Anna's Figure in Fanfiction

113 50 2
                                    

Chanyeon pangling dengan wanita yang tampak dalam layar laptop-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chanyeon pangling dengan wanita yang tampak dalam layar laptop-nya. Tepatnya pangling dengan gaya rambut Diana yang pendek sebahu, masalahnya dari hasil stalking hanya menemukan foto Diana dengan rambut panjang.

Chanyeon juga menyukai senyum Diana, sekalipun menurutnya Diana tidaklah secantik wanita pribumi di sini, tetapi gadis ras melayu ini sangat manis saat tersenyum. Dan suara riang gadis ini entah kenapa terasa sangat bersahabat di runganya; barangkali sebab ia pernah mendengar suara ini dalam kenangan yang ada, walau dengan nada pilu.

"Andai saja Anda tidak menyembunyikan diri Anda, saya tidak akan telat berterima kasih seperti ini, Euisa-nim," ungkap Chanyeon setelah sebelumnya mengobrol ringan seputar menanyakan kabar.

"Hmm, maaf, Chanyeon-ssi." Diana menjawab singkat dengan nada rikuh.

"Saya 'kan jadi salah memberikan hadiah," balas Chanyeon yang dibaluti kelakar.

"Oh, jelaslah tidak salah, dia juga yang menolong Anda, dia membantu saya membawa Anda ke rumah sakit pada saat itu," sangkal Diana.

"Memang, tetapi saya tetap merasa tidak enak hati."

"Jangan sungkan, Chanyeon-ssi."

"Baiklah. Sekali lagi, terima kasih, Euisa-nim ...."

"Sama-sama. Jangan sungkan, Chanyeon-ssi."

Sekon kemudian mereka kehabisan topik.

Entah kenapa sosok Chanyeon yang biasanya tidak pernah kehabisan topik jika mengobrol dengan orang lain, kini malah tenggelam dengan bisu dan memilih mengamat wajah Diana dalam layar laptopnya. Ia menjadi teringat ajang stalking pada perempuan satu ini, bahkan hingga mencurigai sesuatu menganggap sosok ini adalah Anna, tetapi kini ia merasakan mereka berdua begitu kaku dan jelaslah tidak pernah saling mengenal sebelumnya, sisa keakrabannya dengan Diana pagi ini hanyalah soal idola dan penggemar yang sangat wajar.

Sedangkan, Diana sendiri dari awal sudah bingung hendak mengatakan apa. Ia hanya mengikuti alur pembicaraan Chanyeon. Namun, mendadak Chanyeon membisu lama dan hanya menatapnya, ini sangat tidak membuat nyaman, berhasil membuat dirinya merasa seolah menjadi sosok pemalu sejati bukan sandiwara.

Diana memalingkan pandangannya, ia sangat tidak nyaman mendapati Chanyeon malah seperti melamun menatapnya berketerusan, itu berhasil membuat jantungnya mendebar hebat karena kasamaran dalam dirinya ini, lolos membuatnya serakah dengan menerka-nerka "Apakah dia bisa merasakan keberadaan Anna sekarang?".

"Maaf, Euisa-nim ...."

Nada bass Chanyeon meminta maaf barusan membuat Diana merotasikan pandangannya ke arah Chanyeon lagi. Dilihatnya Chanyeon menatap rikuh atas laku tidak menyamankan yang baru disadarinya ini.

"Untuk?" Malah pertanyaan bodoh yang dilontarkan Diana dengan kepura-puraan tidak tahu maaf soal apa.

Chanyeon sendiri membulatkan netranya. Ia ingin menjelaskan soal maafnya barusan karena tak sadar memandangi Diana cukup lama, tetapi egonya juga enggan menjelaskan itu. Berakhir Chanyeon tergagap membuat alasan lain.

Go BackWhere stories live. Discover now