Laki-Laki Sempurna : 1

131 24 177
                                    

Tata cara ia berjalan, menatap, berbicara, bahkan mungkin bernapasnya saja hampir begitu bisa dikatakan bahwa ia lelaki yang begitu dipuja. Ah, tidak, laki-laki ini ialah seseorang pada umumnya. Akan tetapi, di balik pada umumnya itu terdapat serpihan istimewa yang membuat mereka begitu nyaman menatap lelaki ini amat sangat lama.

Sudah hampir setengah hari ia lewati bersama teman seperjuangannya untuk melawan rasa kantuk dan lapar dahaga. Sanja melepaskan dasi hitam yang sudah berjam-jam ini menyesakkan dirinya. Pendengarannya masih ia fokuskan untuk mendengar kepada sumber suara yang sedang berucap pamit kepada seluruh mahasiswa-mahasiswi di sana. Sebab sudah sekitar tiga hari lamanya, mereka sama-sama mengindahkan pelaksanaan PBAK atau Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan untuk mahasiswa baru.

"Aduh, sorry-sorry. Aku nggak lihat ada kaki kamu di sini."

"Enggak apa-apa, jalan aja."

Pandangannya beralih kepada lelaki itu dan tak berminat pindah. Wanita itu memandang Sanja lamat sebelum kembali memalingkan wajahnya dan berbisik-bisik kepada teman di depannya, sembari tersipu malu. 

"Kayanya bakal ada yang jadi The Most Wanted lagi, nih, " Sindiran canda dari seseorang di samping Sanja itu tak digubris oleh laki-laki yang masih menatap lurus ke depan.

Helaan napas terasa begitu pelan, tetapi begitu melelahkan. Bukan, tidak hanya karena sudah seharian ini tenaganya ia pakai di kegiatan tak terlalu meriah ini. Kenyataan bahwa dirinya lagi-lagi akan menjadi sorotan utama pada acara terakhir ini yang membuat Sanja tak tahu harus mengeluarkan ekspresi bagaimana lagi.

Dua jam lebih lagi-lagi sudah terlewat, sekarang beberapa panitia acara pun sudah terlihat kelelahan akan penutupan masa pengenalan ini. Lelaki yang sudah melepaskan dasi dan satu kancing baju atasnya itu segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati panggung utama.

Kabarnya, Sanja ini pemilik suara vokal yang disukai banyak orang. Ia sudah lebih dulu dikabarkan akan berpartisipasi sebagai penutupan bersama teman-temannya. Lebih tepatnya, mereka sudah lebih dulu terkenal sebelum masanya.

Dengan gagah dan siap, Sanja mendapat sorakan hebat dari mereka yang sebelumnya sangat lesu untuk dipandang. Maklum, berjam-jam diberi wejangan tentang kampus yang akan mereka jelajahi juga butuh pikiran dan hati yang sabar. Wajar jika kini mereka menginginkan sesuatu yang menyegarkan bagi indra  mereka.

Hari ini, bukan dengan genre yang menyayat hati, tenang saja. Sebab hanya akan ada tiga sosok yang akan menjadi penyejuk pendengaran mereka. Judulnya Someone Like U yang dibawakan oleh Lullaboy. Kata Sanja, sembari dengarkan saja dahulu lagunya. Ia hanya akan bernyanyi dengan hatinya, tetapi tidak dengan perasaannya.

Erza sudah siap dengan gitar kesayangannya dan Afzar dengan kajon yang dipenuhi gambaran berwarna hitam putih. Lalu ada Sanja, yang sudah meregangkan tubuhnya dan menarik microfon agar lebih dekat dengan dirinya.

Sepertinya kita tak akan bisa tertinggal untuk tidak mengenal siapa itu Sanja, benar?


Sekarang di sini. Di tempat penuh dengan peluh dan tawa. Salah satu alasan mengapa Sanja masih mempertahankan bakatnya, meski banyak yang harus ia hindari.

Setelah semua hal yang berurusan dengan mahasiswa baru telah usai, Sanja memilih membelokkan diri untuk mampir ke tempat yang kebanyakan orang mengatakan bahwa itu adalah sebuah markas. Markas perkumpulan para lelaki tampan tak berpasangan lebih tepatnya.

Be With Someone [ ✓ ] Where stories live. Discover now