badboy vs sadgril 06

17 7 1
                                    

Tok tok tok,,,

"Permisi" Sahut arken di depan  pintu minialis yang berada di hadapan nya sekarang ini.

Ara kebangun karna mendengar ketukan pintu dari luar kamar nya, ada perasaan takut dan cemas serta penasaran dengan orang yang mengetuk pintu kamar nya di tengah malam begini.

"Siapa?" Tanya ara di sebalik pintu kamar nya dengan nada sedikit takut.

"Arken" Jawab arken dengan santai nya.

"Ufff" ara merasa sedikit lega mendengarnya.

"Ngapain lo kesini? Dan kenapa juga harus lewat sini kan bisa lewat bawah" Ucap ara di balik jendela kamar nya dengan nada sedikit judes

" Di bawah gelap dodoll, makanya gue lewat sini karna disini doang yang lampu nya hidup".

"Oiyaa, lupa hidupin lampu" Ucap ara panik dan sembari memukul jidat nya.

"Buka pintu dulu boleh kali". Ucap arken lagi saat melihat ara akan pergi ke lantai satu rumah nya itu.

Ara membukakan pintu dan langsung pergi ke lantai satu rumah nya untuk mengotak ngatik saklar saklar yang ada dalam  rumah minialis tersebut.

Arken menunggu kedatangan gadis itu sambil duduk di atas meja belajar ara, sambil memperhatikan poster poster serta gambar gambar yang di tempel di dinding kamar ara.

"Lo ngapain kesini?, besok gue ga sekolah dan juga besok ga ada PR" Ucap ara to the poin agar cowok di hadapan nya ini lekas pergi.

"Gue tau kok besok ga ada PR" Ucap arken memperhatikan ara yang berjalan ke ara tempat tidur nya dengan kaki sedikit tenjak.

"Terus!?".

" Gue cuma mau minta maaf, karna ulah gue dan teman teman gue lo jadi ke usir tadi sama pak salman" . Ucap arken sambil menatap kaki ara yang penuh dengan darah yang sudah mengering dan juga terdapat kulit yang mengelupas.

"Cihh, bisa minta maaf juga ternyata" Ucap ara memalingkan wajah nya dari arken.

"Lo gapapa? " Tanya arken menghiraukan ucapan ara .

"Gapapa" Ucap ara masih memalingkan wajah nya.

"Lo oon banget sih, masa luka seperti itu lo biarin, ntar amputasi baru tau rasa lo". Ucap arken yang geram melihat kecerobohan ara.

"Gue takut darah, puas lo!".ucap ara meringis dan mengayun ayun kan kaki nya saat merasakan nyeri di kaki  itu kambuh kembali.

Saat pulang sekolah tadi ara berlarian keluar tanpa menghiraukan  sesuatu yang akan membahayakan nyawanya sendiri.

Hal hasil ia di tabrak oleh sepeda motor yang mana membuat lutut nya terpental ke aspal.

Ara lansung menghentikan ojek yang saat itu berlalu di hadapan nya, dan memilih langsung pulang kerumah nya yang tidak terlalu jauh dari sekolah itu.

Ara takut dengan darah, dan saat melihat kaki nya yang tiada henti mengeluarkan  darah, ara panik dan lansung pingsan di tempat tidurnya dengan seketika.

" Obat p3k lo mana? Sini gue obatin".tanya arken yang panik saat melihat ara menangis.

"Itu di atas lemari". Jawab ara sambil menunjuk lemari pakaian nya.

Arken mengambil dayung dan air di dalam kamar mandi ara.

Arken mengambil kaki sakit ara,
dan membasahi kapas untuk membersihkan  darah darah yang membeku dan kotoran pasir yang terdapat di sekitar luka ara.

Ara mengelengkan kepalanya sambil menjauhkan kaki nya dari tangan arken. Sembari menatap dalam dalam arken. Expresi nya seolah menggambarkan ketakutan nya.

"Gapapa, ga sakit kok" Ucap arken meyakinkan ara agar mau membersihkan luka nya.

"Setelah selesai, membersihkan arken memberi luka pada kaki ara sedikit betadin, " Aukkh" Ucap arken reflek saat tangan nya tak sengaja di cengram ara dengan begitu kuat tapi arken memaklumi itu.

"Masih sakit?" Tanya arken lagi saat selesai memberi perban pada kaki ara.

"Enggak".jawab ara sambil memperhatikan kain putih yang melingkar di kaki nya itu.

" Tadi kalo ga ada gue, lo bakalan tahan gitu luka lo tanpa harus buat apa apa?" Tanya arken yang kesal dengan kebodohan ara ini.

"Tadinya mau nunggu bi asih, biasanya dia yang memgobati luka gue, tapi gue baru ingat tadi pagi bi asih izin pulang kampung menjenguk ayah nya yang sakit".jawab ara dengan polos nya.

Arken hanya keleng geleng kepala tak tau harus bicara apa lagi. Karena tidak ada gunanya juga.

" Kalo ga ada perlu lo boleh pergi, dan juga thank atas semua ini" Ucap ara sambil berjalan ke meja rias nya untuk membuka kepangan rambut nya itu.

Arken mau pergi tapi ia merasa tak tega dengan melihat kondisi ara saat ini. Ada perasaan bersalah yang timbul dalam hati nya dengan begitu saja.

"Aduhh" Ucap ara meringgis saat ia kena lentingan karet yang putus saat ia membuka kepingan rambut nya.

" Jadi anak manja banget sih".ucap arken berjalan mengambil satu rambut ara yang masih terikat itu sambil membukakan ikatan nya.

"Biasanya juga bisa sendiri kok,
Salahin tuh karet nya ngapain pake putus segala".ucap ara sambil ngomel ngomel ke benda yang berbentuk lingkaran itu.

Hal hasil membuat arken senyum karena gemes liat ara yang ngomel sambil mencabik kan bibirnya.

"Nihh" Ucap arken menyodorkan ikat rambut ara.

Ara menyisir rambut menggunakan  sisir dan sesekali menggunakan tangan nya untuk merapika rambut nya dan mengeluarkan poni tipis tipis ala ala Korea nya itu.

"Cantik" Ucap arken reflek matanya tak berhenti menatap lekat lekat wajah ara yang cantik nya bak artis bahkan lebih cantik dari artis yang pernah dia lihat.

"Hah" Sahut ara yang pura pura tidak mendengar apa yang telah di ucapkan arken.

"E-engak tuh baju batik lo cantik".
ucap arken sedikit gugup sambil menunjuk beberapa baju ara yang tergantung di belakang pintu masuk kamar ara dan memilih melipat tangan di atas dadanya.

" Iya, tau kok cantik "ucap ara dengan pd nya.

" Dihh, kepedean lu " Ucap arken sambil mendorong kepala ara menggunakan jari telunjuk nya.

Seketika tawa mereka pecah begitu saja, dan melupakan  sejenak permasalan yang terjadi diantara mereka.











              

                 Arken Tahta Raider
   

Ooo Haii
Pay bayyy,,,,

Follow my ig qu ya

@hatifaoktaviani

ARKENМесто, где живут истории. Откройте их для себя