CHAPTER 21

194 22 4
                                    

HAI AKU COMEBACK !
BTW ADA YANG KANGEN SAMA BANG AR GAK?
KALO DI PIKIR-PIKIR KAYAKNYA UDAH SEBULAN LEBIH AKU GAK UP ARGO LAGI.
ALASANNYA CUMA SATU, BUKAN KEHILANGAN ALUR CERITA. T-TAPI KARENA LAGI SIBUK SAMA PELAJARAN" SEKOLAH.

YUKK GASS LANGSUNG BACA AJA!

✨✨✨

“Makan yang bener. Enggak usah senyum-senyum sendiri.”

Argo menoleh ke arah sang papa tercinta dengan senyum yang masih terukir di bibirnya. “Kenapa, Pa? Senyum Ar terlalu manis ya?”

Sontak hal itu membuat perut Arjuno mendadak mual di buatnya. “Balikin sini kunci mobil!”

“Enak aja, udah lah Pa. Ngapain sih di sita-sita segala. Kayak bocah tau enggak?!” sewot Argo dengan mulut yang sibuk mengunyah roti bakarnya.

“Emang kamu bocah, tengil lagi!” jawab Arjuno. “Maling di mana itu kuncinya?”

“Enggak maling kok. Justru papa ngasihnya di wakili sama Zahra,” ucap Argo.

Ala juga di hasut sama setannya Abang Ar,” cicit Zahra pelan membuat semuanya menoleh ke arah balita imut itu.

“Anak kecil emang suka jujur,” ucap Arjuno.

“Oh, iya Pa. Ternyata siswi yang waktu itu jagain Zahra sama Rafael, orang yang sering Ar ceritain lho,” ucap Sieera.

“Oh, iya?” tanya Arjuno.

“Iya, pa. Namanya Gianira,” jawab Sieera. “Wah kayaknya impian kita buat jadiin dia menantu bakal terkabul nih.”

“Oh, jelas tentu saja! Ar bakal pastiin seratus persen Gia bakal jadi menantu kesayangan keluarga Galandra,” sela Argo cepat. Memang ya pilihan seorang Argo Alfino Galandra tidak pernah salah.

“Papa kok ragu, ya. Memangnya Gia mau sama kamu? Secara Gia'kan anak rajin, pintar, sopan lagi. Enggak kayak kamu,” ucap Arjuno.

“Ya, enggak papa. Nantikan Gia bisa nuntun aku jadi lebih baik lagi,” kata Argo dengan gampangan.

“Mana bisa gitu! Yang ada laki-laki yang harus menuntun wanitanya,” ucap Arjuno lalu laki-laki paruh baya itu menoleh ke arah sang istri sambil tersenyum. “Contohnya kayak Papa sama Mama nih.”

“Sudahlah si bucin mulai aktif.” Argo beranjak berdiri dan mengambil tasnya asal. “Pa, minta duit!”

Arjuno menghentikan kegiatannya lalu mengambil dompet dari sakunya.

“35? Mana cukup,” ucap Argo saat menerima tiga lembar uang berwarna ungu serta satu lembar uang berwarna kuning.

“Cukup itu. Bensin sepuluh ribu, bayar uang kas lima belas ribu, bayar denda karena ngempesin ban motor bu Astri lima ribu. Sisa lima ribu lagi buat kamu jajan,” jelas Arjuno sedetail-detailnya.

“Goceng enggak cukup buat ngisi perut, Pa,” cicit Argo melas.

“Bisa beli tea jus sama gorengan kok. Itu juga masih ada sisa dua ribu. Kalo bisa sih balikin lagi,” kata Arjuno.

Astagfirullah punya bokap gini banget.

•••🌸🌸•••

“Ada markisa di isap-isap. Demi cinta, si bos rela insap!”

Sontak mendengar itu membuat seluruh anggota Aras yang ada di markas terbahak mendengarnya. Sehari saja tanpa menghina Argo rasanya tidak afdol bagi anggota lucknut itu.

ARGOWhere stories live. Discover now