empat puluh lima

718 42 0
                                    

Tiga hari terlewati dengan kebosanan,karna meski bastian tidak mengabaikannya meski ia sibuk tetap saja alya merasa bosan.ia merasa tidak bebas

"makan siang dulu,abis itu minum obat" bastian duduk diatas kasur alya,bersiap menyuapi istrinya itu seperti hari-hari kemarin

"kak, acha masih suka deket-deket kamu"?

Bastian terkejut dengan pertanyaan itu,mungkin karna waktu itu acha ikut datang kesini alya jadi kepikiran tapi ini bahkan sudah tiga hari terlewat

"ngak, kenapa harus dekat-dekat"? acha mungkin memang masih memberinya perhatian tapi bastian sudah sangat pandai menghindar.

Soal acha,tidak perlu disuruh bastian memang sudah menjauh dari dulu

"terus dia ngapain kamu ajak kesini" selama tiga hari dirumah sakit entah apa saja yang sudah acha lakukan

"saya gak ngajak,dia yang mau ikut" jawab bastian yang sama sekali tidak memuaskan .pria itu menyodorkan satu sendok bubur ayam yang alya terima dengan wajah cemberut

"lain kali kalo kamu mau kemana-mana atau mau apa-apa bilang saya dulu biar saya juga bisa pastiin kamu aman" bastian memang perhatian,alya akui. Malah pernah alya berfikir pria itu kadang berlebihan hingga pikiran aneh semacam sebenarnya alya ini istri atau anak biasa muncul tapi alya berusaha memaklumi. bastian hanya ingin dia aman dimana saja tapi yang namanya musibah memang siapa yang bisa cegah? Musibah juga kan tidak datang pakai permisi

Bubur di mangkuk yang bastian pegang sudah sisa setengah,nafsu makan alya sudah membaik setelah kemarin tenggorokannya terasa pahit dan menolak semua makanan yang masuk

"kamu udah bayar uang semester"? tanya alya hati-hati.bastian yang sedang mengaduk bubur tampak tenang-tenang saja

"sudah" singkat,karna uang yang harusnya ia pakai untuk membayar uang semester alya alhasil jadi uang semester bastian.rencana-rencana yang bastian susun nyatanya tidak berjalan seperti apa yang ia ekspektasi kan.selalu ada celah selalu ada sesuatu yang tidak sesempurna yang ia pikir.tapi dari kejadian kemarin bastian belajar banyak.ia harus bisa menurunkan sedikit saja egonya untuk alya

"uang yang dibawa lari sama karyawan kamu udah balik"? bastian menyodorkan satu sendok lagi dengan diam.ini sifat bastian yang sebenarnya sangat menguji kesabaran alya

"kamu kayaknya gak mau banget yah bagi cerita ke aku? Seenggak pantes itu aku buat nampung cerita kamu" sendok kembali bastian turunkan.meminta bastian cerita memang hal yang sulit bukan cuma alya yang merasa begitu. Tapi bagi alya bukankah dia orang yang paling dekat ia merasa tidak terima kalau aldo dan dava bahkan acha lebih tau bastian daripada dirinya.entah siapa yang bisa alya salahkan orang tua mereka yang tidak memberi mereka waktu untuk berkenalan atau memang sifat bastian yang kelewat kalem alya tidak tau.

"bukan,gak kaya gitu alya" jangankan alya, almarhumah ibunya saja kadang kesal karna bastian sulit sekali diajak berbagi cerita.

"yaudah lain kali aku gak akan nanya-nanya kamu kalo ada apa-apa bilang ke acha aja" bastian menghela nafas,oke alya marah sekarang.

"saya gak cerita bukan karna saya anggap kamu gak pantes buat tau, saya gak mau kamu kepikiran. kamu ada di dekat saya aja itu udah bikin saya jauh lebih baik alya" alya tidak menanggapi, kalau seperti itu mau bastian lalu pernikahan ini pernikahan jenis apa?

"terus gunanya kita nikah apa? ngapain kita nikah kalau urusan masing-masing masih gak mau ada yang dibagi? aku tuh emang belum tentu bisa bantu kak tapi setidaknya kamu bisa cerita gitu mungkin itu bisa bikin kamu lebih lega lebih tau kalau kamu gak sendiri" jelas alya panjang,bastian meletakkan buburnya keatas nakas karna sepertinya alya sudah badmood untuk melanjutkan makan

Querencia✓ [TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora