24. Maaf

416 71 3
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

Terima kasih banyak.

*

*

*

*

****

Jeno

Na, aku mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu. Ayo kita ketemu di kafe Purnama nanti jam 7 malam!

Nancy
Kamu mau ngomongin hal apa sih? Kayaknya penting banget.

Jeno
Ya, ini memang penting banget. Kamu akan tau nanti.

Jeno melemparkan ponselnya asal ke atas kasur. Lalu ia membaringkan diri di atas kasur. Sekitar 1 jam lagi, dia akan pergi ke kafe Purnama untuk menemui Nancy.

Jeno memejamkan mata, saat ini hati dan pikirannya tengah pora-poranda bagai baru diterjang badai. Emosinya sedang tidak stabil, dia harus berusaha menenangkan diri mulai dari sekarang, jangan sampai dia nanti mengamuk di kafe Purnama.

Nancy, gadis itu benar-benar keterlaluan. Dia adalah ular licik tak berperasaan yang selama ini telah menyembunyikan sifat aslinya dengan amat apik di balik topeng cantiknya. Dan Jeno adalah laki-laki bodoh yang selama bertahun-tahun ini telah tertipu dengan pesona palsu Nancy.

Setelah sekian lama, Jeno baru sadar jika Karina ternyata jauh lebih baik daripada Nancy. Rasa penyesalan yang telah ia pendam selama berbulan-bulan karena telah mencampakan Karina kembali menyeruak dan kali ini jauh lebih dahsyat.

Iya, Jeno sebenarnya diam-diam selalu menyesal, setiap malam batinnya tersiksa akan rasa bersalahnya kepada Karina. Tapi perasaan menyesal itu selalu Jeno tepis karena saat itu ia telah memiliki Nancy. Jeno merasa sudah bahagia dengan gadis yang telah ia sukai selama bertahun-tahun. Namun setelah mengetahui fakta bahwa Nancy hanya mempermainkannya, Jeno sudah tidak bisa lagi menepis rasa menyesalnya. Dia benar-benar bodoh karena telah mempermainkan dan mencampakan gadis setulus Karina.

Benar kata Yoshi, dia pasti akan menyesali perbuatannya kepada Karina. Awalnya Jeno memacari Karina memang demi menjalankan rencana balas dendamnya terhadap Yoshi, namun lambat laun tanpa Jeno sadari, ia malah mulai merasa nyaman dengan Karina. Dia selalu merasa tersentuh setiap kali melihat Karina mencintai dan memperhatikannya dengan begitu tulus.

Jeno mendudukan diri, dia lalu mengambil kotak kado pemberian Karina yang tergeletak di atas nakas. Jeno membuka kotak itu lalu ia mengambil jam tangan di dalamnya. Jam tangan itu memang tidak semahal jam tangan yang sering Jeno beli, namun dia tahu bahwa Karina membeli jam tangan itu dengan penuh kerja keras.

Tanpa sadar air mata Jeno menetes membasahi pipinya. Rasa penyesalan di dalam dirinya semakin membuncah.

"Karina, maafin gua!"

* * * *

Sesuai janji, jam 7 malam Jeno dan Nancy bertemu di kafe Purnama. Selama menunggu pesanan mereka datang, hanya ada keheningan yang menyelimuti. Nancy yang memang biasanya pendiam dan Jeno yang kali ini memilih diam, biasanya Jeno akan mencari topik pembicaraan terlebih dahulu saat mereka berkencan.

"Jeno, kamu mau ngomongin apa?" tanya Nancy setelah pesanan mereka datang. Sepertinya dia mulai jengah dengan situasi kaku ini.

"Kita putus," ucap Jeno dengan wajah datar.

Right ChoiceWhere stories live. Discover now