Chapter 13

2.4K 337 77
                                    

^HAPPY READING^

*

*

Sasuke melihat Hinata yang sedikit menunduk untuk membersihkan darah di tangannya dan mengobatinya, Sasuke memusatkan tatapannya di setiap inci wajah Hinata. Wajahnya begitu mungil dengan pipinya yang agak tembem, warna matanya yang keunguan, rambut panjang berwarna indigo yang ia gulung sembarang membiarkan beberapa helai yang terjadi. Ia begitu menggemaskan

"ini sudah kedua kali, Sasuke"

"apa?"Sasuke bingung apa yang di maksud Hinata.

"aku mengobati lukamu"Sasuke melihat tangannya yang sudah di perban, bagus juga ternyata. Hinata sudah cocok jadi perawat? Ah tidak..tidak..jika dia jadi perawat maka ada kemungkinan ia merawat pria kan? Entah jelek, tampan, tua, anak kecil tetap saja mereka pria kan?.

"dan terimakasih karena sudah mengobatinya"Hinata hanya mengangguk dan membersihkan kapas yang penuh dengan darah.

"Kau tak ingin mengganti bajumu?"Sasuke hampir saja tertawa melihat wajah kaget Hinata. Apa yang di fikirkan otak kecilnya itu?.

"tadi kau menyeka darahku dengan bajumu"

"hehehhee...oh itu, biarkan saja, aku sudah mengantuk"setelah selesai menyelesaikan semua peralatan P3K yang tadi ia ambil dan menutup dan meletkannya di meja samping tempat tidur

"kau tak mau bertanya?"

"tidak"sahut Hinata langsung tanpa berfikir.

Sasuke mendesah pelan ia fikir Hinata akan bertanya tentang apa yang terjadi. Misalkan mengapa ia memecahkan gelas di tangannya? Siapa wanita yang ia maksud atau sebagainya. Tapi sepertinya Hinata tak ingin tahu tentang hidupnya, mungkin baginya semua itu tak penting. Hinata tak begitu penasaran tentang dirinya

Hinata begitu penasaran setengah mati....

Tapi ia tak bisa bertanya, bagaimana jika Sasuke mengatakan bahwa wanita itu adalah cinta pertamanya, seseorang dari masa lalunya yang belum ia lupakan. Jika ada benci di hati pada wanita itu maka ada juga cinta yang teramat besar dan Hinata terlalu pengecut untuk bertanya, ia pernah mendengar seorang pria yang mengaku mencintainya namun pada akhirnya hanya bullshit belaka.

Sedangkan Sasuke meski sering mengganggunya setidaknya pria ini sudah mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ia membenci wanita yang entah siapa namun bagi Hinata kalimat tersebut hanya menegaskan bahwa sepanjang hidupnya Sasuke tak akan bisa melupakannya dan cukup, hinata tak mau terluka.

"Sasuke...ayo tidur"Sasuke mengangguk, ia berjalan ke kasur. Ia hendak membuka bajunya tapi pelototan tajam dari Hinata membuat Sasuke mengurungkan niatnya.

"tapi Hinata, aku sudah terbiasa tidur tak menggunakan baju"Hinata berdiri tepat di hadapan Sasuke yang duduk di kasur dengan melipat kedua tangannya tak lupa wajah mengancam.

"aku tak perduli. Jika kau masih mau membuka bajumu, silahkan saja aku akan tidur bersama Ino...SASUKE"pekik Hinata saat Sasuke menarik tangannya hingga terjatuh ke kasur dengan pria itu memeluknya erat.

"aku akan menggunakan bajuku tapi tidurlah di sini"

Hinata menyikut perut Sasuke hingga ia melepaskan pelukannya, Hinata berguling ke samping layaknya ulat bulu dengan segera ia meletakan guling di tengah-tengah mereka sebagai batas.

"Kau fikir itu cukup untuk membatasiku?"goda Sasuke.

"aku akan membunuhmu jika kau macam-macam"ancam Hinata, ini sudah tengah malam dan masih harus berhadapan dengan Sasuke lagi, ia sudah sangat mengantuk sekarang. Hinata pun menarik selimut hingga sebatas lehernya

MINE Where stories live. Discover now