Liburan

713 137 17
                                    

Minggu pagi adalah waktu dimana MC memanjakan dirinya sendiri dan melakukan social distancing dengan anak-anak yang bikin tensi darahnya naik mendadak.

Yasudah lah, kita nikmati saja hari dimana MC tidak dikelilingi oleh 8 orang anak meresahkan dari rumah angker sebelah.

MC sudah siap dengan dress tanpa lengan berwarna biru langitnya, dia memasukkan dompet kecil ke dalam tas dan cus berangkat ke tempat tujuan.

"Om! MC berangkat! "

"Iya, hati-hati! Pulang jangan bawa orang, apalagi orang di gang sebelah. Nyusahin!"

"Siap om! "

Setelah MC pergi, Diavolo yang dari tadi duduk di dekat bapaknya bertanya.

"Ayah, kak MC mau kemana? "

"Jangan ganggu. "

"Tapi, Avo mau bilang ke luci-"

"Jangan ganggu ya nak😊, main gih sana. "

"Oke ayah! "

Dan Diavolo pun melesat pergi ke rumahnya Lucifer.

Si bege.

- balik lagi ke MC -

Moodnya sedang bersahabat, dia tersenyum senang seolah baru saja lepas dari beban hidup yang sudah menimbun sejak lama.

Disapanya orang-orang yang sedang berlalu lalang, entah itu ibu penjaga toko, tukang parkir sampai mamang batagor dia sapa.

"Mau beli neng? "

"Boleh pak. "

Begitulah obrolan kecilnya dengan penjual itu. MC mendudukan diri dan mulai menyamankan posisinya.

Cukup bagus, dan sangat bagus.

Begitulah keadaannya saat ini. Sampai...

"Loh, itu bukannya kak MC? " - Luke

Sebuah suara yang familiar memasuki gendang telinga. Bodohnya lagi dia menoleh, melihat dua bocah yang sangat ia kenali mulai berjalan menghampirinya.

"Bang, piringnya saya ambil sekalian. Nih uangnya saya cabut dulu! "

Tanpa basa-basi dia mengambil piring batagor itu dan melesat pergi.

- Taman Kota -

Engap.

MC capek lari dari ujung ke ujung.

"Tuh bocah gak bakal ngejar sampe sini kan? " ujarnya sambil melihat ke belakang.

Memastikan jika dua kurcil berambut putih dan beropi unyu itu tidak ada di sana.

Hampir saja hari liburnya terganggu, lupa juga tadi dia berada di kawasan komplek Celestia.

"Wes lah, makan dulu. "

Batagor dingin yang sudah ada di tangannya itu kini dia makan dengan khidmat. Tidak peduli orang bilang apa, sing penting isi perut dulu.

"Itu yang di pojokkan kenapa bu? "

"Kelaperan kali, udah jangan di liatin. "

Orang-orang yang melihat itu hanya bisik-bisik tetangga. Gak berani juga mereka negur kan?

"Wes, masih kek gitu aja lo makannya. "

MC berdecak kesal. Melirik- (tepatnya meletotin sih) pemilik suara yang membuatnya hampir tersedak.

"Apasih lo jax. Ganggu aja. "

Ajax. Akrabnya di sapa Childe ini mundur dikit karena merasa ada sirine bahaya di kepalanya.

"Santai dong bro, aura bunuhnya simpen dulu. Gue dateng dengan tanda damai. " ujarnya sambil peace dua jari.

"Ya ya bacot. Ngapain lo disini? "

Ajax dudukin pantat teposnya di sebelah MC, abis itu dia masang senyum-senyum bangsad.

"Biasa. "

"?"

"Ngapelin dek Lumine. "

"Oh."

"Jelek amat reaksi lo. "

"Y. "

Diem tuh berdua, canggung gitu. Wajar sih, soalnya terakhir kali ketemu pas kelulusan SMA. Di tambah lagi temen-temen si MC ini tinggalnya di Tevyat jadi gak bisa ketemu sering-sering.

Beda benua:v

"Btw, kok lo jauh amat maen sampe ke devildom? Bosen lo di tevyat? "

"Cangkem mu, nggak lah. Lumine yang ngajak buat honeymoon disini. "

"Honey- lo dah nikah? "

"Iya. "

"BANGKE KOK GUE GAK DI UNDANG! "

"Kita kan lost kontak brader gimana mo ngundang? "

"Iya sih. "

Diem lagi tuh dua orang. Gak lama, cewek berambut pirang dengan jepit bunga yang menghiasi kepalanya datang.

"Jax, maaf lama- eh, kok kayak kenal? " cewek itu berkedip sebentar.

"Ini si MC mine, geng kita di SMA dulu. "

Pas di jelasin kek gitu, itu dua orang heboh cepaka-cepiki jumpa kangen. Ajax mah biasa terlupakan kalau cewek-cewek udah begini.

"Lagi liburan? " - Lumine

"Iya nih, beban banget di rumah. "

"Gue tebak lo di ikutin kurcil-kurcil deket rumah lo ya? " - Ajax

"Iya. "

"Ada tujuh bocil kan? Satu rambut item, satu kek ubanan, biru, krem, kuning, oren, sama belang putih biru bukan?"

"Lah, jax? Kok lo bisa tau? "

Ajax langsung nunjukkin jarinya ke belakang MC, langsung tuh cewek nengok dan melihat ke tujuh kurcaci cilik berbaris rapi dengan wajah yang sok dimanis-manisin.

Oh, jangan lupa eksistensi Diavolo yang terlupakan disana. Anaknya lagi jajan es dung-dung.

'Bangsad.'

"Kak MC kak MC kok keluar gak ngajak asmo? " - Asmodeus

"Belphie ngantuk... " - Belphegor

"Kak MC aku mau beli buku!" - satan

"A-aku bukannya penasaran, cu-cuma ikut-ikutan yang lain aja. " - Mammon

"Kak MC aku mau makanan/action figure! " - Leviathan & Beelzebub

"Hah... Kenapa aku harus ikut-ikutan dalam hal ini. " - Lucifer

'Nah ntu yang mau gue tanyain, kenapa gak lo giring adek lo balik bukannya malah ngintilin gue sempak!'

Disamping itu mata Lumine malah berbinar melihat ke tujuh anak itu terlihat menggemaskan. Abaikan saja pakaian aneh yang mereka kenakan oke.

"Jax, mau anak juga-"

malah lovey dovey. Kesian yang jomblo:v

Sebelum Ajax menjawab ucapan Lumine, kedua orang itu sudah di dorong menjauh oleh MC.

"Sono dah pacaran yang puas! Jan disini banyak bocil! " pekiknya.

Mereka berdua cuma cengengesan, malu juga kan kalau di tegur begini. Mana di taman kota pula.

"Iya nih, kami duluan ya. " - Ajax

"Dadah adek-adek, jagain kak MC nya ya! " - Lumine.

Ke tujuh anak itu melambai kembali. Dan hanya beberapa yang membalas ucapan Lumine.

- di suatu tempat dekat mamang es dung-dung -

"Loh, yang lain kemana? Kok Avo ditinggal sendiri? "

.

.

.

TBC

Maafkan kalau tidak nyambung:v

Royal Kindergarten of Diavolo (RKD) [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora