CHAPTER 8

276 45 5
                                    

"ARGO AWAS!"

Bugh!

Gia berlari, meloncat tinggi lalu menendang perut Veron hingga laki-laki itu terjatuh cukup jauh. Dan, menyebabkan tangan Gia sedikit tergores rantai yang sedari tadi di pegang Veron untuk melukai Argo.

"Awhs!" ringis Gia pelan.

Semua mata anggota Araster tertuju pada Gia. Begitupun dengan Argo yang tak berkedip sedetik pun. Laki-laki itu merasa bingung sekaligus takjub dengan gerakan yang baru saja di lontarkan oleh Gia pada Veron.

Waktu seperti inilah yang sangat di senangi oleh Lavator. Ketika keterfokusan Araster lengah saat itu juga Lavator akan beraksi dengan senang.

Argo menarik tangan Gia saat Nando ingin memukul cewek itu. Kini posisi keduanya saling berhadapan yang hanya di batasi satu jengkal. Gia menatap manik mata Argo yang berwarna hitam kecokelatan itu dengan lekat.

"Lo enggak papa?"

Mendengar pertanyaan dari Argo membuat Gia tersadar dari lamunannya. Cewek itu kini memalingkan wajahnya ke arah lain. Enggan menatap wajah ganteng Argo ketika sedang di posisi serius.

Veron beranjak berdiri menatap pada Argo dan Gia penuh amarah. Laki-laki itu memberi kode ke beberapa anggota Lavator untuk mengerumuni keduanya.

Argo menatap was-was mereka semua. Ia harus memikirkan cara untuk melumpuhkan Lavator tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Belum lagi ia harus melindungi Gia agar tidak menjadi tawanan geng Lavator. Argo tidak akan membiarkan puluhan laki-laki berengsek itu melukai wanitanya.

Argo menangkup kedua bahu Gia dari belakang lalu menendang kaki wanita itu dan membuat Gia secara tak langsung menendang perut Veron.

Melihat Veron yang terkapar akibat tendangan dari Gia. Lino berlari kecil hendak membalas. Namun, tindakannya melesat karena Argo dengan cepat mendorong tubuh Gia agar menjauh. Setelah aman, Argo kembali menarik tubuh Gia.

Tak sampai di situ saja, kini salah satu anak Lavator mulai menyerang keduanya kembali. Nando berniat untuk memukul kepala Gia. Tapi, tidak berhasil karena Argo dengan cepat menundukkan kepala cewek itu. Argo kembali menendang kaki Gia hingga membuat Gia secara tidak langsung menendang aset berharga cowok itu. Dan membuat si empu memegang asetnya kesakitan.

Masih di posisi yang sama. Kini Argo mulai memegang tangan Gia. Memutar tubuh cewek itu hingga tangan Gia berhasil menampar wajah Veron, Nando dan Lino dalam satu waktu.

Gia kembali jatuh dalam pelukan Argo. Argo sendiri kini malah terpaku dengan wajah cantik wanita itu. Argo kembali menatap Lavator dengan tatapan yang sulit di artikan. Detik berikutnya Argo mengais tubuh Gia, tangannya memegang tangan dan kaki wanita itu agar tidak terjatuh.

Argo memutar tubuhnya dengan posisi Gia di atas punggungnya. Hingga menyebabkan beberapa anggota Lavator terlempar akibat terkena kaki Gia yang sudah seperti baling-baling.

Setelah semua terkapar, Argo melempar tubuh Gia ke atas dan menangkapnya kembali. Gia sendiri kini menjauh dari tubuh Argo dengan napas ngos-ngosan. Kejadian tadi terasa begitu cepat dan mengerikan.

Argo Gila! Itulah yang sedari tadi Gia batinkan. Seenak jidat laki-laki itu malah menggunakan tubuhnya sebagai alat untuk menyerang lawan. Dia pikir, Gia lemah sama dengan wanita lain di luaran sana. Hello! Asal dia tau, Gia tidak lemah. Gia masih mampu melawan beberapa orang.

Suara sirene mobil polisi terdengar jelas. Hal itu sontak membuat anggota Lavator lari kucar-kacir menjauh dari tempat tawuran.

"Gia lo enggak papa kan?"

ARGOWhere stories live. Discover now