badboy vs sadgril 03

18 7 0
                                    

"Aduhhh tugas gw belum siap lagi, gimana nih" Ucap candra panik

"Ehhh Yo contek tugas lo dong" Tanya radit pada leo karna ia belum selesai mengerjakan tugas matematika yang dikasi guru nya kemaren.

"Lah apa lagi gw" Balas leo
Karna leo tidak ahli di bidang ini, tapi soal lukis melukis serahkan padanya.

" Ehhh ken lo udah siap? Kok santai santai aja"tanya candra pada arken yang kelihan biasa biasa saja saat hampir seisi kelas sibuk mencari contekan.

Arken mengambil buku latihan di dalam laci meja dan mengangkat buku itu sambil mengedibkan sebelah matanya.

"Ehh bangke mentang mentang udah siap diam diam ae lu" Ucap candra mengambil paksa buku itu.

"Jahat lu anjim" Kata leo sambil menjulurkan jari tengah nya .

"Dah lah cepat buat dah nanti keburu tuh nenek sihir masuk" Ucap radit menengahi kekesalan mereka kepada arken .

"Ehh pu lo dah siap tugas blom? " Tanya sombong amel kepada ara.

"Udah" Jawab singkat ara

"Gw nyontek donk".

" Tuh ambil aja " Jawab ara sambil menunjuk buku latihan nya di atas meja.

Tanpa malu amel mengambil buku itu dan menyalin semua isinya.

Tak lama siap itu ibu guru yang mengajar di kelas tersebut masuk.

"Maaf ya anak anak ibu terlambat, tadi ada urusan dulu di kantor" Ucap maaf Bu yanti guru matematika itu masuk ke dalam kelas.

"Iya bu" Jawab serentak anak anak dalam lokal itu.

"Ga masuk seharian juga gapapa bu, rela lahir dan batin" Ucap candra sedikit pelan yang berhasil membuat anak anak yang mendengar nya tertawa.

"Kenapa kalian tertawa" Tanya heran bu yanti kala melihat sebagian anak anak ketawa.

"Ngak kok buk, tadi liat kakek semut berantem ama nenek semut" Ucap leo tanpa dosanya.

Yang berhasil membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak mendengarnya.

Kecuali ara, ara terkenal pendiam dan jarang untuk tertawa dia hanya duduk sambil wajah nya melihat ke bawah tanpa menghiraukan lawakan lawakan orang orang yang ada di kelas itu.

"Yaudah sekarang kumpulkan tugas kalian" Kata bu yanti memukul meja menggunakan mengaris besar ciri ciri khas guru matematika itu, sambil tersenyum sinis kepada semua orang dalam kelas itu.

Murid murid tak terkejut lagi dan udah biasa dengan ulah bu yanti yang memukul meja dadakn seperti itu.

Semua orang mengumpulkan tugas tugas nya tanpa terkecuali.

"Tumben" Ucap bu yanti heran melihat banyak dari mereka yang mengumpulkan tugas tidak seperti biasa biasanya.

"Mau males salah, mau rajin salah , mau ibu apa sih" Tanya candra seolah olah bersikap udah paling rajin mengerjakan tugas.

"Kok jawaban nya sama semua sih" Tanya bu yanti melihat satu persatu tugas murid nya itu.

"Kan pertanyaan nya sama buk, yaiyalah jawabnya sama juga" Kata joko yang duduk di sebelah sudut kiri kelas itu.

"Uffff untung lo pintar" ucap amel yang duduk di depan joko .

"Kecillll" Sahut sombong joko sambil menunjuk jari kelingkingnya menggunakan ibu jarinya.

Semua murid memberikan jempol ke pada joko sebagai tanda penghargaan karna udah berhasil mengecoh bu yanti.

"Iya juga ya " Jawab bu yanti.

Tringggg,,,,
Tringggg,,,,

Bel sekolah berbunyi yang membuat semua orang berlarian menuju kantin.

"Auww" Ringis ara saat tak sengaja tubuhnya tertabrak oleh amel entah sengaja atau tidak tapi sekarang ia tersimpuh  di lantai.

"Upps sorry" Ucap amel tanpa dosanya, lalu pergi meninggalkan ara yang masih terduduk di lantai.

Ara ingin bangkit dari duduk nya dan mau berdiri.

Ter seketika ia menatap ke atas karna ia melihat sok sok tangan yang mencoba ingin membantunya.

"Gausah saya bisa sendiri kok" Ucap ara menolak pertolongan dari orang itu.

Karna dia sudah tak percaya lagi dengan seseorang , dia takut nanti pas menjabat tangannya  lalu di lepas kan kembali bukan niat menolong tapi menambah luka yang ada.

"Tenag aja gw ga jahat kok" Ucap gadis itu lagi membantu menaikan ara dengan memegang bahunya ara.

"Makasih" Ucap singkat ara saat ia udah berdiri dari duduknya di lantai.

"Btw lu mau kemana ? Ouh iya berkenalkan dulu nama gw Annisa lo bisa panggil gw ica atau aca.

"Kalo panggil oca bisa ngak " Tanya ara sambil tertawa kecil.

Yaa bisa di bilang ara tertawa bahkan tersenyum bisa di hitung pake tangan sangkin jarangnya dia tertawa dan tersenyum saat dia kehilangan bundanya.

" Seterah lo aja deh" Ucap Annisa juga tertawa kecil.

"Oo iya lo mau kemana? "

"Kantin, lupa bawa bekal tadi " Ucap ara sambil berjalan.

"Yaudah ayo bareng" Ucap Annisa.

                                 ***

"Ehh ken kok lo bisa buat tugas sih ken tadi, biasanya ogah liat buku aja kaga lo di rumah kata nyokap lo.

" Lo lupa apa oon sih, apa gunanya tuh si cupu kalo ga gw manfaatin"ucap ken tanpa ada rasa bersalah karna telah menyuruh nyuruh orang untuk melaksanakan kewajibanya sendiri sebagai seorang pelajar.

"Oo iyaa, anjirr curang lo kenapa ga bilang sejak semalem sih kan gw juga bisa nitip" Ucap leo sambil menyedot habis susu putih dingin yang di pesannya.

" Tau lo kan tadi ga usah capek capek nyalin lagi " Timpal candra.

Sedangkan radit asik dengan game online nya tanpa menghiraukan  celotehan celotehan dua temannya ini.

Gimana?
Minta komen kalian donk di cerita ini .

Suka ngak suka ceritain aja gapapa kok 🙂

Yaudah jan lupa vote and komen nya yaa

Pay bayy 🖐🖖











ARKENWhere stories live. Discover now