9

2.6K 314 12
                                    

          Sean menghempaskan tubuhnya diatas ranjang dengan selimut berwarna hitam yang  membungkusnya dengan rapih.

    Cukup kekenyangan setelah menyantap makan malam Tori yang entah bagaimana menghidangkan makanan dengan cepat seperti biasa.

Perempuan itu..

Bisakah dia berhenti memikirkannya?

     Getaran benda persegi disisi tempat tidurnya membuat Sean menoleh menatap layar datar yang menunjukkan nama Paris disana.

"Apa?"
   Sahut Sean memejamkan matanya, ia tahu ini tidak sehat tapi ia benar benar sudah mengantuk.

"Sean, jemput aku."
     Suara rengekan manja disebrang sana membuat Sean mengerutkan keningnya tidak suka.

"Kau dimana?"

"Aku masih di jerman."
     Pekikan itu membuat Sean berdecak pelan, kepalanya selalu saja berdenyut menyakitkan jika ia mendengar suara perempuan satu ini.

"Hubungi aku jika kau sudah tiba di Manhattan."

"Sean."

"Jangan ganggu aku."
    Sean mematikan sambungan, bergegas bangkit saat merasakan tenggorokannya begitu menyakitkan.

Dan sialnya gemuruh langit dan derasnya hujan diluar sana membuatnya benar benar ingin bersembunyi menenggelamkan dirinya dibalik selimut tebal yang hangat.

"Tori!"
     Sean mengedarkan pandangannya, beberapa lampu sudah pasti dimatikan oleh gadis aneh yang tinggal diseblah kamarnya.

Berdecak pelan, dengan enggan menuruni tangga saat tidak mendapatkan sahutan oleh Tori yang mungkin saja sudah tertidur.

  Gemuruh yang  makin menjadi membuat Sean menghentikan langkah dengan kerutan dalam dikeningnya, mengakui jika ia tidak suka suasana mengerikan seperti ini.

"Shit!"
    Sean mengumpat saat salah satu jendela di dapurnya terbuka dengan keras, membuat angin dingin itu berhembus memainkan tirai tirai didalam rumahnya yang entah mengapa makin terasa mengerikan.

"Ya tuhan!"
     Sean mundur selangkah, menahan nafasnya saat siluet bergaun putih itu melintas disana dengan rambut panjangnya.

Langit kembali bergemuruh.

Dan hujan semakin deras mencambuk bumi dengan angin dingin yang menelusup kedalam tubuhnya yang mulai berkeringat.

Sean tidak suka ini.

     Jantungnya makin berdetak dengan cepat saat siluet itu berhenti pada kaca pembatas dengan taman belakangnya.

"Brengsek!"
     Sean mengumpat saat pintu itu terbuka, nyaris berlari seperti orang kesetanan sebelum suara lembut yang tidak lagi asing ditelinganya itu mengalum dengan pelan.

"Sean?"

"Sialan, Tori!"
    Sean mengumpat membuat gadis itu mengerutkan keningnya menatap Sean tidak mengerti.

"Ada apa?"

"Apa yang kau pikirkan berkeliaran dirumahku dengan pakaian seperti itu!?"
   Sean berteriak kesal, melotot pada Tori yang hanya menunjukkan wajah tanpa dosanya.

"Aku dari belakang menyimpan pakaian kotor."

"Ya tuhan! Kau bisa  melakukannya besok! Dan kenapa kau tidak mengikat rambutmu!"
    Sean merasa kepalanya benar benar akan pecah sebentar lagi.

"Oh ini, aku baru selesai mandi."
    Tori tertawa kecil membuat Sean hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

"Ini sudah tengah malam bahkan diluar sana sedang hujan!"
    Geram Sean menekan pelan pelipisnya, merasa ia benar benar membutuhkan istirahat yang banyak malam ini.

"Aku terlalu banyak berkeringat jadi aku mandi."

"Sekali lagi kau berkeliaran seperti ini dirumahku aku akan menendangmu keluar dari sini."
    Sean menatap Tori penuh ancaman sebelum melanglah cepat menuju pantry dan mengambil segelas air.

"Kau mendengarku tidak?"

"Iyaa."

Benar benar.

**

Jangan lupa vomment
Maaf typo

Siera

Someone In The Rain [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang