08 - Hasutan Regan

418 98 26
                                    

"Pertahankan apa yang memang menjadi milikmu, lepaskan jika dia tak pantas bersama mu."

— Pak Wijaya.













                                                

                                                

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




































Siang ini kota Bandung mulai mendung. Akhir-akhir ini Bandung memang seringkali terguyur hujan.

Sagara melangkah keluar gedung fakultas nya. Cuaca hari ini sangat sesuai dengan suasana hatinya. Sagara berencana akan menjemput gadis itu di fakultas.

Yah, walaupun kejadian kemaren belum selesai, Sagara tetap tak ingin Syavira beranggapan bahwa dirinya marah.

Sagara memang belum tau apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dia tetap berada di samping gadisnya itu.

Baru beberapa langkah, Sagara melihat Alregan berdiri tepat di depannya. Mereka saling menatap tak suka. Terlebih lagi saat Alregan menatap wajah Sagara.

Sagara membuang muka dan berjalan menjauhi Alregan. Tidak mempedulikan tatapan kemarahan si sudut mata Alregan.

"Cewek lo,—" Alregan menggantung kalimat nya, dan Sagara pun berbalik, menatap nya dengan tajam.

"Murahan." sambung Alregan.

Sagara kini sepenuhnya berdiri lurus tepat di depan Alregan. Tentu saja membuat cowok itu tersenyum remeh.

"Lo udah selama itu sama dia tapi gak pernah tau kelakuannya di belakang lo? Benar-benar bodoh."

"Maksud lo?" tanya Sagara.

"Oh biar gue perjelas. Cewek lo itu, bukan cewek baik-baik. Lo kira dia bersikap manis di depan lo itu asli? Lo kira dia beneran sayang?"

Sagara masih diam mendengarkan omongan yang menurut nya tak berguna ini.

"Dia cuma main-main, lo dan gue di permainkan bro. Dia manfaatin kecantikan dan wajah sok polos nya itu."

Syavira memang cantik, Sagara akui itu. Wajahnya membuat Sagara ingin selalu menatap nya.

"Lo pikir sekarang hanya lo cowok satu-satunya yang dia punya? Enggak, lo salah. Dia punya pacar lain dan juga tinggal di Bandung. Lagi pula, lo gak bisa menemani cewek lo itu setiap hari, lo cuma antar jemput kuliah, makan di tepi jalan, dan beliin barang yang sama sekali gak akan ada nilai bagi dia."

Sagara terdiam, mulai berpikiran bahwa apa Syavira tidak suka dengan hal-hal yang dia lakukan untuk gadis itu?

"Lo kenapa disini?" tanya Sagara datar.

Sagara | Sunghoon Park.Where stories live. Discover now