up agyy
happy reading ayang
•°•°•
"gue dah nyerah ingetin lu, mau gimana pun lu perjuangin dia, kalo lawan lu tuhan itu gak akan bisa,"ujar seseorang membuat lawan bicaranya berbalik dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"j-jujur, gue sadar hal itu, gue gak mungkin rebut dia dari Tuhan nya, dan dia juga gak mungkin ngerebut gue dari Tuhan nya, tapi apa salah gue merjuangin orang yang gue cinta?"
"Gak. Sama sekali gak salah, tapi masalahnya lu merjuangin orang yang udah jadi milik orang lain Dib, sadar Dib!" mendengar lawan bicaranya berbicara seperti itu membuat air mata Diba luruh seketika, sementara lawan bicaranya hanya menatap Diba dengan pandangan datar.
"Gausah nangis, lu orang yang kuat, tunggu sini bentar ya."
Setelah mengatakan itu, cowok itu berlalu meninggalkan Diba sendiri di cafe, ya mereka sedang berada di cafe.
Di dalam hati ini hanya satu nama
Yang ada di tulus hati kuinginiMendengar alunan lagu serta suara sang penyanyi yang tak asing, membuat Diba mengalihkan perhatiannya pada cowok yang baru saja di temani nya berbicara.
Kesetiaan yang indah takkan tertandingi
Hanyalah dirimu satu peri cintaku
Benteng begitu tinggi sulit untuk kugapaiKaren, cowok yang menyanyi di panggung kecil di cafe itu pun mengalihkan tatapannya ke arah Diba sambil tersenyum, sementara Diba membalas senyuman dari Karen.
Hu-u-u ...
Aku untuk kamu
Kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin
Iman kita yang berbedaTuhan memang satu
Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi
Meski cinta takkan bisa pergiAir mata Diba kini menetes semakin banyak, dadanya sakit mendengar lagu yang di bawakan oleh karen, tak lupa suara serta cara pembawaan Karen membuat air mata Diba semakin banyak.
Benteng begitu tinggi
Sulit untuk kugapai
Hmm ...Aku untuk kamu
Kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin
Iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu
Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi
Meski cinta takkan bisa pergiBukankah cinta anugerah
Berikan aku kesempatan
'Tuk menjaganya...Seusai Karen menyanyikan itu, Diba langsung berlari ke arah panggung dan memeluk sepupunya itu, sementara Karen hanya tersenyum tipis dan menenangkan Diba.
"Wanna sing with me?"bisik Karen di angguki Diba yang sudah mulai tenang di pelukan nya, sementara pengunjung di cafe itu hanya bengong menyaksikan interaksi antara Diba juga Karen. Banyak dari mereka yang baper melihat interaksi kedua sepupu itu.
Ku tak mengerti
Betapa bodoh diri
Membiarkanmu pergi
Jauh dari hati, hm-mmKucoba mengobati
'Tuk punya kekasih lagi
Namun ku sadar diri
Hatiku di kamu, wo-ho-ohDi mana kamu?
Apakah kau rindu?
Sungguh susah buat lupa
Hati tak bisa berdustaWalau ku tahu
Kau bukan untukku
Tapi tetap kau terindah
Cinta tak salah
Aku yang salahHm-hm
Kucoba mengobati (ku t'lah mengerti)
'Tuk punya kekasih lagi (betapa bodoh diri)
Namun ku sadar diri (biarkan kau pergi)
Hatiku di kamu (jauh dari hati), oh-ohDi mana kamu?
Apakah kau rindu?
Sungguh susah buat lupa
Hati tak bisa berdusta (hati tak berdusta)Walau ku tahu (ho-ho)
Kau bukan untukku
Tapi tetap kau terindah
Cinta tak salah (memang tak salah)
Aku yang salah (tak salah), uh-ohCinta tak salah (aku yang salah)
Cinta tak salah (aku yang salah)
Ho-oh
Ho-oh (ho-oh)Di mana kamu?
Apakah kau rindu?
Sungguh susah buat lupa (sungguh susah buat lupa)
Hati tak bisa, tak bisa hatiku berdustaWalau ku tahu
Kau bukan untukku
Tapi tetap kau terindah (kau terindah)Cinta tak salah (aku yang salah)
Cinta tak salah (oh, aku yang salah)
Cinta tak salah
Aku yang (cinta tak salah)Usai membawakan lagu dari mahalini dan nuca yang berjudul aku yang salah itu, Karen juga Diba memutuskan untuk kembali ke rumah.
***
"Diva?"suara seorang pria mengalihkan perhatian wanita yang kini sedang duduk di mall sambil menikmati minuman nya.
Mendengar orang menyebutkan nama nya, membuat wanita yang di panggil Diva menoleh dan terpaku melihat cewek yang kini menatap nya dengan pandangan heran.
"L-loh Zara?"tanya Diva kaget, bagaimana tidak, ia diam diam menuju Jakarta hanya untuk mengawasi Kevin dari jauh, dan sekarang? Oh no, mati lu Diva.
"Kok lu ada di sini? Bukan nya harus nya di Bandung yah? Itu siapa Div?"sifat Zara yang cerewet kini muncul entah karena apa, padahal Zara sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan menanggapi Diva lagi, mengingat kelakuan Diva dulu di sekolah nya.
"Emm anu Ra, g-gue lagi ngejenguk saudara gue yang sakit, iya saudara gue, trus dia sepupu gue, namanya Asha,"ujar Diva dengan senyum manisnya membuat Zara mengangguk dan melempar kan senyum nya ke arah Asha.
"Zara,"menjulurkan tangannya kepada Asha, itu membuat senyum Asha terbit dan menautkan tangan nya kepada tangan Zara. "Asha."
"Zara! Kemana aja sih? Dari tadi Abang nyari-"perkataan Zero terhenti akibat melihat 2 sosok perempuan yang di temani oleh Zara sekarang ini.
"Lah Diva? Bukan nya lu di Bandung? Wah parah, malah kabur lo!"tuduh Zero sembarangan (ya walau emang bener sih) Membuat Asha membulatkan matanya tak terima.
"Heh, kak Diva ke Jakarta buat jengukin mamah nya Asha yah! Jangan asal tuduh, dasar bencong!"mendengar ucapan dari Asha membuat tawa Zara serta diva meledak, sementara Zero melotot tak terima dengan ucapan Asha.
"Apa? Bencong? Pala lu botak!! Gue cowok ye, cowok asli,"ujar Zero tak terima membuat Asha memutar bola matanya malas, kemudian menarik Diva pergi dari sana meninggalkan Zara serta Zero di mall itu.
"kita di tinggal zar?"tanya Zero tak percaya melihat dua gadis itu, sementara Zara yang mendengar ucapan kakaknya hanya memutar bola matanya malas.
"menurut lo?"tanya Zara ketus kemudian meninggal kan Zero sendiri
•°•°•
Hi! Back lagi nih, kembali dengan Versi yang udah di revisi, kangen ga nih?? Hahaha. Oh ya gimana puasanya? lancar gak? ada yang bolong nih pasti haha.
yeayy akhirnya! aku rombak alur the twins, and ya ubah judul cerita jugaa, suka gakk?? tunggu aja kejutan menarik dari Zara!, untuk info terbaru tentang cerita aku tunggu aja upload nya, info up nya bisa di cek di akun Instagram aku yah.
@eci.nltfyhh
@watt.padstyySee you next part.
CZYTASZ
ZARA dan kepahitan nya[ROMBAK ALUR + REVISI BERJALAN]
Dla nastolatkówjudul awal :: The Twins Dipisahkan bertahun-tahun dengan sang Istri membuat Ardan Sadewa Dirgantara, menjadi lelaki yang gila kerja, hingga pertemuan nya dengan anak muda membuat nya berubah. Pertemuan nya dengan klien nya itu siapa sangka akan memb...