empat puluh tujuh

686 43 0
                                    

Bastian menuju kerumah randy, bagi orang yang pernah menjadi ayahnya itu mungkin ini adalah hal sepele tapi tidak dengan bastian. Ini kesalahan besar yang tidak akan bisa ia lupakan.

Rumah sepi saat bastian tiba,pembantu rumah tangga menyambut bastian begitu senang karna tentu,ini adalah pertama kalinya bastian kesini setelah sekian lama keluar dari rumah

"orang-orang kemana bi"?

"tuan ada di ruang kerjanya" bastian tidak menjawab lagi, ia segera menuju ke ruang kerja randy di lantai dua dan tidak repot-repot mengetuk pintu bastian masuk begitu saja,wajah terkejut randy tertangkap jelas

Cukup mengejutkan karna bastian datang dan begitu tiba-tiba,dan randy cukup yakin pasti ada hal penting yang ingin di bahas melihat ekspresi bastian yang kurang bersahabat seperti ingin marah tapi mati-matian di tahan

"ada apa bas"? bastian mengatur nafas sebentar,ia ingin marah tapi rasanya kemarahannya pun tidak akan memengaruhi apa-apa.tidak akan mengubah apa-apa

Cepat atau lambat alya memang harusnya akan tau,tapi masalahnya adalah lagi-lagi ia tau dari orang lain dan bastian sebenarnya tidak siap menjelaskan ini

"anda bilang apa aja ke alya"? randy mengerutkan alis,ia masih memasang gestur tenang.walau jujur saja ada rasa senang pada randy karna bisa melihat bastian lagi

"maksud kamu"?

"soal raina" seketika randy menghentikan kegiatannya membaca laporan kantor memberikan seluruh atensinya untuk bastian

"saya jenguk alya,tapi cuma sebentar cuma bahas soal kondisi dia" bastian menunggu dengan sabar

"lalu saya bilang kalau kamu trauma sama tabrakan" dan bom seakan meledak di atas kepala bastian,iya.dia memang trauma walau itu sudah berlalu cukup lama

Itu murni kesalahannya, kesalahan yang sempat membuat bastian mengira bahwa karna itulah randy mengabaikannya

Almarhum ibunya bisa bilang, bahwa itu takdir tapi tetap saja bastian merasa itu tetap saja salahnya semua tidak akan terjadi kalau dia lebih mendengarkan raina sedikit saja

"supaya apa"? suara bastian seakan tertelan, ia menunggu randy menjawab meskipun pria itu nampak bingung menatapnya

"supaya apa? saya pikir alya udah tau" randy akui,hari itu ia memang hanya asal bicara saja dan ia tidak menyangka ternyata itu membuat bastian datang dengan marah

"dia gak tau,membahas itu bukan hal mudah.saya tau anda masih menyalahkan saya soal itu" jujur,randy memang marah.ia juga kehilangan tapi apa yang bisa ia lakukan? melaporkan bastian ke polisi juga bukan pilihan yang tepat.ia memang marah namun seiring berjalannya waktu amarah itu perlahan-lahan memang terkikis.setelah keluarnya bastian dari rumah ini randy semakin menyadari sikapnya selama ini memang keterlaluan

Namun untuk tuduhan bastian tadi,randy hanya terdiam

"saya masih berusaha untuk menjelaskan itu,anda saya minta untuk tidak ikut campur urusan rumah tangga saya.karna selama ini pun anda memang gak pernah peduli" hanya sampai situ,lalu bastian keluar dari ruangan itu tanpa pamit

Dan randy menyetujui itu,kenapa tiba-tiba saja dia ikut campur? hanya karna bastian bukan darah dagingnya ia begitu jauh padahal selama ini mereka menghirup udara yang sama.pernah

_____

Bastian tidak langsung pulang,padahal dia sudah janji pada alya untuk pulang cepat tapi suasana hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.bastian butuh menenangkan dirinya sebentar

Dengan air mata yang sudah turun tanpa bisa bastian cegah ia menatap nisan bertuliskan "raina mentari" itu tanpa putus

Makam itu terletak bersebelahan dengan makam ibunya,setelah beberapa tahun baru kali ini lagi ia kesini,bukan karna tidak rindu justru karna saking rindunya lah bastian kadang merasa tidak sanggup untuk melihat makam ibunya.dan bastian masih cukup diselimuti rasa bersalah pada raina.adiknya itu seharusnya sekarang sudah kuliah juga seperti alya.andai saja bastian tidak seceroboh itu dulunya

Cukup lama bastian disana,ia merasa nyaman duduk di tengah-tengah kedua makam itu tanpa bicara sepatah kata pun.jika tidak mengingat alya bastian mungkin tidak akan pergi dari sana.sama seperti dulu dimana ia sampai di paksa pulang oleh penjaga makam karna tidak ingin pergi dari sana

___

Tiba dirumah, bastian kira alya sudah tidur tapi ternyata gadis itu masih duduk diatas kasur dan menyambut bastian dengan wajah marah

"kemana aja sih,kenapa gak sekalian aja gak usah kesini" alya tidak tau bastian darimana dan ketemu siapa pria itu juga bilang dia cuma sebentar.mananya yang sebentar? ini sudah pukul satu,alya mungkin bisa langsung tidur saja dan mengabaikan bastian tapi sialnya ia tidak bisa

"maaf" alya memutar bola matanya bertepatan saat bastian duduk di hadapannya

"maaf bikin kamu khawatir" kata pria itu lagi

"kamu dari mana sih"? alya khawatir,itu benar.andai saja kakinya tidak sakit ia mungkin sudah keluar dari tadi,kemana saja biasanya bastian pergi.alya siap mencari

Alya juga sempat introspeksi diri apakah mungkin ada kata atau kalimatnya yang keterlaluan hingga bastian akhirnya memilih untuk tidak bertemu dengannya dulu.tapi alya rasa tidak ada yang berlebihan

"dari makam ibu saya" alya bungkam, ia menatap bastian tepat di bola mata pria itu dimana disana terdapat jelas kerinduan yang sudah lama bastian simpan sendiri.

Alya ikut sedih,ia maju perlahan dan memeluk leher bastian tanpa kata.dan di balas begitu erat oleh bastian.ini yang sejak tadi ia butuhkan

"saya minta maaf,kamu tolong jangan berfikir macam-macam soal raina" alya memang penasaran soal siapa raina tapi melihat bastian seperti ini ketika masalah itu dibahas.alya juga tidak tega

Tapi alya tau, raina itu sepertinya amat penting dalam hidup bastian

Melepaskan pelukan meski bastian menolak,alya mengangguk.ia mencoba menurunkan egonya sendiri demi bastian

"lain kali,ajak aku juga ke makam ibu kamu" bastian mengangguk,dan alya makin dibuat merasa bersalah saat bastian justru menangis di depannya.alya kembali memeluknya

"kak,maaf aku bahas raina, kalau kamu gak mau cerita gak papa.jangan sedih mama ku kan mama kamu juga kamu bisa peluk dia kalau kamu kangen pelukan mama kamu" bastian yang sedang menenggelamkan wajahnya di bahu alya mengangguk.ia begitu lelah hari ini dan pelukan alya seakan meleburkan itu dalam sekejap

"saya bukan gak mau cerita,saya pasti cerita tapi saya butuh waktu saya mohon kamu tunggu saya.saya pasti cerita" dan alya memilih mengiyakan.di dunia ini siapa yang mau di paksa? Alya harus mengerti bahwa jika bastian belum ingin cerita yah berarti ia pun harus sabar menanti.ia tidak boleh terlalu menekan bastian begitu

"yaudah,ayo tidur" sepanjang malam itu,bastian memeluk alya sangat erat menunjukkan betapa ia tidak ingin kehilangan gadis ini.ia pasti akan cerita tapi tidak sekarang.ia takut alya akan bersikap seperti randy.bastian takut di tinggalkan

Querencia✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang