Perfect Punishment| 06

3K 80 3
                                    

Tangan Pyan mulai meremas kedua payudara Kim yang masih terbungkus bra.

"Ayolah Kim, berapa harga keperawanan mu? Aku pasti aku membayar itu." Ucap Pyan menyambar bibir Kim dengan kasar.

"Emmmm."

"Hentikan omong kosong itu, aku sudah bilang aku takkan menjualnya." Balas Kim menjauhkan wajah Pyan darinya.

Kim harus melayani Pyan untuk saat ini, tak apa, Kim lebih rela ia bercumbu daripada harus mengorbankan keperawanan nya.

2 jam berlalu..........

Pyan lagi-lagi menyodorkan minuman beralkohol ke dalam mulut Kim.

"Kau semakin cantik jika kau menurut seperti ini Kim." Ucap Pyan yang juga meneguk cairan keemasan.

"Pergilah! Waktumu sudah habis." Usir Kim.

"Berikan aku tiga ratus dollar!" Kata Kim menepis setiap tangan Pyan yang mencoba menyentuh pipinya.

"Tiga ratus dollar, terima kasih untuk malam ini, servis mulutmu lumayan bagus." Ucap Pyan berdiri dan meletakan lembaran uang di atas meja.

"Aku tidak akan melakukan itu lagi, sperma mu sangat bau." Ucap Kim ingin muntah.

Kim mengambil lembaran uang tersebut dan ia masukkan ke dalam bra nya, Kim sengaja tak memasukan ke dalam dompet.

"Baiklah, waktunya istirahat." Ucap Kim berdiri meninggalkan tempat karaoke tersebut.

Kim membersihkan dirinya di kamar mandi, ia kembali memperbaiki riasannya yang berantakan.

Kim keluar dari tempat kerjanya dan menunggu sebuah taksi seperti biasa.

Tiba-tiba ada sebuah taksi berhenti tepat di depan Kim, tanpa menunggu lama, Kim memasuki taksi tersebut.

"Serenity Apartment." Ucap Kim kepada sang sopir, dan sang sopir hanya mengangguk.

Kim menyandarkan kepalanya di kaca mobil, ia membayangkan, apakah kehidupannya selalu seperti ini? Di bumbui dengan para pria hidung belang.

Menjamah tubuhnya sebegitu bebas? Kim terus berpikir, sampai kapan ia akan seperti ini?

Beberapa menit kemudian......

"Tunggu, hai... Dimana ini? Kau belok di tempat yang salah, aku bilang Serenity Apartment, ini bukan jalan Serenity Apartment!" Teriak Kim kepada sang sopir.

"Siapa bilang aku akan mengantarmu ke Serenity Apartment? Kau harus menyelesaikan masalahmu denganku." Ucap Aric menoleh kepada Kim.

"Aric?" Ucap Kim tersontak kaget.

"Eeembbbbbbbb." Teriak Kim ketika Aric mencoba membekap mulut Kim dengan kain yang sudah ia bius.

Kim tak bisa berlama-lama menghirup bius itu, ia pingsan usai Aric benar-benar membekap nya tanpa ampun.

************************************

Beberapa jam kemudian.........

Kini Kim telah berada di sebuah ruang kosong, ia telah terikat di sebuah kursi kayu, tangan dan kaki Kim tak bisa bergerak karena begitu erat ikatan tali tampar tersebut.

Aric, Aric adalah seorang pria kaya raya yang pernah Kim tipu satu bulan yang lalu, saat itu Kim benar-benar membutuhkan biaya untuk kebutuhannya, ditambah lagi uang makan Alexa dan ibunya.

Kim tak punya cara lain, ia membohongi Aric untuk mendapatkan keperawan miliknya, Kim memberi Aric dengan harga yang sangat tinggi, Aric menyetujui permintaan Kim.

Namun saat Aric sudah mentransfer uang kepada Kim, Kim mengganti nomor ponselnya, tak ingin menemui Aric, dan ia selalu menghindar saat mendengar nama Aric.

Byuurrrrrrr

Aric menyiram tubuh Kim dengan air dingin.

"Aaaahhhhhwwwppp." Teriak Kim mengambil nafas.

"Aric?"

"Ya, ini aku Aric, apa kau syok?" Ucap Aric berlutut tepat di hadapan Kim.

Kim meneguk ludahnya sendiri, ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

"Kenapa Kim? Kenapa kau begitu syok?" Ucap Aric menatap wajah Kim walau Kim selalu menghindar dari tatapan Aric.

"Aku.... Aku....." Ucap Kim berpikir.

"Kau kabur dariku bukan?"

"Tidak." Balas Kim cepat.

Plak!

Aric menampar pipi Kim, membuat bekas merah terlihat disana.

"Hebat sekali rayuan mu Kim, aku sudah memberi mu uang yang banyak, namun kau tidak menemui ku?" Ucap Aric memegang pipi Kim yang memerah.

"Maaf aku sangat sibuk Aric, aku tidak sempat menemui mu." Bohong Kim namun Aric jelas mengetahui itu.

"Tidak sempat menemui ku? Atau tidak ingin menemui ku?" Balas Aric meraba paha Kim.

"Aaaahhhhhh." Teriak Kim saat Aric mencubit paha itu.

"Aku menyuruh para pengawal ku untuk membawa mu ke kediaman ku, namun mereka gagal, kini akulah yang harus bertemu langsung denganmu Kim." Kata Aric mengelus paha itu, namun kini dengan kedua tangan Aric.

Sreeegggg

Aric merobek baju Kim tepat di area dadanya, membuat bra hitam Kim kini sedikit terlihat.

"Aric lepaskan aku, aku akan mengembalikan semua uang mu, tapi lepaskanlah aku Aric." Pinta Kim memohon.

Aric menyipitkan matanya, ia melihat ada sebuah lembaran uang yang terlihat berada di payudara Kim sebelah kiri.

"Uang?" Ucap Aric tertawa.

Aric mendekatkan tangganya pada dada Kim, Aric mengambil uang tersebut dan sengaja menekan dada Kim dengan sedikit keras.

"Aric......" Ucap Kim membungkukkan badan.

"Kau pemalu ternyata." Aric terkekeh.

"Aku tidak ingin uangmu, aku ingin keperawanan mu." Kata Aric memasukkan tangannya ke dalam rok dan mengelus kewanitaan Kim.

"Aah... Tidak Aric.... Aku akan jelaskan." Ucap Kim menahan rangsangan Aric.

Tiba-tiba Kim mengeluarkan air mata, kedua pelupuk matanya kini bergantian saling menetes.

"Aku berjanji akan mengembalikan uangmu, tapi kumohon saat ini lepaskan aku, aku lelah Aric pulang dari bekerja, aku harus membayar biaya adikku, dan memenuhi kebutuhan keluarga ku." Tangis Kim sesenggukan.

"Melihatmu wajah cantikmu menangis, aku sedikit tak tega." Ucap Aric membelai rambut Kim.

"Satu bulan Kim aku menunggumu, kau tahu aku begitu menginginkan mu." Ucap Aric dengan nafas begitu berat.

"Lepaskan aku Aric! Kumohon! Aku akan membayar uang yang kau transfer padaku dua kali lipat." Ucap Kim dengan begitu yakin.

"Dua kali lipat? Kau yakin?" Ejek Aric mengangkat salah satu alisnya.

__________________********___________

Ig: Hes_Ree

Hihihihi selamat membaca..
Semoga kalian bakal terus baca sampai tamat yaa.. :)

Perfect Punishment Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang