50. Malam Panjang Felinette de Terevias (3)

4K 1K 495
                                    

"Kakak menyayangimu, Luna."

*

"Keagungan abadi dan berkat mulia di bawah langit Terevias, Yang Mulia Putri."

Irsiabella menempatkan tangan kanannya di bahu kiri, sedangkan tangan kirinya mengangkat satu sisi gaunnya dan membungkuk hormat.

Mata emas Irsiabella menatap ke arah Luna dengan tatapan penuh kekaguman. Selebihnya, Luna tidak mampu berpikir lebih jauh mengenai artinya.

Luna bisa merasakan jantungnya terus berdebar tanpa henti. Pertemuannya dengan Irsiabella saat ini memang benar-benar nyata adanya.

Selama beberapa saat, hembus angin yang datang dari arah belakang Irsiabella membuat rambut-rambut hitamnya beterbangan ke arah Luna, membuat Luna tidak sengaja mencium aroma yang cukup familier.

Namun, Luna langsung menyadari sosok di belakang Irsiabella, ada Aurorasia. Gadis itu adalah putri tunggal Duke Swanbell-salah satu pemilik Golden Sun yang menyebar di Terevias. Luna yang isi pikirannya sempat kacau, kembali -dan dia ada di dekat Irsiabella.

... rupanya mereka memang sudah berteman. Luna kembali bersama kesadarannya, mengingat bagaimana dua gadis ini akan saling mendukung di masa depan untuk menjatuhkan posisinya, meski mereka tidak melakukannya dengan sengaja.

Keheningan panjang menguasai tempat itu. Luna bisa mendengarkan suara dedaunan yang saling bergesekan, suara rerumputan yang saling menyambut, suara hembusan angin dan bahkan napasnya sendiri.

"Perkenalkan, nama saya Irsiabella Ravelsa." Lagi-lagi, Irsiabella membungkuk hormat.

Aku tahu. Luna membalas dalam hati.

Irsiabella kembali menatapnya dengan tatapan dalam. Mata emasnya seolah bersinar antusias menunggu balasannya.

Luna kembali teringat bagaimana pertemuan sebelumnya dengan Irsiabella di alur sebenarnya. Mata emas Irsiabella juga menatapnya dalam dan juga bersinar tegas, memberikan penekanan bahwa tujuan dan keinginannya untuk menjadi kandidat Putri Terevias adalah hal yang serius.

Dua Irsiabella itu juga sama, tidak tampak seperti dua orang yang sama.

Semuanya adalah tipuan. Semua perlakuan mereka berbeda karena saat ini Felinette adalah Putri Terevias yang terhormat, berbeda dengan keadaannya dulu ketika dirinya tidak kunjung mendapatkan kekuatan dan mendapatkan titel putri palsu.

Topeng, penipu, pembohong, muka dua ....

Luna benar-benar muak dengan semua ini.

Saat ini, dua gadis yang akan mempengaruhi hidup Felinette ada di depannya. Tidak berdaya. Masih di usia mereka yang belia dan tanpa pengalaman terkhianati pula. Haruskah Luna berpura-pura menyambut mereka dan melukai mereka ketika ada kesempatan? Atau haruskah Luna mengabaikan mereka dan menganggap pertemuan malam ini tidak pernah ada?

Luna tidak setega itu untuk memilih pilihan pertama. Pilihan itu mungkin akan muncul setiap Luna merasakan amarah atas perasaan Felinette, tapi tetap saja Luna tidak pernah dididik untuk melakukan sesuatu yang tidak rasional seperti itu. Namun Luna juga tidak bisa menyambut mereka dengan tulus, melupakan semua hal buruk yang pernah menimpa Felinette.

Selain banyak risiko yang akan ditanggungnya jika memilih pilihan pertama, Luna merasa bahwa mengabaikan keberadaan mereka akan menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Tidak perlu ada drama berkepanjangan.

Luna tidak perlu terlibat dengan mereka lebih jauh lagi, karena Luna sedang menunggu waktu yang tepat untuk kabur dan memulai hidup baru dengan identitas lain. Jika ada kesempatan, Luna tidak akan merasa ragu lagi. Luna akan mengambilnya, dia berjanji tidak akan menyianyiakannya lagi. Masa itu akan datang, Luna tahu.

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now