Bagian 7 : Sajaknya

58 10 0
                                    

Sehari setelah kejadian Jihan menangis di taman belakang sekolah, aku melihat dia sering bersama seorang laki-laki dari kelas sebelah, dan dia terlihat begitu bahagia.

Tidak banyak yang bisa aku lakukan. Aku hanya berinteraksi seperti biasa, tanpa menunjukkan apa yang aku rasa sebenarnya.

Aku cemburu? Tentu saja.

Aku bukan tipe orang yang setelah mengetahui kenyataan pahit dia dekat dengan orang lain akan berkata, 'aku bahagia kalau dia bahagia'. Karena aku butuh memastikan banyak hal, termasuk hatiku.

Aku duduk di teras rumah dengan beralas ban mobil bekas yang diberi sumpalan di dalamnya.

Aku sedang berbalas pesan dengan Jihan. Membicarakan banyak hal dari yang serius sampai yang benar-benar tidak penting, seperti duluan mana ayam atau telur?

Di saat percakapanku dengan Jihan berjalan lancar, aku iseng melihat beberapa cerita teman-teman di kontakku. Sampai tiba di cerita yang dibuat oleh Jihan, aku terkejut bukan main.

 Sampai tiba di cerita yang dibuat oleh Jihan, aku terkejut bukan main

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Ini kayak?" pikirku menggantung. Teringat kalimatku tempo hari saat Jihan sedang curhat denganku.

Apakah aku penyebab tangisnya saat di taman belakang sekolah?

Apakah aku?

Kuketikkan balasanku padanya.

Kamu kenapa?

---

The Boy's DestinyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant