Bagian 18 - Daging Sapi Geprek

767 105 1
                                    

Jangan pernah mencoba untuk menghilangkan ataupun melupakan masa lalu saat bersama dengannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan pernah mencoba untuk menghilangkan ataupun melupakan masa lalu saat bersama dengannya.
Karena masa lalu, kita bisa mengerti bahwa 'tanpanya, kita sekarang mungkin nggak akan begini'.

🐈🐈🐈

Di kelas yang awalnya sedikit ricuh tiba-tiba terdiam mendengar suara langkah kaki yang cepat.

Purple berhenti berlari karena sudah masuk ke dalam kelasnya. Napasnya tak teratur, terlebih lagi ia jadi bahan tontonan oleh teman baru di kelasnya. Yang sedari tadi mereka sibuk mengobrol, menulis, minum, mengipasi diri dengan buku, dan lainnya kini jadi terpaku pada sosok yang baru datang tersebut.

"Lo kenapa? Kemana aja daritadi?" tanya Tia pada Purple. Ia masih sangat kelelahan akibat bermain basket, tentu daritadi ia bersender di dinding sambil mengipasi dirinya menggunakan buku tipisnya.

Purple berjalan cepat menuju tempat duduknya, setelah sampai ia lekas duduk dan menatap Tia.

Tia menoleh ke arah Purple, menunggu jawaban darinya. Tak hanya Tia, Veli pun ikut menatap Purple.

"Jadi, kelas Jeff dihukum, cuma Jeff yang tak berada di lapangan untuk hormat ke bendera. Jadi gue mengantarnya, tapi pas di lapangan gue jatuh. Jeff juga ikut jatuh, dia jatuh menindih tubuh gue. Gue malu banget! Semua teman kelas Jeff menoleh sambil berteriak aneh," jelas Purple pelan yang hanya didengar oleh Tia dan Veli saja. Ia percaya bahwa mereka berdua adalah orang yang tepat untuk diajak bicara, entah kenapa sejak bertemu dengan mereka, Purple jadi ingin mengenal lebih tentang mereka.

Tia tertawa pelan. "Kalo gue ada di sana, gue juga pasti teriak-teriak. Iya kan, Veli?"

Purple menoleh ke arah Veli. Ia tersenyum dan bertanya, "Dari awal gue masuk, lo kok nggak banyak bicara?"

Veli tersenyum. "Gue cuma takut salah ngomong."

"Veli teman dekat gue, dari SMP sampe sekarang dekat terus. Dia pendiam, sulit bergaul, dan tertutup. Walau Veli teman dekat gue, tetap saja gue nggak terlalu tau tentangnya, kadang dia susah untuk di ajak ke suatu tempat. Kayak ke lapangan basket, tadi pun gue yang maksa."

Purple mengangguk paham, ia menatap Veli dalam. "Mulai sekarang kita temenan, ya! Kita bertiga," ucapnya sambil menatap Tia dan Veli secara bergantian.

"Dari awal lo masuk emang udah temenan kok!" ujar Tia dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Ngomongin gue, ya?" tanya Bhimas dengan sangat pede.

"Yee, jadi cowok GR abis!" sahut Tia.

Purple terkekeh pelan sambil menatap ke arah Bhimas. Tak sengaja di bagian tengah paling depan Purple menatap lelaki itu, di sana lelaki itu juga menatapnya. Tatapan Purple yang biasa saja jadi berubah drastis ketika saling bertatapan dengannya.

My Cat AngelWhere stories live. Discover now