22. Kembali Marah

439 63 4
                                    

Heeseung dengan penuh amarah datang ke kamar Jay. Para pelayan yang melihat itu langsung pergi keluar, ia tidak berani jika Heeseung sudah seperti ini. Jay menatap saudaranya santai.

"Jangan pernah mengganggu istriku lagi!" geram Heeseung.

"Ck! Jadi kau sudah mengetahuinya?" tanya Jay tersenyum miring.

"Aku sudah mengetahui semua yang pernah kau lakukan bersamanya. Jadi, ku peringatkan sekali lagi agar tidak mengganggu dirinya apalagi kau sampai menciumnya!" ancam Heeseung. "Singkatnya, kau jauhi dia" timpalnya.

Jay kembali berdecak, "Ck! Aku tidak akan pernah menjauhinya, sebelum Hyejin sendiri yang memintaku untuk menjauh." Balas Jay kesal

"Mundurlah. Dia milikku, karena aku mencintainya!" sarkas Heeseung tajam.

"Aku akan mundur jika Hyejin tidak mencintaiku lagi!" sahut Jay dingin.

"Akan ku pastikan dia berhenti mencintaimu."

"Coba saja kalau bisa" tantang Jay sesekali ia menunjukkan smirk-nya.
Mereka saling bertatapan tajam, Heeseung meninggalkan kamar Jay dengan amarah.

Di tempat lain, Jake pusing mencari keberadaan Heeseung, dia mencari keseluruhan penjuru Istana, tapi tidak menemukan pria itu.

"Ka Jake!" panggil Jungwon yang bingung melihat Jake seperti itu.

"Kau kenapa?" tanyanya.

"Apa kau melihat ka Heeseung?" Jake balas bertanya. Ketika Jungwon ingin menjawab, Heeseung keluar dari koridor kamar Jay. Heeseung hanya melewati mereka, tanpa berniat untuk melihat.

"Bukankah itu ka Heeseung?" tunjuk Jungwon.

"Astaga, apa mereka sudah bertengkar?" Jake terlihat sangat khawatir

"Bertengkar? Apa semua nya sudah terbongkar?" Jungwon nampak terkejut

"Kau mengetahuinya?"

"Tentu saja" jawab Jungwon.

"Kenapa kau tidak bilang padaku?!" marah Jake.

"Untuk apa aku bilang padamu?" ucap Jungwon mengalihkan pandangannya.

"Aishh" geram Jake lalu meninggalkan Jungwon.

"Mereka berdua sama-sama aneh" celetuk Jungwon lalu pergi menuju kamar Jay.

****

Besoknya, Hyejin terbangun. Ia menoleh ke arah samping yang kosong.
"Apa kemarin malam Pangeran tidak kembali?" gumamnya, entah kenapa Hyejin mengkhawatirkan pria itu.

Saat sarapan pun, Heeseung sama sekali tidak menegurnya. Hal itu membuat Mo Yeong bahagia.

"Akhirnya. Sebentar lagi mereka akan berpisah" batin Mo Yeong senang.

Setelah sarapan...
Hyejin datang ke kamar Ibu Ratu seraya membawakan teh.
Ia terkejut saat melihat Heeseung tengah berada bersama ibunya. Heeseung yang melihat Hyejin seketika ingin pergi dari sana. Tapi, Ibu Ratu dengan cepat mencegahnya.

"Ibu, aku membawakanmu teh" ucap Hyejin sambil tersenyum.

"Sudah ku katakan jangan tersenyum, karena itu sangat menyebalkan" batin Heeseung kesal sambil menjauhkan pandangan dari wajah cantik sang istri.

"Terimakasih nak"

"Ngomong-ngomong apa yang terjadi dengan kalian berdua? Ibu perhatikan sedari tadi kalian hanya diam. Apakah kalian sedang bertengkar?" tanya Ibu Ratu cemas

Hyejin langsung menatap Heeseung, ia bingung mau menjawab apa.

"Iya ibu. Kami sedang bertengkar" jawab Heeseung, Hyejin memasang wajah tak percaya.

Destiny || [✔] Where stories live. Discover now