Bagian 8 : Mengungkapkan Perasaan

22 4 2
                                    

"Memangnya aku kenapa?" monologku membaca pesan dari Jihan.

Duh, aku jawab gimana ya? Lagi asyik-asyiknya chating nih, kalau aku tanya yang aneh-aneh takutnya jadi canggung.

Aku menggeleng dan mengetikkan balasan pada Jihan.

Nggak apa-apa, kayaknya kamu kangen aku nih. Kamu nggak kenapa-napa, kan? Nahan rindu kan sakit.

Dia langsung membalas.

DIHH, APASIH PD! 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Aku tertawa membacanya. Kata orang-orang emang aku sering ke-PD-an dan congkak, padahal dari semua itu, aku adalah orang yang gampang minder.

Yaudah, tidur ya Jihan, besok ketemu di sekolah.

Aku mengirimkan pesan itu kemudian keluar dari ruang obrolan.

***

Pagi harinya, di saat aku berjalan bangku tempatku duduk, tiba-tiba ada sebelah tangan yang merangkulku leherku mengapit dari belakang.

"Woi! Halo, Kadalku!" sapanya riang.

Aku menoleh dan ternyata Jihan. "Paan sih. Kamu beneran segitu kangennya ya sama aku? Sampe rangkul aku gini?"

"Ululu, kangen bangettt," ucapnya kemudian tersenyum yang sangat manis. Aku tertegun.

Eh sial, aku merasa malu sendiri.

Yang lain bersorak-sorai. "Ciyeee, sekarang Jihan sama Sam nih???"

Jihan dengan percaya diri menjawab dengan nada sombong, "Yaiya dong, emangnya kalian yang jomlo! Bye, Sayang." Jihan melambaikan tangannya ke arahku dan menuju bangkunya.

"Hei, Jihan. Sejak kapan kita jadian! Jangan khayal ya," teriakku.

"Sejak beberapa menit yang lalu."

Teman-teman yang lain menggelengkan kepalanya, sudah hafal dengan kelakuanku dan Jihan yang memandang seperti dua kutub. Aku si PD dan Jihan si Ceria.

Dasar Jihan, sejak kapan aku sama dia jadian! teriakku dalam hati.

***

Setelah kejadian di kelas tadi pagi. Malamnya aku mengirim pesan ke Jihan.

Jihan, yang kamu bilang di kelas tadi keterlaluan loh bercandanya. Untung temen-temen yang lain nggak nganggep serius.

Kemudian tidak lama, sebuah balasan masuk dari Jihan.

Haha, kalau mereka nganggepnya beneran juga nggak apa-apa kok.

Aku cukup terkejut membaca balasan Jihan.

Ha? Jangan-jangan kamu suka sama aku?

Dengan jantung berdegup kencang aku menunggu balasannya.

Iya nih.

Aku melebarkan mataku dan tersenyum senang.

Kalau gitu, kamu mau nggak jadi pacar aku?

Haha, udahan ah bercandanya.

Membaca balasan Jihan aku merasa cukup kecewa.

Aku nggak bercanda Jihan. Aku suka sama kamu.

The Boy's DestinyWhere stories live. Discover now