Part 24

157 19 53
                                    

Rosa akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dengan semua bukti yang mengarah kepadanya, namun tak ada respon dari pihaknya bahkan batang hidungnya pun tak muncul sama sekali. Bily yang sejak awal di tunjuk sebagai pengacara juga mengatakan bahwa kliennya itu tidak bisa di hubungi sejak 3 hari lalu.

Berdasarkan keterangan keluarga ia juga tak pulang ke rumah, saat ini tidak ada yang tahu dimana keberadaanya, ia seperti sengaja menghilang meninggalkan masalahnya dan menyelamatkan diri.

Naya juga membantu dengan mencari informasi keberadaan Rosa atau Ana kepada dokter pribadi yang merupakan teman kecilnya di panti asuhan.

"Kami memang berencana untuk bertemu dalam waktu dekat Nay, tapi ia bilang harus menyelesaikan tugasnya dulu," ucap Grace.

Jawaban pihak panti asuhan juga sama, bahwa Rosa juga tak ada disana.

"Raditya." Suara Diga membuatnya mendapat perhatian dari banyak pasang mata saat ini.

"Iya Raditya kunci awal kita dan dia juga yang menghantarkan kita pada Rosa," katanya.

"Adara kembali buatkan surat panggilan untuknya," perintahnya.

"Baik," jawabnya.

"Maksud komandan kita akan menjadikan foto-foto rekaman yang ditemukan mbak Naya sebagai ancaman untuk Raditya?" tanya Hendru.

Diga hanya mengangguk mantap. "Tapi ingat jangan sampai bocor kepada wartawan, kasihan keluarganya." ucapnya mengingat perkataan Naya.

"Kenapa hal seperti ini lagi terjadi? aku saja jijik melihatnya tak menyangka jika aku memiliki rekan kerja sepertinya," kata Naya saat itu yang tak sengaja menemukan flashdisk itu.

                             ***

Raditya kembali mendapat panggilan pihak polisi dan memberikan kesaksian atas menghilangnya Rosa.

Namun pria itu tetap tenang dan kooperatif mengikuti semua pemeriksaan, termasuk mengakui menyimpan foto dan rekaman asusilanya bersama Rosa.

"Benar pak ini juga keputusan pribadi tapi saya tidak tau sama sekali dia kemana, ini seperti hubungan biasa," jawabnya serius.

"Kau terakhir kali bertemu dengannya kapan?" tanya Diga menatap tajam.

"Malam itu aku sedang bersama keluargaku, dan dia terus menghubungiku, saat itulah aku mengakhiri hubungan itu aku mencintai keluarga ku," ucapnya sambil menangis.

Adara yang melihat dan mendengar dari kaca di depanya sangat muak. "Mencintai keluarga, tapi masih menyimpan hal menjijikan itu," umpatnya.

"Dasar pria berotak mesum," umpatnya lagi sambil menendang kursi di dekatnya.

Andre dan Hendru yang di sebelahnya terkejut dengan umpatan dan gerakannya itu.

"Ti... tidak semua, kami tidak seper—"

"Diam atau kumakan kalian," katanya cepat.

Andre hanya meneguk salivanya sendiri melihat tatapan tajam rekan kerjanya itu.

"Dua hari setelah itu aku kembali ke kota ini dan dia terus menghubungiku mendatangi tempat kerja ku, itulah terakhir kami bertemu," katanya lagi.

"Bisa dibuktikan, kalian pasti sudah memeriksanya 'kan aku tidak berbuat apa-apa padanya, kumohon lepaskan aku," ucapnya memohon, menangis lalu membenamkan wajahnya di atas meja dengan tangan yang diborgol itu.

Diga terus memperhatikannya, dan mengingat ucapan Naya tentang Raditya, seseorang yang dingin dan sedikit tempramental karena sering memarahi karyawannya.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang