Chapter 4

12.5K 1.3K 30
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Waktu berlalu dengan cepat dan sekarang Gretha sedang berkutat dengan keempat temannya. Sesuai kesepakatannya dengan kedua saudaranya, dia akan kembali ke mansion Visser selama beberapa hari kedepan. Dan keempat orang ini mencegahnya untuk pergi, oh, lihatlah wajah menyedihkan mereka. Dia hanya pergi sebentar lagian mereka juga akan bertemu di Pesta Eirich nanti.

"Bisakah kalian menyingkir dari hadapanku!," bentak Gretha kesal.

"Tidak, bisakah kau pergi dengan kami besok?," mohon Megan dengan wajah melasnya.

"Tidak. Lihatlah siapa di kereta itu," tunjuk Gretha pada Lars dan Eirich yang menatapnya.

Mereka mengarahkan wajahnya kearah kereta dan melihat wajah sangar dan angkuh milik Lars dan Eirich. Mereka mendesah sedih. Tak mungkin mereka protes pada Lars dan Eirich yang terkenal kejam itu. Kenapa Gretha harus berasal dari keluarga Visser yang memegang kendali militer kerajaan Defras. Gadis cantik seperti Gretha tak cocok berada di keluarga Visser.

"Sampai jumpa di pesta" ujar Gretha memeluk mereka satu persatu, kecuali Luc dan Niels. Dia tidak bisa memeluk kedua lelaki itu, ada alasan dibaliknya.

.
.

Saat ini Gretha berada di kereta bersama, dua kakak sialannya. Disepanjang jalan, Gretha menatap keluar jendela, dia malas menatap wajah dua orang di hadapannya ini. Menatap Padang rumput luas di wilayah kekuasaan keluarganya.

"Etha, kamarmu sekarang pindah di mansion utama" ujar Eirich pada Gretha, membuka pembicaraan.

"Tidak. Kamarku tetap di paviliun," balas Gretha dengan sinis.

"Tapi, kamarmu di mansion utama lebih luas. Bukankah dulu kau ingin disana?," jelas Lars dengan lembut, memberi pengertian pada Gretha.

"Sekarang tidak. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang," dengan cepat Gretha menjawab ucapan Lars dengan nada tak suka.

"Jangan menyimpulkan sesuatu sesuka kalian. Kalian bahkan tak mengetahui apa yang kusukai dan tidak," tajam Gretha. "Jadi, diam dan perhatikan saja apa yang kulakukan. Ck, sangat menyebalkan saat seseorang berbicara seakan dia tau tentangku," lanjut Gretha dengan nada sarkas tak suka.

Lars dan Eirich terdiam mendengar perkataan Gretha. Itu benar adanya, mereka bahkan tak tau tentang adiknya. Apa yang dia sukai dan tidak, mereka tak tau. Dulu hanya ada kebencian untuknya tapi setelah kejadian itu mereka mengetahui seberapa putus asa Gretha hingga melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali.

Lars menatap Gretha sedih. 'Dia bahkan tak ingin menatap wajah kami. Sungguh lucu bila aku bilang tak suka keadaan ini' batin Lars.

Eirich tersenyum masam mendengar perkataan adiknya. Dalam ingatannya, dialah yang paling banyak menyiksa Gretha dibanding Lars. Dia bahkan menulikan pendengarannya saat Gretha memohon ampun padanya.

Why You Don't Love Me Duke? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang