Ragu

530 63 8
                                    

Di wisma tamu kirana dan jagat anindita tengah beristirahat,lebih tepatnya keduanya sedang berbincang-bincang dengan menikmati secangkir teh.

"kau yakin akan membantu mereka?"tanya kirana

"iya kenapa?"tanya anindita dingin

"entah kenapa aku merasa, mereka bukan orang baik"ungkap kirana jujur

"aku sempat berfikiran sama denganmu kirana, tapi ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari membantu mereka"ucap jagat anindita

"maksudmu?"tanya kirana

"jika kita menbantu mereka, maka artinya kita akan semakin banyak bertemu dengan orang padjajaran, yang artinya aku juga dapat mencari wanita itu"jelas jagat anindita

"tapi kau tidak harus membantu mereka juga bisa kepadjajaran anindita"ucap kirana

"tidak seperti itu kirana, kau bayangkan jika aku kepadjajaran akan ada banyak pendekar yang mengenaliku, dan yang aku takutkan jika aku sudah menemukan wanita itu maka ia akan celaka, kau lupa kata mendiang ibundaku,ibundaku pernah berkata bahwa sudah banyak orang yang mengetahui bahwa aku adalah seorang penjaga adyanareswari, dan kau juga tahu bukan bahwa banyak pendekar dari golongan hitam maupun putih yang meninginkan kematian adyanareswari"jelas panjang anindita

"kau benar anindita, tapi jujur saja aku masih penasaran dengan wanita yang dimaksud ibumu, dan lagian kenapa ibundamu haya memberikan informasi tentang wanita itu setengah-setengah"ucap kirana

"entahlah ibundaku memang aneh, sudahlah kirana lebih baik kita beristirahat ini sudah lewat tengah malam"ucap jagat anindita mengakhiri percakapan

Kirana hanya mengangguk,keduanaya segera menuju ranjang untuk tidur.

#pagi hari diistana padjajaran

Pagi hari diistana padjajaran sudah kemabali dibuat ketar-ketir, setelah semalam kian snatang sadar malam ini kondinsinya kembali memburuk, sebuah fakta mengejutkan diungkapkan oleh tabib istana

"sebuah racun menjalar dalam tubuh raden kian snatang dan juga nyimas rara santang"satu kalimat yang sampai saat ini masih terdengar jelas ditelinga semua keluarga kian Santang

Subang larang diam termenung menatap sendu kedua anaknya tak lupa airmata yang sudah timpah sedari tadi

Sementara Walangsungsang ia mengunci dirnya diwisma miliknya.

Kentring manik dan ambet kasih yang sedari tadi hanya saling melempar pandang,tak lupa juga keduanya berusaha memberikan semangat pada subang larang.

Sementara gagak ngampar dan prabu siliwangi keduanaya sedang rapat bersama para punggawa setelah mendapatkan laporan perihal surat peperangan dari lemah ireng

#pov kian santang dan rara santang

Di alam bawah sadar keduanaya mereka melihat dengan jelas ibundanya yang sedang menagisi mereka, namun dari keduanaya sama-sama tidak bisa terlepas dari tali-tali yang menjerat keduanya,semakin mereka memberontak samkin erat pula tali-tali itu melilit mereka, hingga keduanya benar-benar pasrah

"kalian tidak boleh menyerah begitu saja"sebuah seruan dari seseorang tanpa wujud

"ada allah yang akan membantu kalian"ucapnya sekali lagi

Kian santang dan rara santang saling pandang karena tidak paham akan maksud suara tersebut

"dia maha mengabulkan"ucapnya sekali lagi

Kian Santang dan rara santang sama-sama masih bergulat dengan pikiran mereka masing masing,keduanya sama-sama saling pandang seraya menganggukkan kepala seolah sedang berhubungan batin

YURA STORY (END) ✔️Where stories live. Discover now