❤06❤

435 59 5
                                    

💎💎💎

"Choi Aeri!"

Gadis itu melebarkan langkah melewati koridor, dia mengabaikan suara Haechan yang sejak tadi memanggilnya.

"Apa kau benar-benar tidak mendengarku?!"

Aeri masih dengan keteguhannya, enggan menanggapi Haechan yang masih mengekorinya. Kaki itu terus melangkah sampai akhirnya terpaksa berhenti saat seseorang baru saja menabraknya.

Aeri terhuyung ke belakang namun tubuhnya tidak sampai jatuh. Aeri menatap sosok gadis dengan rambut ikal itu kini menatapnya tak enak. "Maafkan aku Aeri-ya, aku sedang buru-buru dan tidak melihatmu. Sekali lagi maafkan aku."

Aeri tersenyum ramah. Ekspresi kesalnya tiba-tiba mereda saat melihat wajah khawatir gadis yang baru saja menabraknya. "Gwenchana, aku juga tidak terluka. Sebaliknya, apa kau baik-baik saja?"

"Em aku tidak apa-apa, sekali lagi aku minta maaf." gadis itu dengan segera pergi meninggalkan Aeri yang masih membeku di tempatnya.

"Akhirnya kau berhenti juga." Haechan memegang lengan Aeri dengan deru napas yang memburu.

"Lepaskan." Aeri menarik lengannya.

"Apa kau marah padaku?"

Pertanyaan itu membuat sang gadis dengan segera menatap wajah Haechan. "Memangnya apa kesalahanmu hingga aku harus marah?"

"Lalu kenapa kau tidak berhenti saat aku panggil?"

"Aku hanya terlalu sibuk untuk meladenimu."

Haechan tersenyum. "Arraso. Kau memang gadis yang sibuk tapi setidaknya izinkan aku menjelaskan kejadian semalam padamu."

Aeri menatap malas laki-laki itu. "Memangnya apa yang harus dijelaskan? Mengapa juga kau harus jelaskan semua padaku?"

"Aeri-ya, aku mohon padamu jangan seperti ini."

"Memangnya aku kenapa? Bukankah sudah jelas yang aku katakan tempo hari, saat kau dengan mudahnya mengatakan perasaanmu di tengah koridor." Aeri mendekat maju, menatap tajam wajah Haechan. "Aku tidak tertarik untuk berhubungan denganmu dan jika kau berpikir aku akan gelisah setelah melihatmu bersama seseorang tadi malam, maka kau salah besar. Aku baik-baik saja dan akan selalu baik-baik saja, mengerti?"

"Kau sungguh-sungguh dengan kalimatmu barusan?"

"Tentu saja."

Haechan diam sejenak, matanya menatap lekat gadis itu. "Tapi kenapa?"

"Apa maksudmu kenapa?"

"Kenapa kau tidak mau menjalin hubungan denganku?" laki-laki itu terlihat sedikit frustasi. "Aeri-ya, apa kau tidak bisa melihatku sebagai laki-laki?"

Aeri kembali mendesah. "Lee Haechan aku mohon, aku tidak ingin berdebat dan untuk perasaanmu, kau bebas melakukannya tetapi kau harus ingat jika aku tidak akan pernah membalasnya. Kau mengerti?" Aeri menepuk pundak laki-laki itu dan berlalu begitu saja membuat Haechan mendesah di tempatnya.

"Apa aku sejelek itu sampai dia tidak mau bersamaku?" dan tepat saat kalimat itu selesai terucap, segerombolan gadis berlari dan berteriak ke arah Haechan membuatnya melirik para gadis. "Benar, bahkan mereka semua memujaku seperti ini, lalu kenapa? Kenapa tuan putri itu tidak mau bersamaku?" Haechan merutuki nasibnya yang baru saja ditolak untuk kedua kalinya.

My Star ( My SUN Sequel ) CompleteWhere stories live. Discover now