#SEV_12 SEMBUNYI

9 0 0
                                    

"sampai kapan Del, lo mau sembunyi, kasihan suami kamu," tak ada siapa yang tahu, Adel bersembunyi. Lepas insiden kemalangan tempoh lalu sewaktu mahu hantarkannya ke rumah sakit. Seluruh ahli keluarga nya ingat dia sudah meninggal dunia.

"Ga tau Mod, gue cuma mau mas Pasha bahagia di samping Fia, tanpa ada aku."

"Gue dapet khabar berita dari Enda, mas Pasha udah ga keruan lagi."
"Mereka udah ga jadi anak band lagi kan? Di mana ya mereka sembunyi?"
"Enggak tau, mereka rahsiain tempat mereka sekarang."

"Eh gue keluar bentar ya,"
"Lorh, lo mau kemana? Bahaya Del nanti ketahuan."
"Gak usah khawathir, gue bisa jaga diri."

Adel teringin makan kuih, dia ke pasar yang menjual pelbagai makanan. Adel pakai sweater Hitam supaya dapat sembunyikan mukanya.

Sufia mahu cari makan petang, dia cukup suka beli di pasar malam Surabaya. Tengah Sufia pesan opor ayam, Sufia perasan seseorang di sebelahnya bersweater hitam turut pesan opor ayam. Sufia cuba intai orang yang sembunyikan mukanya, sebab dari hanya susuk tubuh perempuan itu Sufia seolah cam tak cam.

"Kak Adel?!!" Sungguh Sufia terkejut.

Segera Adel pecut lari bila Sufia dapat tahu kewujudan diri Adel. Sufia juga kejar Adel yang lari daripadanya dengan perlu redah orang ramai yang bersesak di Pasar Malam Dharmahusada.

Adel yang pecut lari tersadung batu buatkan dia jatuh.

Sufia dapat tahan Adel yang hendak lari daripada nya.

"Teteh, teteh masih hidup?"
"Gak!! Gue bukan Adel!!" Lekas Adel tinggalkan Sufia. Sufia nak kejar dia, hilang dari pandangan sekelip mata dan sepantas kilat.

Sufia balik ke banglo semula, Rowman yang kawal banglo tengok Sufia dah balik tapi dengan muka murung.

"Fia kenapa?"

Sufia pegang lengan tangan Rowman.

"Saya nampak teteh Adel tadi."
"Hah? Serius? Mungkin kembaran barangkali."
"Tak Rowman, saya kenal Adel, saya yakin dia masih hidup."
"Oke besok gue dengan Enda cariin Adel, dimana Fia ketemu dia?"
"Pasar Malam Dharmahusada,"
"Baik, besok juga kami cari. Dan pastikan dia ke sini."

Pasha semakin pulih dari lumpuh ingatan. Runtin harian Pasha suka tengok kolam ikan di belakang banglo.

Enda, Oncy Rowman dan Makki berkumpul di ruang bilik CCTV sementara Sufia suap Pasha makan di tepi kolam.

"Serius? Mungkin imiginasi Fia doank Enda, mana mungkin. Mustahil."

"Benar, besok kita coba cariin dia di Pasar Malam Dharmahusada,"
"Oke, kalau benar alhamdulillah, kita usaha aja."

Misi mereka bermula, Makki beri tugasan. Enda, Oncy dan Rowman pergi cari ke lokasi yang dimaksudkan. Hanya Makki Tinggal di banglo.

"Kan gue udah bilang, lo jangan keluar sesuka hati. Bahaya. Siapa yang cam lo?"
"Fia Mod," kembang kempis nafas Adel macam baru lepas kena kejar dengan hantu.
"Lepas ini kalau lo mau apa-apa beri tau gue."
"Oke.."

"Eh lepasin gue, lo Siapa?"

Sebuah van culik Adel masa Adel degil tetap nak keluar masa Maudy tiada di rumah, bawa ke tempat yang tidak diketahuinya.

"makasih ya, kamu selalu ada untuk aku."
"Iya mas," walaupun kini Pasha tidak ingat Sufia isterinya, Sufia tetap terima ketentuan Ilahi.

"Aku mohon, balikin ke suami kamu Adel, biar Pasha segera sembuh."

Enda merayu kepada Adel,

"Fia masih berstatus isteri kepada mas kan?"
"Iya,"
"Ya udah"
"Alhamdulillah, terima kasih Del,"

"Fia, ikut gue bentar."
"Okay,"

Sufia ikut Rowman ke bilik pejabat khas mereka di tingkat tiga. Kena naik lift untuk ke tingkat itu.

Masa lift terbuka, sungguh Sufia terkejut lihat perempuan di sebelah Enda.

"Teh Adel?"

"Sekarang kita bikin kejutan untuk Pasha."

"And malam ini kita buat party!" Sufia beri cadangan.

Malam ini mereka adakan parti kecilan.

"Mas, saya ada kejutan untuk mas."
"Kejutan apa Fia?"
"Wait and see.. hehehee."

Begitu Pasha terkejut, melihat seorang perempuan sebelah Oncy, sungguh tidak percaya apa yang dilihatnya kini.

"Sayang?!!"
"Mas.."

Lekas Adel peluk Pasha, Pasha menangis dalam gembiranya apabila isterinya sudah kembali. Sufia lihat sebentar Pasha dan Adel berpelukan lepas itu, dia ke swimming pool.

"Alhamdulillah sayang, Tuhan dengar doa mas,"
"Sayang minta maaf, terpaksa lakukan ini."
"Tolong ya, jangan tinggalkan mas lagi,"

Telefon Adel berbunyi, dia jauh sikit dari mereka semua.

PANGGILAN
"Alhamdulillah, eh lo kemana aja sih? Risau gue."
"Sorry Mod, bateri handphone gue kehabisan. Gue ada sama mas Pasha."
"Hah? Ihh gila! masa lo balikin ke dia? Bodoh amet lo Del,"
"Udahlah Mod, gue mau kembali seperti dulu. Terima kasih kerana jadi sahabat gue. Assalamualaikum. ..
EndCall

Oncy dapatkan Sufia yang duduk menung sayu merenung kolam renang.

"Fia,''

Sufia tak sedar dia mengalirkan airmata. Oncy yang sedar itu. Hatinya Dirundung pilu.

"Lo sedih ya, cemburu?"
"Enggak Oncy, saya rasa bersalah jadi penghancur kebahagiaan mereka."
"Gak Fia, jangan tanggapan begitu.''

Mereka berkumpul di ruang tamu,

"Alhamdulillah, akhirnya Adel kembali. Dan aku disini mau announcement."

"Memandangkan Pasha udah pulih, kalian dibenarkan memulakan kehidupan seperti biasa."

Tak ada siapa yang tahu hati Sufia ketika ini dari yang terdalam. Hanya Tuhan sahaja yang tahu.

"lebih baik lo ceraikan Fia Pasha, kasihan Adel kesihatan dia makin melemah." Maudy, rasa kesian lihat Adel serabut.

"Adel selalu ngomong ke gue ketika ketiadaan lo, luahkan perasaan dia ke gue. Cuman gue aja tempatnya mengadu Pasha, gue ga mau beritahu lo Karena Adel minta gua rahsiain."

"Terus apa inti nya nyuruh aku nikah sama Fia?"

"Dia mau lo ngerasa punya seorang anak Pasha. Kalau boleh, bisa aja ambil anak angket di rumah kebajikan. Ga perlu bermadu Tapi dia ga mau, dia mau lo ngerasa punya anak darah daging sendiri."

"Mana mungkin gue ninggalin Fia, Fia teman gue ketika kami kecil. Berat Mod,"

"And, Adel sentiasa ada bersama lo Waktu susah senang kan? Sentiasa temani lo. Fia? Pertemuan di waktu dulu yang hanya sementara. Dengarin omongan gue Pasha,"

"Nanti aja gue pikirin.. serabut kepala!"

"Sayang, cepet sadar.." Pasha sentiasa teman Adel yang belum sedarkan diri. Entah dari mana dia harus mulakan untuk ungkapkan kata yang mungkin menyakiti Sufia.

"Mod, tolong jaga Adel bentar."
"Lorh mau kemana? Ketemu cewek itu? Lo lebih pentingkan dia dari isteri lo Pasha,"
"Terserah mau ngomong apa."

LOVE IS HURT Where stories live. Discover now