33

921 95 25
                                    

Emmm, sooooo aku mau jelasin dulu bentar tentang kondisi Chaeyoung ya. Mungkin di sini ada yg bertanya-tanya kenapa Chaeyoung tiba-tiba begitu di chapter sebelumnya? Chaeyoung setelah mengalami kejadian semasa kecilnya menyisakan trauma mendalam. Dia mengidap Post Traumatic Stress Disorder  (PTSD).

Loh? Gak berobat ke psikolog? Sudah, dia sudah mengunjungi psikolog, dan sewaktu di masa perkuliahan dia dinyatakan sudah membaik tetapi sewaktu-waktu bisa kambuh kalau mendengar bentakan atau makian.

Karena itu dia breakdown kemarin karena mendengar bentakan dan makian dari ayah Mina. Terus kok selama ini dia kayak baik-baik aja? Sekali lagi dia baik-baik aja selama dia tidak mendengar kata-kata toxic dan dibentak. Dan selama ini dia selalu menyerahkan segala sesuatu yang mengandung konflik di kantornya kepada Tzuyu. Jadi dia hanya menyelesaikan masalah administratif saja, seperti tanda tangan persetujuan dan lain-lain boss mah bebas. Oleh karena itu Tzuyu sangat berperan penting dalam kehidupan seorang Chaeyoung.

Okeee.. kita lanjut ke ceritanya











Enjoy!!

Typo alert!!!










"Kau! Anak monster! Aku tak pernah menginginkan anak jelmaan monster sepertimu!" Bentakan seorang pria terdengar memekakan telinganya. Balok kayu yang dipegangnya hendak melayang ke arahnya. Namun tubuh wanita paruh baya tiba-tiba melingkupi tubuh kecilnya. Alhasil tubuh wanitu itu yang terkena pukulan balok.

Braakk

"Lihat apa kau dari anak monster itu?! Dia bukan anak kita! Kenapa kau melindunginya?" Bukannya menyesal pria itu sekarang membentak wanita itu.

"Dia anakku! Apapun kondisinya, dia adalah anakku! Dia lahir dari rahimku!

Plak

"Kurang ajar!" Bak api disiram bensin, amarah pria itu semakin menjadi mendengar penuturan wanita di hadapannya.

"Hentikan. Ku mohon, hentikan! Jangan bertengkar! Jangan pukuli ibu, ayah ku mohon!"

Brukk

"Ibuuu! Ibu! Bangun!"

Lalu, tiba-tiba tubuhnya terasa melayang dan saat ia lihat ayahnya telah mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi. Dia berontak, terus berontak dan terus memanggil ibunya yang sudah tak sadarkan diri di bawah.

"Ibu! Ibu!"

"IBUUU!"

"Chaeyoung! Oh, syukurlah kamu akhirnya bangun juga." Mina memeluk tubuh Chaeyoung yang dibanjiri keringat. Dia tidak peduli. Chaeyoung awalnya tidak merespon pelukan Mina namun akhirnya membalas juga. Chaeyoung memeluk Mina sangat erat, seolah seluruh hidupnya bergantung dari sana.

"Mina" panggil Chaeyoung lirih, yang dibalas deheman oleh Mina.

"Jangan tinggalkan aku." Seloroh Chaeyoung masih tetap pelan. Kepalanya ia surukkan di perpotongan leher Mina.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang