnya dari kecil itu selalu mencemaskan dirinya jika belum tahu Nada akan pergi kemana.

"Biasalah Bi, Nada mau kerumah Aldan ada urusan penting sama dia." Jelas Nada dan menali cepat sepatunya itu.

"Yasudah non, hati-hati dan jangan lambat pulang nanti bibi yang kena marah sama nyonya nanti."

"Oke, siap laksanakan bibiku yang baik."
Ucapnya dengan tangan yang meniru gaya hormat pada bibinya itu.

Nada pergi dengan motornya itu dan  berharap Aldan ada di rumahnya. Aldan adalah temannya waktu masih kecil, dan mereka terbiasa bersama. Baginya hanya Aldan lah yang bisa dia ajak berkeluh kesah dan memberi solusi oleh karena itu Nada berniat menemui Aldan untuk membantunya.

***

Nada sampai dirumah mewah bernuansa minimalis dengan perpaduan warna putih hitam yang menambah kesan. Dirinya memarkirkan motornya di pinggir jalan depan tembok pagar rumah itu.

"Rumah Aldan sepi banget, apa gak ada orang di dalam?" Batin Nada melihat rumah itu.

"Apa masih di gereja yah Aldan?, tapi kan udah jam 2 siang harusnya udah pulang dari tadi."

Nada menunggu dan berulang kali menghubungi cowok itu.

1 jam telah berlalu...

"Aldan kemana sih?! Ditelpon mah dichat gak dijawab, ditunggu juga gak dateng." Decak dirinya dengan kesal

Nada terus menerus mengecek hp
berharap ada balasan dari cowok menyebalkan itu namun, hasilnya nihil.

Nada tidak tahu lagi dirinya harus terus menunggu atau bagaimana, dia berdiri di depan rumah Aldan sudah lebih dari satu jam dan sama sekali tidak ada orang yang lewat satupun.

Tidak lama kemudian, Nada dikejutkan dengan ibu-ibu dan sepertinya dia tetangga Aldan yang memperhatikan nya sedari tadi namun dirinya tidak menyadari itu.

"Maaf nak, mau cari siapa yah?, ibu lihat dari tadi kamu berdiri di depan rumah ini." Ujar ibu yang terlihat sedang hamil menghampiri.

"Ehh iya Bu, saya lagi nunggu teman saya dan kebetulan rumahnya sepi. Apa ibu tau orang rumah ini pergi kemana?" Tanya Nada.

"Ohh... kamu temennya nak Aldan toh. Ibu lihat tadi pagi keluarganya pergi dengan terburu-buru dan ibu tidak tahu pasti mereka kemana."

"Ah yasudah tidak apa-apa Bu." Sahut Nada menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal itu.

"Apa ada keperluan yang penting? Jika ada nanti saya sampaikan jika mereka sudah pulang."

"Tidak perlu repot-repot Bu, biar saya saja yang bilang langsung nanti." Jawabku dengan tidak enak hati.

"Baiklah kalau begitu, ibu permisi dulu yah." Ucapnya lagi padaku

"Iya Bu, sekali lagi terimakasih banyak ya Bu." Balas Nada dengan tersenyum

"Iya sama-sama nak."

Perlahan ibu tadi pun hilang dari pandangan nya, "untung lah aku bertemu dengan ibu itu jika tidak mungkin aku akan menunggu disini terus seperti orang gila saja." gumamnya pelan.

Nada pergi meninggalkan rumah Aldan. Dirinya harus segera pulang juga, sebab langit yang tadinya cerah sekarang berubah menjadi abu-abu gelap seperti pertanda akan turunnya hujan. Dan dia sama sekali tidak menyukai momen itu, ntah apa yang membuat gadis itu membenci kehadiran hujan apalagi ditambah dengan kekesalannya kali ini.

____________________________________________

Gimana ceritanya? Semoga kalian suka dan maaf yah jika terlalu absurd hhe.

Btw terima kasih banyak untuk yang sudah baca dan juga votenya kalian yg bikin saya semangat buat nulis disini.

Jangan lupa juga beri kritik, saran dan support dari kalian yah, dengan komen selalu.

See you next part teman^^

SEAMIN TAK SEIMAN (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang