24

145 22 12
                                    

Tok
Tok
Tok ...

Mendengar ketukan pintu, dokter lee yang tengah berada di dalam ruang kerjanya mendongkak menoleh ke ambang pintu.
Di sana di ambang pintu, haechan berdiri dengan senyum yang ia tujukan untuk sang ayah.

Dokter lee mengerutkan dahinya, tingkah haechan terlihat aneh di matanya.

Meski tak mendapat izin untuk masuk, haechan melangkahkan kakinya. Masuk, dan menghampiri ayahnya itu.

Tatapan penuh tanya haechan dapatkan. Lagi, haechan memberi dokter lee sebuah senyuman penuh arti.

" ada apa ..?" Tanya dokter lee, ia tahu pasti ada yang ingin di tanyakan putranya ini.

Haechan kembali tersenyum. namun di detik berikutnya, haechan menunjukkan wajah seriusnya.

" aku mau tanya .. tapi papa jawab jujur ya .." kata haechan. Dokter lee mengerutkan dahi tak paham.

" tadi jadwal jaemin kontrol kan ? .. gimana kondisi dia .. apa lebih baik ..?" Tanya haechan. Kini ia tak ingin berbasa basi lagi.

Tak menjawab. Dokter lee diam dan malah mendudukkan dirinya di kursi meja kerjanya.

" pa .." panggil haechan. Penasaran karena dokter lee tak menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.

Helaan nafas terdengar dari dokter lee, dalam posisi duduknya. Ia mendongkak menatap haechan dengan tatapan yang sulit di artikan.

Haechan mengerutkan dahi. Ia pun memilih duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerja ayahnya itu. Haechan dan dokter lee kini duduk berhadapan.

Tak kunjung bicara, dokter lee kini menatap kearah pintu ruang kerjanya yang terbuka.

Mengikuti arah pandang sang ayah, haechan yang tak melihat siapapun mengerutkan dahinya.

" kondisinya semakin memburuk .. papa udah berusaha semampu papa .. dia juga rajin minum obatnya .. tapi tetap aja, tuhan punya rencana lain .." kata sang ayah. Seketika haechan terkejut.

Tiba tiba ia ingat pembicara jisoo dan jaemin di telepone. Jisoo bilang jika jaemin dalam keadaan baik, tapi ayahnya berkata lain. Apa mungkin jaemin berbohong kepada jisoo akan kondisi dia yang sebenarnya ? .. haechan berbicara pada dirinya sendiri di dalam hatinya.

Penasaran, haechan kembali mengajukan satu pertanyaan kepada sang ayah.

" tapi pa .. tadi siang jaemin nelepone jisoo .. kata dia kondisi dia dalam keadaan baik .."

Tak langsung menjawab, dokter lee menghela nafas dalam wajah yang tertunduk. Kemudian dokter lee mendongkak menatap haechan penuh arti.

" jaemin minta papa buat merahasiakan kondisi dia yang sebenarnya sama jisoo .."

Haechan kembali diam, ternyata benar dugaannya. Jaemin berbohong.

" pa .. apa gak ada cara lain buat nyembuhin jaemin ..?"

" segala cara udah papa coba .. bahkan kemoterapi pun udah jaemin coba .. tapi lagi lagi semua tergantung kehendak tuhan ... sekuat apapun usaha kita .. kalau tuhan bicara tidak maka hasilnya gak akan berubah .."

wajah haechan berubah memelas. Seketika lidahnya kelu. Tak bisa berbicara.

" sudah malam .. sana tidur .. besok kamu sekolah .." kata sang ayah memberi perintah.

Tanpa mengangguk haechan beranjak dari duduknya dan melangkah keluar.

satu yang keduanya tak sadari. Saat percakapan terjadi, jisoo berdiri di balik tembok mendengarkan semua pembicaraan haechan dan ayahnya.

Jisoo terkejut dengan satu fakta yang sebenarnya terjadi. Dalam posisi sembunyinya. Jisoo membungkam mulutnya menahan suara tangis yang sepertinya meronta meminta untuk di teriakan.

Ketika haechan hendak keluar, jisoo yang sadar akan hal itu bergegas pergi. Hingga kehadirannya tidak di ketahui oleh haechan maupun dokter lee.









..

dalam kamar yang terkunci rapat, jisoo menangis sejadinya.

Tangisan tanpa suara, begitu sakit terasa.

Ia tak ingin seisi rumah tahu jika ia tengah menangis meratapi nasib.

Larut dalam tangisan, jisoo dikejutkan oleh suara dering ponselnya.

Perlahan kepalanya bergerak, guna melihat siapa yang sudah menghubunginya.

Tiba tiba jisoo membungkam mulutnya, terkejut melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Nama jaemin tertera dengan jelas.

Dengan tangan yang bergetar jisoo mencoba untuk meraih ponselnya.

Sembari menggenggam ponsel yang terus berdering, jisoo mencoba membuat dirinya tenang. Bahkan satu tangannya mengusap air mata yang membajiri wajahnya.

Jisoo menarik nafasnya dengan begitu panjang, kemudian ia menghembuskan dengan cepat.

Merasa dirinya sudah lebih tenang, jisoo mulai menggeser tanda hijau diponselnya. Ia menerima panggilan telepone dari jaemin.

" hallo .." sapa jisoo. Suaranya ia buat sebaik mungkin, ia tak ingin jaemin sadar akan kondisinya saat ini.

" aku kira kamu udah tidur .. soalnya kamu lama jawab telepone dari aku .." suara jaemin dari seberang sana terdengar ditelinga jisoo.

Jisoo mencoba menahan diri dengan tidak mengeluarkan isakan.

" tadi aku dari kamar mandi .." kata jisoo, berbohong. Tentu saja itu harus ia lakukan.

Kekehan terdengar dari seberang sana. Jaemin tertawa. Mendengar suara tawa jaemin membuat air mata jisoo mengalir begitu saja. Namun lagi lagi jisoo berusaha menahan isakannya.

" kamu belum ngantuk .. udah malem tidur sana .."

" kamu udah minum obat ..?" Bukan menanggapi kalimat yang jaemin ucapkan, jisoo malah memberi jaemin satu pertanyaan.

" udah .. baru aja aku selesai minum obat .. kamu tidur sana .. "

Dalam air mata yang berlinang. Jisoo tersenyum. Namun senyum jisoo terlihat penuh kepahitan.

" kamu juga tidur ... istirahat ..biar kondisi kamu jauh lebih baik dari hari ini .." kata jisoo. Lagi, air mata mengalir semakin membasahi pipinya.

Hening, tak ada jawaban dari jaemin. Jisoo pun memilih diam.

Hingga akhirnya suara jaemin kembali terdengar di telinga jisoo.

" ya udah aku mau tidur .. kamu juga tidur ya .. selamat malam .."  kata jaemin.

sambungan telepone pun berakhir, perlahan jisoo menurunkan ponselnya yang bertengger di telinganya.

Jisoo menggenggam erat ponselnya. Wajahnya mengadah keatas menatap langit langit kamarnya.
Bahu jisoo bergetar. Ia kembali menangis.












...

Jaemin melempar ponselnya dengan kasar keatas tempat tidurnya.

Entah kenapa ia merasakan sakit di hatinya ketika ia berbicara dengan jisoo di telepone.

Pasti karena ia terus berbohong akan kondisi yang sebenarnya .. pikir jaemin.

Jaemin menarik rambutnya frustasi. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dengan telepak tangan jaemin menutup wajahnya.

Tak lama, jaemin menjauhkan telapak tangan dari wajahnya.

Jaemin kembali menari rambutnya kebelakang, kemudian ia memejamkan matanya. Dalam mata terpejam tiba tiba air matanya jatuh. Jaemin menangis ...


















...

Bersambung ...






Jisoo tau jaemin bohong .. gimana donk ..




See you ..

give your heartWhere stories live. Discover now