34- Terungkap

81 43 10
                                    

Happy read guys(^^)

Putar mulmednya, yuk!

"Gue tau lo lelah, tapi semesta memang seperti ini. Dia akan terus menuntut lo untuk menjadi kuat. Semakin dia kejam, lo harus semakin tajam."

-Abdina putri qiasa-
(Author)

🌸

***


Lalu Raika beralih melihat Zenita dengan pandangan meremehkan. Meluruhkan tubuhnya tepat pada samping diri Zenita. "Zenita Afiyah Bahira, satu fakta dalam hidup lo yang harus banget lo tau. Kalau Abang lo itu, jatuh cinta sama adeknya sendiri sampe menghalalkan segala cara untuk bisa milikin lo seutuhnya."

Satu hal lagi yang mencambuk hati Zenita. "Bohong!" tampiknya tak terima atas perkataan Raika.

"Asal lo tau, orang yang berpengaruh penuh dalam keberhasilan hubungan gue sama Daniel yaitu Abang lo. Arsal."

"Dan, karena lo juga gue hampir mati ditangan Arsal!"

#Flashback on

Braak!

Sebuah pintu terbuka dengan paksa, langkah kaki jenjang itu memasuki sebuah rumah megah. Matanya menyorot tajam dan rautnya mengutarakan ada benak-benak yang tak terbilang.

"RAIKA!" raungnya dengan urat-urat yang jelas kentara di lehernya.

"Akhirnya kesayangan datang juga, sini dong duduk ngeteh bareng." Dengan santai ia menyahuti panggilan Arsal seraya menyesap teh yang ada pada cangkir di genggamannya.

Tanpa babibu Arsal menarik kencang gaun bagian punggung yang Raika kenakan sehingga menimbulkan robekan yang cukup lebar.

Dan tanpa belas kasihan Arsal menggoreskan pisau kecil yang sedari tadi ia genggam pada punggung mulus milik Raika.

"Argh! Sa-sakit, Sal," desisnya menahan rasa perih pada tubuh bagian belakang miliknya.

Sepertinya darah iblis sudah mulai mengalir pada tubuh Arsal, ia langsung menarik kasar surai panjang Raika hingga membuat sang empu mendongak. "Pengkhianat lo, bicth! Lo ngelanggar pola main kita, lo ngelakuin hal fatal! Lo tau itu?! Ha?!" berangnya tepat pada telinga Raika.

"Kalau gue tau cara main lo gini, udah gue habisin si Daniel lebih dari target yang lo kasih. Lo sportif dong! Gue nggak nyentuh Daniel, ya lo juga jangan sentuh Zenita!"

Wanita itu hanya tertawa melihat kebodohan Arsal. "Kalau tu cewe ma-mati, pasti Daniel ja-jadi mi-milik gue 'kan?"

Arsal yang geram akan perkataan Raika pun menekan lebih jauh pisau yang menancap pada punggung wanita itu.

"Arghhh! Keparat! Le-lepasin gue, bastard!"

"Gue nggak akan berhenti sebelum lo ngerasain berkali-kali lipat dari yang gadis gue rasain!"

Arsal dengan membabi-buta menyayat punggung Raika yang sudah cukup berlumuran darah karena ulahnya.

"Sshh! Lepa-sin gue!"

Arsal menyeringai, dengan senangnya ia menjauhkan kedua tangannya dari pada tubuh Raika yang sudah terbujur lemas di sofa.

Raika menghela napas lega, Arsal sudah membaik pikirnya. Namun, rasa lega itu sirna dalam sekejap.

Zeniel (END)Where stories live. Discover now